Jakarta.,25 Februari 2013 Sewaktu dalam perjalanan ke Palembang, saya terima telpon dari orangtua petenis pecinta RemajaTenis. Terima telpon sebagai wadah keluhan masyarakat tenis merupakan hal yang biasa. Ini karena saya selalu menerima semua keluhan ataupun permintaan rekomendasi ataupun apa namanya yang berkaitan dengan tenis karena mereka ini pendatang baru. Tapi kali ini saya dalam perjalanan darat ke Palembang agak terkejut juga karena menyangkut RemajaTenis yang saya anggap didukung penuh oleh induk organisasi tenis yaitu Pelti. Pernyataan didukung sudah beberapa kali saya dengar langsung baik dalam pertemuan 4 mata dengan pimpinan tertinggi tetapi dalam rapat dengan pengurus harian juga sudah dinyatakan didukung penuh. Pertanyaan muncul dari orangtua petenis yunior tersebut mengatakan kalau dalam Kalender Turnamen yang dikeluarkan oleh Pelti terbaru, tidak ada satupun RemajaTenis didalam jadwalnya. Wah, ini betul betul memukul hati saya yang sedang konsentrasi mengendarai mobil..Sayapun sudah menduga pencoretan dilakukan oleh staf sekretariat yang tentunya tidak berani lakukan atas inisiatip sendiri kalau bukan atas instruksi atasannya langsung yang menanganai turnamen.
Saya lansgung minta kalender TDP yang dimaksud, ternyata benar juga laporan tersebut. Pengertian saya langsung kalau kalender tersebut sudah diedarkan. Saya pernah terima kalender TDP sebelumnya yang tercantum nama RemajaTenis. Sekarang pasti yang terbaru. Ini tanggal 20 Februari 2013. Tidak henti hentinya upaya rekan di induk organisasi ingin mematikan RemajaTenis seperti pernah diungkapkan secara langsung kepada pelatih tenis nasioal dikantor sekretariat di Senayan maupun dikembangkan ke Jawa Tengah. "Mulai th 2013 tidak ada lagi turnamen AFR." kira kira begitu ungkapan salah satu ketua bidang yang waktu itu belum dilantik oleh KONI Pusat .
Langsung saya BBM saja ke pucuk pimpinan dari Pelti. Saya katakan saja kalau Kewajiban RemajaTenis yaitu pembayaran sanction fee sudah dilaksanakan maka sekarang tentunya saya menuntut hak RemajaTenis. Saya sendiri tidak habis heran dengan kelakuan rekan diinduk organisasi tenis ini, maunya apa. Sedihnya ada kemungkinan sakit hati kepada saya maka dikorbankan RemajaTenis.
Dan saya senang langsung ditanggapi oleh petinggi Pelti. Dengan menginstruksikan Kabid Pertandingan untuk menangani hal ini. Maka langsung disaat sedang stir mobil saya ditelpon Ketua Bidang tersebut. Yang saya pertanyakan adalah kenapa tidak ada dalam kalender nama RemajaTenis sedangkan sudah bayar sanction fee. Tapi saya sudah tahu kelakuannya sehingga saya tanggapi dengan enteng saja. Karena yang ditanya A maka yang dijelaskan B. Kan sudah melenceng. Saya sudah tidak ingat lagi apa yang diungkapkan karena sedang stir kendaraaan. Langsung saya BBM lagi ke pimpinan tertingginya dan ucapkan terima kasih atas tanggapan yang cepat tetapi saya juga katakan kalau tidak nyambung dengan rekan Dan kalau alasan belum bayar sanction fee maka saya sampaikan bahwa semua TDP yang terdaftar sebelum pelaksanaan 100 prosen belum bayar sanction fee. Ini artinya ada satu alasan ingn mematikan RemajaTenis secara perlahan lahan. Kemudian setelah itu saya terima lagi telpon dari Ketua Bidang tersebut. Ya, sama aja , karena dia jelaskan kalau Pelti mendukung RemajaTenis. Tapi saya langsung katakan itu hanya " lips-service " aja. Diapun dengan gayanya langsung menembak dengan kata kata mutiaranya yang sudah sangat familier dengan saya. Karena ternyata sampai hari ini SK RemajaTenis Sumsel-1 belum keluar. Diapun katakan kalau saya harus sabar. Langsung aja dengan santai saya katakan kebetulan nama saya AFR bukan sabar. Dan soknya tanya nomor fax di Palembang karena so pasti Jumat (22/2) keluar. Saya cuma katakan saya cukup sabar dalam hal ini walaupun nama saya bukan sabar.