Senin, 18 Januari 2016

Apakah Jebakan ?

Jakarta, 18 Januari 2016. Minggu lalu saya ditilpon oleh rekan tenis didaerah. Disampaikan kalau dia ditawarkan sebagai pelaksana Liga Tenis Junior Nasional oleh PP Pelti. Padahal daerah tersebut sudah ada RemajaTenis dan satu turnamen diselenggarakannya.
Dia sedikit bertanya tanya kenapa tawarkan konsep seperti RemajaTenis kedaerahnya. Sayapun sampaikan kalau tawaran tersebut janganlah ditolak tetapi disanggupkan saja. Karena bagi petenis didaerahnya Kabupaten akan tertolong sekali karena akan mendapat 3 turnamen nasional dalam setahun. Jarang ada daerah yang bisa lakukan karena ditingkat Provins aja tidak ada turnamen nasional tersebut.

Saya katakan kalau saya berpikiran positip saja walaupun dikatakan olehnya kalau ada dugaan mau saingi RemajaTenis. Yang menurut rekan saya itu seharusnya ditingkat Pusat bisa berpikiran lebih luas.

Tetapi sayapun memberikan support kepadanya agar bisa diterima tawaran tersebut. Saya juga sedikit heran kok berkonsultasi dengan saya. Kemungkinan saya lebih dipercaya mereka.
Bagi saya bukan masalah secara pribadi tetapi yang lebih penting adalah kepentingan nasional didahulukan.


Memang masih ada bayang bayang yang mengatakan masih saja keinginan Pelti mematkan RemajaTenis dengan cara masuk jaur yang sudah dirintis ioleh RemajaTenis. Harus diakui kalau RemajaTenis sudah masuk di 18 Provinsi. Bahkan bukan hanya diibukota Provisni tetapi sampai ke Kabupaten sudah pernah dilakanakan. Sebagai contoh di Payakumbuh Sumatra Barat, Kab Pelalawan Riau, Musi Banyuasin Sumsel, Tanjung Enim Sumsel, Bandar Jaya Kab Lampung Tengah, Kab. Sumbawa Besar Nusa Tenggara Barat, Blora, Ambarawa, Tegal, Bantul DIY,Cirebon, Sumedang, Cibinong , Bogor.

Saya coba hilangkan kecurigaan tersebut, untuk lebih menentramkan hati saja.

1 komentar:

J. SUSANTO mengatakan...

Selamat siang Opa AFR,

Lazimnya Pengurus Pusat Cabor mempunyai konsep dengan peraturan yang baku, maka dalam kessmpatan ini apakah PP Pelti memiliki Peraturan TDP Junior yang baru, sehingga penggolongan turnamen jelas golongan/grade nya !

Apabila tidak mempunya Peraturan TDP, maka hasil peringkat yang diumumkan menjadi tidak valid.
Saya yakin untuk J 6,7,8,9 tidak ada dasar yang dipergunakan, sehingga daftar peringkat dapat dikatakan KACAU dan tidak dapat dipertanggung jawabkan.
Juga peringkat KU 14,16 hal ini terlihat di Fiks Telkom Bandung, dimana pemain yang memiliki peringkat KU 18 tetapi tidak memiliki peringkat KU 16 tidak di unggulkan, sehingga sangat merugikan petenis unggulan dengan dasar peringkat KU 16.
Apa mau diteruskan........! Tunggu nasi jadi bubur ?