Kalau ditanya turnamen tenis tertua di Indonesia maka sulit akan menjawabnya. Yang banyak dialami atau diikuti masyarakat tenis saat ini adalah era 1990. Dan hanya beberapa yang lenggeng seperti Thamrin Cup( Jakarta), Fiks ( Bandung), New Armada ( Magelang), dan beberapa turnamen baru diera 2000.
Siapakah yang masih ingat akan Paas Tournoi? Tidak banyak yang tahu kalau Paas Tournoi lahir pada tahun 1924 sehingga namanya berbau ke belanda2an. Hanya petenis kawanua yang masih ingat walaupun sudah mulai cenderung melupakan.
Kalau turnamen Paskah Maesa so pasti diingat, yang sebenarnya berkembang dari Paas Tournoi menjadi turnamen Paskah Maesa karena diselenggarakan pada liburan Paskah. Nah sebentar lagi liburan Paskah yaitu 2-4 April 2021, mengingat kembali turnamen Paskah Maesa.
Awalnya sekumpulan pemuda Kawanua dari perantauan berkumpul di Bandung untuk bermain tenis di lapangan tenis Pasir Kaliki. Tercetus idea untuk liburan Paskah maupun Natal diadakan turnamen tenis. Rasa persaudaraan cukup kental dan ciri khas orang dari Minahasa adalah senang.
Kangen akan kampung halaman sudah cukup dengan mewujudkan pertemuan baik dilapangan tenis pun jadi. Turnamen tenis berlangsung di liburan Paskah dan Natal. Seterusnya hanya liburan Paskah sehingga namanya Paas Tournoi.
Mengingat agar langgeng dibentuk organisasi tenis yang terdiri dari kawanua Surabaya, Bandung dan Batavia ( Jakarta ) namanya MITO ( Menadonese Interstedelijke Tennis Organisatie).
Pemuda tersebut adalah Anton Najoan bersama Willem Laoh, Wim Najoan, Ferdie Lapian dari Bandung, dan Paul Rumate , David Ranti, Wim Ranti, F.Laoh,dan Wim Gontha dari Batavia atau Jakarta bersama pemuda Salem Ngion dari kota Surabaya.
Pada tahun 1924 juga para penggemar sepakbola mendirikan VVM ( Voetbal Vereniging Minahasa) yang kemudian cikal bakal klub sepakbola Maesa.
Pada tahun yang ssma didirikan klub Catur DE PION.
Tahun 1934 dibentuk organisasi kepemudaan yang diberi nama J.V. Maesa ( Jongeren Vereniging Maesa = Persatuan Pemuda Maesa)
Dari masing2 cabang olahraga timbullah pertandingan pertandingan dengan nama yang dikaitkan dengan libura Paskah yaitu Paas Tournoi.
Kegiatan Paas Tournoi ini berlangsung setiap tahun dan kota terakhir sebelum pecahnya perang dunia kedua berlangsung di Surabaya, untuk kemudian kegiatan terhenti beberapa tahun sampai sesudah perang dunia kedua bahkan sampai sampai pada masa perang kemerdekaan dan sesudahnya.
Kegiatan turnamen tenis Paskah Maesa bangkit kembali sekitar tahun 1954 di Jakarta, 1955 di Surabaya, 1956 di Bandung, 1957 di Jakarta. Tahun 1958-1960 kegiatan antar kota terhenti.
Kemudian dicetuskan ” PON Mini” di Senayan Jakarta pada hari Paskah dengan cabang cabang olahraga Bridge, Catur, Tenis, Bulutangkis, Sepakbola, dengan kontingen peserta berasal dari Medan, Palembang, Bogor Jakarta Bandung, Jogja, Semarang, Surabaya, Malang Denpasar, Ampenan, Ujung Pandang, Manado dan Tondano.
Sebenarnya tahun 1965 direncanakan lagi tapi keburu dilarang oleh Presiden Soekarno karena sukuisme. (Penulis adalah pemerhat tenis dan promotor RemajaTenis Nasional).
Apa ciri khas Paas Tournoi sehingga secara tidak langsung bisa melahirkan petenis Kawanua setiap dekade?
Secara tidak langsung dengan rasa kangen untuk berkumpul dilapangan tenis timbul saling berkompetisi untuk berprestasi. Apalagi adanya jenis pertandingan pasangan suami istri, suatu pertarungan yang cukup bergengasi dimata Kawanua. Istilah Kawanua akar katanya adalah ” WANUA” atau ” BANUA” atau suatu daerah pemukiman atau kampung yang dihuni oleh penduduk anak suku Minahasa.
Istilah ” Kawanua” timbul dan populer di rantau biasanya digunakan oleh perantau yaitu mereka yang datang dari Menado/Minahasa (Disalin dari www.tribunolahraga.com