Jakarta, 17 Februari 2017. Sebelum pertandingan Davis Cup antara Indonesia dan Filipina, saya mendapatkan pertanyaan dari rekan2 melalui WA setelah ada pemberitaan tik Indonesia yang terdiri dari David Agung Susanto, Sunu Wahyu Trijati, Aditya Hari Sasongko, Anthony Susanto dengan didampingi oleh Suharyadi selaku pelatih kepala tim nasional. Untuk diketahui ada perubahan bentuk dalam penanganan tim nasional yang dulu terdiri dari Goenawan Tedjo menggantikan Donald Wailan Walalangi selaku High Performance Director diikuti Andrian Raturandang selaku pelatih tim putra ( menggantikan Roy Therik) diikuti pelatih tim putri Sri Utaminingsih. Kemudian diubah menjadi Pelatih Kepala Suharyadi diikuti kedua pelatih yang tidak dirubah.
Tetapi hati kecil saya, pasti ada seusatu yang muncul didalam tim tersebut. Kecurigaan muncul disaat pergantian dari Goenawan Tedjo ke Suharyadi. Tapi agar tidak mengganggu jalannya pertandingan lebih baik saya biarkan saja keingin tahuan tersebut.
Saat hari Jumat dimana hari pertama pertandingan di Manila, saya ketemu adik sendiri yang juga ayah dari pelatih Andrian Raturandang. Kemudian terungkaplah masalah kecurigaan tersebut
Ternyata ada sedikit ketidak harmonisan muncul sebelum berangkat. Diceritakan kalau sebelum berangkat ada pertemuan dilakukan oleh Wakil Sekjen dengan tim tersebut disaksikan oleh Ketua Umum PP Pelti. Dikatakan dalam pertemuan diputuskan tim akan dibawa oleh Suharyadi yang menjadi pelatih dan merangkap Non Playing Captain. Dikatakan pula posisi Andrian hanya sebagai pembantu tim saja.
Oleh adik saya dikatakan pula kalau Andrian minta mengundurkan diri saja dari tim karena merasa tidak diperlukan. Tetapi kenapa akhirnya Andrian juga akhirnya menyusul karena menurut adik saya kalau saat itu anggota tim menolak kalau Andrian tidak diberangkatkan. Dan Suharyadi dengan bijakpun menolak kalau dia menggantikan posisi Andrian dalam tim.
Kejadian seperti ini sebenarnya merupakan skenario tentang rencana penggeseran posisi Andrian sehingga dimasukkan nama Suharyadi dengan maksud untuk mengadu dombakan antara Suharyadi dan Andrian Raturandang yang keduanya itu mantan petenis Davis Cup Indonesia.. Ini juga berdasarkan hasil pembicaraan sebelumnya saya dengan rekan rekan lainnya yang menceritakan rencana tersebut. Jadi dugaan akan digusurnya Andrian Raturandang sudah lama saya dengar. Jadi mendengar saat itu kalau Andrian dicopot sebagai Non Playig captain, sudah bukan barang baru. Tetapi sayapun belum mau bereaksi karena bukan urusan saya. Karena belum mendengar dari Andrian permasalahan tersbut. Jadi tungu saja jika sudah kembali.
Diceritakan pula oleh adik saya kalau Andrian sempat dinasehati oleh Ketua Umum yang saya anggap agak janggal. Yaitu diminta untuk dengar dengaran dengan wakil sekjen. " Wow, baru kali ini saya dengar nasehat seorang ketua umum kepada pelatih. Ada apa sebenarnya ?
Tetapi kalau saat itu mendengar kejadian tersebut maka dalam otak saya ada 2 kemungkinan yang bisa terjadi. Kemungkinan pertama adalah negatip yaitu secara keseluruhan sudah mengganggu ketentraman tim apalagi saat itu dikatakan kesempatan ini Andrian kembali dalam posisinya yaitu Non playing captain dalam tim Davis Cup. Berarti pengertian saya kesempatan kedua dicopot.
Kemungkinan kedua yang positip saja, yaitu justru memacu semangat tim untuk mengalahkan Filipina. Apakah bisa terjadi demikian ? Tetapi langsung saya berprediksi kedua saja bahwa tim Indonesia so pasti kalah. Di hari pertama ternyata ada kejutan yaitu Davud Agug Susanto berhasil memetik satu angka.Dan kedudukan 1-1. Tetapi setelah dua hari kemudian ternyata Indonesia kalah 1-4.
Oleh adik saya dikatakan permasalahan antara Wakil Sekjen dengan Andrian saat itu adalah masalah vitamin dari Satlak Prima untuk tim nasional. Dikatakan Andrian mendapatkan rekomendasi dari Satlak Prima kalau vitamin yang diberikan itu tidak layak untuk petenis. Andrianpun berdasarkan rekomendasi tersebut maka vitamin tersebut ditolaknya. Oleh Wakil Sekjen dilaporkan kalau pelatih yang menolak vitamin tersebut. Kenapa bisa begitu.
Ya, tugas berat untuk mengembalikan posisi ke grup I juga makin jauh. Putaran kedua agar bisa bertahan digrup II saja masih =tanda tanya jika masalah internal juga belum bisa diatasi.
Timbul lagi pertanyaan dalam diri saya, apakah kepengurusan saat ini yang akan berakhir ditahun 2017 ( belum tahu apakah Nopember saat Munas 2012 di Manado tetapi ternyata hasil Munas tidak dicantumkan kalau Munas berikutnya bulan Nopember 2017, hanya kota Banjarmasin ditunjuk sebagai tuan rumah), akan memberikan catatan buruk lagi dengan degradasi ke grup III yang belum ernah terjadi disamping tim Fed Ciup bisa kalah dai timFed Cup Singapore dan Malaysia. Catatan sejarah lainya adalah untuk pertama kalinya diajang SEA Games 2015 Singapore Indonesia tidak membawa medali EMAS satupun. Ini betul betul prestasi buruk diberikan oleh Ketua Umum PP Pelti 2012-2017..
1 komentar:
Saya mengidamkan tim tenis indonesia dapat berbicara banyak di kancah internasional.
teknik passing dalam bola basket
Posting Komentar