Senin, 02 Januari 2012

Masalah KTA Pelti di TDP Nasional

Jakarta, 2 Januari 2012. Ada satu masalah yang sudah lama saya ketahui, yaitu masalah Kartu Tanda Anggota Pelti yang sudah dibuat aturannya disetiap turnamen nasional (TDP) pesertanya harus memiliki KTA Pelti. Ketentuan ini sudah lama ada, tetapi dalam pelaksanaannya sendiri belum selancar seperti yang dikehendaki PP Pelti.
Saya menyadari sekali boleh dikatakan tidak semua pelaksana TDP maupun penanggung jawab TDP (Referee) yang peduli masalah ini. Bukan berati mereka tidak tahu ketentuan ini, tetapi terus terang cukup merepotkan kalau mau mencek setiap pendaftar. Kalau melihat turnamen internasional begitu mudahnya Referee memeriksa IPIN setiap peserta. Karena jumlah peserta TDP Internasional lebih sedikit dibandingkan dengan TDP Nasional yang memiliki Kelompok Umur mulai dari 10 tahun, 12 tahun, 14 tahun, 16 tahun dan 18 tahun.
Awalnya saya sendiri mencoba di turnamen RemajaTenis mulai dari pendaftaran di tik dalam form tersenndiri kemudian cek KTAnya. Satu dua turnamen bisa dijalankan tetapi selanjutnya capek.
Saya melihat atau mengamati dari pelaksana TDP RemajaTenis paling banyak menjaring atlet memiliki KTA Pelti, mulai dari sediakan formulirnya disebar luaskan ke setiap turnamen mulai dari Medan, Palembang, Pontianak, Banjarmasin, Palu, Manado, Suranaya, Solo, Bandung dan Jakarta.
Perkiraan saya dari 4.000 KTA yang ada sekitar seribuan hasil jaringan RemajaTenis.
Untuk 2012, sudah disepakati oleh PP Pelti agar mengontrol hasil kerja Referee untuk menjalankan aturan KTA Pelti. Jika tidak punya maka tidak berhak ikut TDP Nasional.
Sayapun membantu dengan edarkan SMS baik ke masyarakat tenis maupun pelaku pelaku turnamen. Memang keluhan selama ini, banyak yang sudah mengisi formulir KTA tetapi belum ada kabar beritanya.
Nah, sekarang tidak ada alasan tidak ada karena disitus Pelti (www.pelti.or.d) sudah dipublikasikan daftar pemilik KTA Pelti, dan formulir bisa dikirimkan dengan email.
Nah, ada keluhan yang mengatakan namanya tidak ada dalam daftar tersebut. Sayapun sudah pelajari masalah tersebut. Kenapa sampai tidak ada atau tidak diproses.
Yang pertama ada yang tidak menyertakan fotocopy akte kelahiran atau pasfotonya. Tetapi ada juga yang berikan alamat tidak lengkap, yaitu menyebutkan alamat rumah tetapi mengosongkan nama kotanya. Ada juga yang tanpa tanda tangan petenisnya.
Begitulah keadaan yang terjadi.

Pertanyaan berikut adalah bagaimana kalau anak yang baru pertama kali ikut TDP so pasti belum punya KTA Pelti. Sebenarnya masalah ini bukan masalah serius sekali. Penyelenggara masih berikan kesempatan asal membawa fotocopy akte kelahiran dan pasfoto dan langsung mengisi formulir (disediakan panpel). Tapi harus dicek dulu apakah sudah dilengkapi semua ketentuan tersebut. Disini kerja ekstra untuk mencek. Disini ada kelemahan manusia yang suka lupa membawa kelengkapan dari KTA tersebut maka mengharapkan bisa ikut bertanding tetapi ditolak. Maka dari itu jauh jauh hari segera mengurusnya, karena sekarang dalam sehari sudah dapat nomor KTAnya dulu, baru KTA Pelti secara fisik didapatkan menyusul.
Saya sendiri dalam persiapan pelaksanaan TDP Nas RemajaTenis tanggal 6-8 Januari 2012 di Kemayoran sudah mengedarkan SMS kepada masyarakat tenis tentang ketentuan ini. Banyak juga yang aktip mengurusnya dengan segera. Dampak lainnya juga terasa yaitu peserta berkurang karena sedikit malas mengurus KTA tersebut. Tapi tugas tetap tugas yang harus dijalankan semua pelaksana TDP. Dan untungnya PP Pelti akan kontrol kerja pelaksana TDP tersbut. Dan juga hasil kerja Referee jika tidak menjalankan tugasnya dengan baik maka akan kena sangsi oleh PP Pelti. Semoga sukses dan dapat dukungan dari masyarakat tenis.

Tidak ada komentar: