Minggu, 06 Juni 2010

Mimpi Jadi Petenis Dunia (Lanjutan-3)

Jakarta, 6 Juni 2010. Setelah mencoba menulis dari faktor keluarga dan pelatih, maka perlu juga diketahui peranan induk organisasi dalam pembinaan prestasi atlet tenis agar bisa menjadi juara dunia.
Selama ini masyarakat hanya mengenai kalau induk organisasi tenis di Indonesia yaitu Pelti punya peranan besar terhadap pembinaan tenis. Sehingga mereka lupa peranan orangtua maupun pelatihnya. Dalam hal ini Pelti sebagai fasilitator, bukan sebagai eksekutornya. Saya sering melihat langsung orangtua ataupun pelatih seolah olah kewajiban dari Pelti. Sering terjadi permintaan orangtua atau pelatih kepada Ketua Pengprov Pelti ataupun Pengkab/kot Pelti didaerah daerah, permintaan dana untuk ikuti turnamen diluar kotanya. Kebiasaan ini sering kali dilayani juga karena kerelaan dari Ketua Pengprov atau Pengkab/Kot dan menjadikan suatu preseden.

Sebenarnya Pelti selaku fasilitator, berperan menyiapkan turnamen sebanyak mungkin diwilayahnya. Begitu juga kepelatihan pelatih diadakan memenuhi kebutuhan wilayahnya. Berbagai kegiatan diperkenalkan kepada masyarakat tenis seperti Mini Tenis ataupun sekarang dikenal dengan Play and Stay in Tennis. Coaching clinic dengan mendatangkan pelatih asing ataupun nasional. Selama ini sudah ada kemajuan dilakukan Pelti yaitu memberikan keleluasan kepada masyarakat baik dalam bentuk perorangan maupun club dan badan usaha untuk menjalankan program Pelti untuk pembinaan pertenisan (termasuk turnamen). Tidak ada pembatasan kegiatan.

Kalau tahun tahun sebelumnya, setiap pendaftaran ke turnamen internasional selalu melalui Pelti tetapi sejak tahun 2010, semua petenis harus memiliki IPIN ( International Player Identification Number) sehingga pendaftaran langsung ke ITF tanpa melalui induk organisasi lagi. Kalau begitu yang bisa dilakukan Pelti adalah membantu disetiap turnamen dengan minta fasilitas wild card ke turnamen internasional baik didalam negeri maupun luar negeri. Hal yang sama bisa juga dilakukan Pelti didaerah ke PP Pelti jika butuh wild card untuk atletnya.

Informasi kepelatihan diluar negeripun bisa dimintakan bantuan ke Pelti sehingga petenis yang ingin meningkatkan kemampuannya bisa dibantu mencari informasi tersebut. Yang tidak kalah penting peranan Pelti adalah mengusulkan petenisnya ikuti ITF Tour ke Eropa, Amerika dan Afrika. Ini salah satu program ITF dengan kirimkan atlet berbakat dari usulan Pelti ikuti program tersebut. Program ini untuk KU 14 tahun, 16 tahun dan 18 tahun. Khusus KU 14 tahun, maka atlet tersebut dipilih jika ikuti ITF 14 & Under competition maupun World Junior Tennis Competition, Ini dipilih 4 atlet artinya yang berhasil masuk semifinal akan terpilih.
Adalagi yang perlu diketahui, kalau informasi beasiswa dari Universitas di USA bisa didapatkan, karena selama ini Pelti ataupun saya sendiri sering menerima email permintaan petenis Indonesia datang dari pelatih pelatih di Universitas di USA. Bahkan ada langsung menyebutkan nama atlet Indonesia tersebut. Jadi tida ada kekuatiran terhadap masa depan atlet tenis. Sehingga peranan orangtua bisa penuh sekali sehingga tidak ada kekuatiran terhadap masadepan putra dan putrinya.

Sebagai fasilitator tentunya Pelti memotivasi masyarakat agar turnamen internasional maupun nasional bisa diselenggarakan pihak ketiga dan tidak perlu Pelti. Dengan makin banyaknya turnamen internasional akan beri kesempatan bagi petenis untuk bisa mengasah kemampuan. Sebagai petenis potensial seharusnya bisa memanfaatkan kesempatan ikut turnamen internasional didalam negeri maupun luar negeri. Secara perlahan jika bisa mengikuti turnamen internasional mulai dari yunior ( grade 5, 4,3,2,1 ) secara bertahap sehingga bisa meningkatkan prestasinya. Persyaratannya adalah sudah berusia 13 tahun jika untuk turnamen internasional kelompok yunior.

Sebagai fasilitator lebih ideal lagi komposisi turnamen internasional di Indonesia juga ada seperti kategori ITF Gr 5 kemudian 4 ( ada 4 turnamen saat ini ), 3 , 2 , 1. Sehingga petenis bisa meningkatkan prestasi dengan beaya lebih rendah dibandingkan ikuti turnamen sejenis diluar negeri. Harus diakui kalau adanya turnamen ini akan menyangkut akan beaya alias dana yang cukup besar sebagai penyelenggara. Saat ini ada ITF Gr4 yang diselenggarakan pihak ketiga yaitu Oneject International (Bandung) dan Detec International ( baru th 2010 di Jakarta). Alangkah baiknya akan ada lagi ditahun 2011 dengan kategori ITF Gr 5.(bersambung)

Tidak ada komentar: