Rabu, 01 April 2020

Nasib atlet tenis dilanda COVID 19

Jakarta, 1 April 2020. Makin lama tertundanya turnamen bahkan cendrung untuk dibatalkan membawa dampak yang kurang bagus bagi pembinaan tenis Indonesia. Apalagi saat ini mereka sedang menghadapi Pekan Olahraga Nasional (PON ) XX di Papua. Tetapi apa daya keadaan atau situasi saat ini Pemerintah sedang menggalakkan Physical Distancing, sehinga masyarakat harus mengikutinya. Bahkan anggota DPR RI sudah mengusulkan juga agar PON XX ditunda ke 2020.

Selain pembinaan tenis terhambat karena tidak tersedia wadah untuk bertanding akibat COVID 19 melanda dunia, berakibat bagi atlet cabang olahraga (Cabor) individual yaitu Tenis karena atlet tenis khususnya professional tak berdaya tidak ada penghasilan yang didapat kecuali atlet tenis yunior. 

Atlet tenis elite atau dunia sudah mulai menjerit karena tidak ada pemasukan, tetapi tidak berarti bagi atlet 10 besar dunia yang sudah pasti telah banyak kocek didapat dari sponsor dll.\Tapi bagi atlet kelas Chalengger ITF masih membutuhkan turnamen sebagai sumber pendapatannya, karena sumber penghasilan dari turnamen dibatalkan oleh ITF sementara waktu. Hanya membuat atlet stress adalah tertudanya itu tidak bisa ditentukan kapan bisa selesai

Bagaimana nasib atlet Indonesia ?
 \

Kelihatannya sedang menghadapi Olimpiade yang tertunda ke tahun 2021, begitu juga Youth Olympic Games masih bernafas lega. Karena akan mendapat dana dari Kemenpora setiap bulannya. Tetapi hanya 10 atlet saja.

Tetapi kalau ditelusuri mayoritas atlet Indonesia masih tinggal dirumah orang tuanya 


Tidak ada komentar: