Senin, 27 Maret 2017

Akhirnya Maesa Paskah diundur ke Agustus 2017

Jakarta, 27 Maret 2017. Ada suatu kejadian yang cukup melegakan didalam perebutan waktu pelaksanaan turnamen nasioal yunior di Indonesia. Awalnya keinginan selenggarakan turnamen nasional yunior di Manado dilakukan rekan rekan yang tergugah ingin bangitkan tenis di Sulawesi Utara, sehingga didaftarkan ke PP Pelti untuk tanggal 28-30 April 2017.
Kemudian dalam rapat PB POR Maesa di Jakarta juga dilontarkan keinginan mengalakkan pertenisan Sulawesi dikota Palu, dan rapat yang dipimpin oleh Ketua Umum PB POR Maesa disebutkan waktunya setelah Lebaran  yaitu awal Juli 2017.



Setelah dikomunikasikan dengan Pengda Pelti Sulawesi Utara kemudian didapatkan suatu usulan yaitu agar pelaksanan di Manado dilakukan setelah bulan April karena bulan April itu di Manado atau Sulut diramaikan dengan kegiatan Paskah, sehingga pejabat2 di Sulut akan sibuk dengan kegiatan Paskah. Maka idea tersebut disambut dengan baik oleh rekan2 di Jakarta. Maka didapatkan tanggal 12-14 Mei 2017 dan disetujui oleh rekan rekan di Pengda Pelti Sulut.

Tetapi tanpa diketahui kalau Maesa telah daftarkan juga ke PP Pelti untuk Maesa Paskah 2017 dikota Palu dengan tanggal 12-14 Mei 2017. Inilah masalahnya.

Kemudian oleh PB POR Maesa diundang rapat pada tanggal 17-19 Maret 2017. Tetapi tangal tersbut saya berada dikota Palu sehinga tdak bisa hadir dan minta kepada ketua Panpel Kejurnas Manado Open, Albert Polohindang dan pembina Yolanda Soemarno ikut hadir mewakili karena topik pembicaraannya masalah Maesa Paskah di Palu dimana bertabarkan dengan Manado Open di Manado.
Saypun sibuk ber komunikasi via WA dengan Ketua Umum PB POR Maesa dan Sekjen PB POR Maesa untuk menceritakan permasalahan sebenarnya. Karena saat itu saya berpegang dengan hasil Rapat PB POR Maesa dimana diputuskan Maesa Paskah di Palu bulan Juli 2017.
Tetapi untungnya keputusan Ketua Umum PB POR Maesa cukup bijaksana dengan mengalah untuk dipindahkan ke bulan Agustus 2017. Memang dalam keputusan tersbut ada pihak pihak yang tidak puas. Itulah dinamikanya tenis di Indonesia..

Tidak ada komentar: