Jumat, 04 April 2014

Kekecewaan sponsor terhadap Liga sudah kelihatan

Jakarta. Sewaktu di Singapore bersamaan waktu dengan pelaksanaan turnamen yaitu Liga Tenis Junior Nasional dengan sponsor Bank Mayapada di Jakarta. Awalnya saya dapat masukan kalau pesertanya sangat sedikit menurut rekan saya mantan ketua bidang pertandingan PP pelti sendiri. Kok bisa tahu, karena dia diberitahu teman teman lainnya. Sedangkan saya sudah tidak berminat lagi mau cari athu, kecuai diberitahu, seperti ini.'Begitu juag sewaktu di Singapre saya dengar dari rekan rekan tenis Indonesia yang berada di Singapore yang sedang ikuti turnamen nasional Singapore. Berita prihatin yaitu katanya Bank Mayapada kecewa berat dengan pelaksanaan Liga ini. Bayangkan awal kegiatan sudah menunjukkan kekecewaan tersebut, gimana selanjutnya. Alasannya saya sendiri tidak mau tahu karena so pasti saya tahu kekecewaan tersebut akibat penanganan yang kurang atau ketidak tahuan oleh pelaksananya, yang penting duitnya sudah masuk kas.. Pelaksanaan pertama di Jakarta kemudian dilanjutkan di Bandung ternyata pesertanya sekitar 80 an saja , jauh dari proposalnya yang diberikan kepada sposnor sehingga tertarik ikut serta.

Tidaklah heran keberadaan Liga Tenis Junior Nasional (LTJN) ini dengan sponsor Pertamina dan Bank Mayapada, Pelti meraup dana ratusan juta rupiah dan nilainya bukan sedikit.
Kenapa sampai kecewa, itu pertanyaannya. Tetapi hasil pantauan saya adalah sebagai orangluar karena keinginan sponsor ataupun janji2 kepada sponsor ternyata tidak dipenuhi. Ini masalah berat. Sponsor akan kapok dengan cara cara demikian, yang rugi jadinya Tenis Indonesia. 
Mungkin janji akan dapat peserta ratusan atau duaratusan tidak terpenuhi. Begitu juga pemberitaannya sangat minim termasuk melalui situs resmi Pelti tidak terlihat serius penanganannya. Hanya ada berita sekali sewaktu pembukaan setelah itu nol besar. Lebih menonjol soal tenisnya dibandingkan sponsornya. That's the point.
Kemudian penggunaan nama atau judul kegiatan Liga Tenis Junior Nasional (LTJN) juga sangat tidak memuaskan sponsor. Bisa saja lihat apa yang ditulis oleh media cetak. Jadi tidak lah heran kalau tidak memuaskan sponsor.
Dan uga suka dilupakan akibat jumlah peserta sedikit maka rencana awal pelaksanaan 3 hari bisa diubah menjadi 2 hari. Tentunya pertimbangannya beaya bisa dikurangi kalau idak salah tetapi yang lebih ditonjolkan adalah justru membantu pesertanya sehingga bagi pesrta luar kota bisa lebih hemat. Tapi pemikiran seperti ini masih ada dipelaksana turnamen maka kan merugikan sponsor turnamen yang sangat mengharapkan pelaksanaannya tetap konsis dengan 3 hari karena kepentingan sponsor lebih besar karena sponsorlah yang membuat keberadaan turnamen itu terealiser. Tapi apa daya jika ada perubahan tanpa pemberitahuan sebelumnya kepada sponsor.

Tidak ada komentar: