Selasa, 29 Desember 2015

Bagaimana Selamatkan Pertenisan Nasional ?

JAKARTA, 29 Desember 2015. Dalam pembicaraan pertilpon hari ini dengan salah satu pelaku tenis didaerah ada kesepakatan dalam persepsi menyelamatkan tenis Indonesia. Akibat dari kurang pedulinya atau menganggap enteng permasalahan yang terjadi oleh petinggi petinggi tenis di induk organisasi tenis Indonesia yaitu Pelti.
Masalah utama adalah internal communiction dalam oragnisasi Pelti belum lancar akibat tidak satu visi dan misi dalam menjalankan PP Pelti. Roda organisasi tidak dijalankan sebagai organisasi lazimnya.
Apalagi setelah mendapat pertanyaan dari rekan2 Pengda masalah Rapat Kerja Nasional Pelti yang merupakan satu kewajiban PP Pelti sesuai amanat Munas Pelti 2012 maupun AD ART Pelti 2012-2017 

Jumat, 25 Desember 2015

Hadiah Ulang Tahun PELTI

Jakarta, 26 Desember 2015. Sehari menjelang Natal, tepatnya tanggal 24 Desember 2015 saya terima telpon dari salah satu rekan yang sudah lama tidak pernah berkomunikasi. Kalau tidak salah pertemuan terakhir dikota Balikpapan. Rekan ini waktu itu buat kejutan sewaktu saya di Balikpapan. Kirim telpon atau SMS yang nomornya gak jeplas, tapi akhirnya ketemu juga. Nomornya sudah lama hilang dari ponsel saya. Awalnya bicara masalah pelaksanaan RemajaTenis di Sumatra Selatan yang dipikirnya di Palembang tetapi ketika saya kemukakan rencananya di Tanjung Enim, tiba tiba  pembicaaan beralih  ke masalah Ketua Umum PP Pelti.

Rekan ini sudah lama juga dipertenisan Indonesia tetapi peranannya tidak menonjol sehingga kurang dikenal kecuali oleh rekan rekan yang pernah duduk dikepengurusan Pelti  khususnya  Pengda

Kamis, 10 Desember 2015

Keinginan Lengserkan Ketua Umum

Jakarta, 10 Desember 2015.  Ada satu pertanyaan menarik datang dari salah satu rekan tenis yang duduk dikepengurusan PP Pelti saat ini. Ini akibat dari situasi perselisihan antara Sekjen dan Ketua Umum disaat Musornas KONI 2015 di Jayapura. Ada keinginan mengganti kedudukan Ketua Umum saat ini yang dianggap juga oleh beberapa rekan dari daerah sudah tidak layak dipertahankan.

Tetapi keinginan seperti ini sebenarnya sudah lama terjadi dan sudah dikondisikan oleh rekan rekan dari Pengda Pelti sendiri. Lucunya semua keluhan dilontarkan kepada saya yang dianggap juga harus bertanggung jawab kehadiran sosok ketua umum saat ini. 

Senin, 07 Desember 2015

Rencana RemajaTenis Masuk Malang

Jakarta, 7 Desember 2015. Reuni di Malang membawa kesan cukup mendalam, karena bisa bertemu dengan teman teman lama yang dulunya berkecimpung di pertenisan dan bahkan masih tetap main tenis sebagai penyaluran hobbynya.. 
" Untung bisa ikut, padahal perjalanan naik Kereta Api sepanjang 18 jam itu diusia senja ini  cukup membuat letih karena tidak bisa tidur."
 Bisa dibayangkan ngobrol didalam kereta dengan rekan rekan lainnya seperti Ronny Pasla (mantan kiper nasional) bersama Christian Budiman dan Johnny Pasla cukup seru, terutama Christian dulu pemain asal Medan dan Ronny Pasla pemain Medan pula. Nah, Chrisianpun sudah lama tidak berjumpa dengan Ronny.

RemajaTenis Mau dimatiin Tapi justru Buat Liga

Malang, 6 Desember 2015. Disela sela Reuni Kejurnas Tenis Yunior Malang Open sempat berbincang bincang dengan rekan tenis yang selama ini jarang bertemu sehingga suasana betul betul sangat menyenangkan karena terungkap sudah semua kenang kenangan sewaktu masih menjadi atlet tenis yunior. Dalam forum sarasehan pun terungkap betapa perjuangan keras sampai bisa menjadi juara. Begitulah cerita kuno seharusnya sudah dipahami semua atlet jika ingin berprestasi. Sangat berbeda jauh situasi saat ini dibandingkan dulu kala dimana istilahnya memprihatinkan bagi atlet tenis baik nasional sekalipun. Ya, mau dikata apalagi karena kalau dibicarakan dengan putra putri kita maka akan dapat jawaban kalau dulu itu kuno. Ya begitulah.

Suasana Sarasehan Tenis di Malang

Malang, 6 Desember 2015. Acara pertama di Reuni Kejurnas Tenis Yunior Malang Open dikota Malang pada tanggal 4 Desember 2015 dilakukan coaching clinic bagi petenis yunior kota Malang. Stelah itu acara Sarasehan dengan mengundang Ketua Umum PP Pelti Maman Wirjawan dan mantan Ketua Umum PP Pelti 2002-2012 Mrtina Widjaja yang juga peserta Reuni karena semasa yunior pernah ikuti kegiatan ini bersama Soebronto Laras mantan Sekjen PP Pelti 2002-2012.
Sebagai pemekarsa adalah mantan Humas PB Pelti 1986-1990 Rildo A Anwar yang juga salah satu pemenang Kejurnas Tenis Yunior Malang Open.

Sekjen PP Pelti ditolak masuk Musornas KONI 2015

Jakarta, 6 Desember 2015. Beberapa hari lalu tepatnya hari Sabtu 28 Nopember 2015 malam terima telpon datang dari Jayapura yang menceritakan masalah besar terjadi disela sela Musornas KONI 2015 Dan peristiwa ini tentunya sangat memalukan bagi induk organisasi tenis di Indonesia. Sekjen PP Pelti ditolak masuk acara sidang Musornas 2015.Ini betul betul baru pertama kali terjadi bagi 
Induk organisasi tenis di Indonesia yaitu Persatuan Tenis seluruh Indonesia (PELTI).

Besok pagi langsung SMS ke Sekjen PP Pelti yang sedang berada di Jayapura,. Kira kira pukul 07.30 terima telpon langsung dari Sekjen PP Pelti kenomor ponsel saya. Diceritakan masalah yang terjadi.

Jumat, 16 Oktober 2015

Kasus Mutasi Belum Tuntas Pra PON berjalan


Sabtu, 18 Oktober 2015. Sebentar lagi pelaksanaan pertandingan tenis dalam rangka Pra-PON 2015 direalisasikan setelah ada penundaan dibulan Agustus 2015. Tepatnya tanggal 19-25 Oktober 2015 di kota Tarakan Kalimantan Utara. Berbagai rumor muncul soal penundaan yang menurut PP Pelti akibat belum siapnya tuan rumah menghadapi pelaksanaannya. Lebih tepat lagi disebutkan rencana tuan rumah diselenggarakan dilapangan tenis yang baru dibangun, bukan ditempat lama selama ini diselenggarakan turnamen internasiona yaitu lapangan indor Telaga Kerang, Tarakan.
Bersyukur sekali sampai hari ini tidak ada berita penundaan untuk kedua kalinya. Berarti pembangunan lapangan baru sudah tuntas selesai.

Rabu, 23 September 2015

Naik Darah juga

Jakarta, 23 September 2015. Hari ini saya harus minta klarifikasi ke PP Pelti masalah jadwal RemajaTenis yang sudah masuk dalam kalender TDP yaitu tanggal 2-4 Oktober 2015. Kenapa harus minta klarifikasi. Karena beberapa hari lalu sudah edarkan pemberitahuan baik melalui SMS maupun Facebook dengan keluarkan Poster resmi, ternyata diberi tahu sama salah satu orangtua peserta setia, bahwa jadwal tersebut sudah bertubrukan dengan jadwal Sportama yang modelnya sama dengan RemajaTenis. Bahkan ketika lihat kalender TDP yang dikeluarkan secara resmi oleh PP Pelti baik diwebsite resminya,  RemajaTenis ditetapkan tanggal 2-4 Oktober 2015. 

Kamis, 17 September 2015

Ikut POPNAS bela Provinsi A, Ikut PON bela Provinsi B, Bisakah?

Jakarta, 17 September 2015. Beberapa pertanyaan datang baik melalui telpon maupun SMS tentang masalah status atlet tenis diajang multi event. Saat ini sedang berlangsung multi event yaitu Pekan Olahraga Pelajar Nasional (POPNAS) XIII tahun 2015 dikota Bandung. Beberapa hari lalu saya terima daftar nama2 atlet yang akan ikut Pekan Olahraga Nasional (PON) XIX tahun 2016 baik yang melalui Pra PON 2015.
Dari daftar nama tersebut kemudian melihat juga peserta POPNAS XIII ternyata ada perbedaan status atlet yang ikut serta. 

Minggu, 06 September 2015

Bakat Maling ya

Makassar, 5 September 2015. Disela sela pelaksanaan Kejurnas Reajatenis Sulsel-4 dilapangan tenis Karebosi Makassar, sempat berbincang bincang dengan rekan tenis di Makassar yang aktip bermain tenis. Nasarudin namanya, petenis daroi Pertamina Makassar.
Ada satu pertanyaan yang disampaikan adalah masalah tidak diberikannya hadiah uang kepada pemenang turnamen nasiona yunior. Dikemukakan kalau orangtua telah keluarkan uang banyak untuk putra dan putrinya berlatih tenis maupun ikut serta turnamen yang tentunya cukup besar nilainya.

Minggu, 30 Agustus 2015

Ada isu Munaslub

Minggu, 30 Agustus 2015. Disela sela Kejurnas Veteran Baveti III th 2015, tepatnya pada hari terakhir Minggu 23 Agustus 2015 dilapangan tenis Gelora Bung Karno, sempat bertemu dan sekedar bertukar pikiran saling bercanda sebagai hiburan diketegangan yang sudah terjadi selama seminggu.
Bertemu dengan 2 rekan lama yang saat ii mendapatkan kepercayaan duduk sebagai pengurus harian PP Pelti. Yang satu ketua bidang sedangkan yang satu lagi wakil ketua bidang. Dua bidang berbeda tetapi paling aktip.

Sabtu, 22 Agustus 2015

Lengser atau Dilengserkan

Minggu 23 Agustus 2015 Rentang waktu sejak dilantik 17 Februari 2013 sampai dengan Desember 2017 terasa sangat lama bagi sekelompok masyarakat yang kurang puas terhadap prestasi akibat amburadulnya kinerja didalam kepengurusan induk organisasi tenis di Indonesia. Bahkan keinginan merubah secepatnya cukup besar karena kekuatiran akan keterpurukannyai, menyebabkan keinginan ada perubahan  sudah mencapai puncaknya. Bahkan ketidak puasan justru datang dari pendukungnya disaat musyawarah nasional akhir nopember 2012 dikota Manado. Siapa lagi kalau bukan wakil wakil dari pengurus daerah disetiap propinsi di Indonesia.
Masalah utama awalnya adalah ketidak harmonisnya secara internal didalam kepengurusan selama ini. Diikuti pula  komunikasi antara pusat dan daerah sudah terputus sekali

Rabu, 19 Agustus 2015

Sportifitas juga berlaku untuk Veteran

Jakarta, 20 Agustus 2015 .Badan Veteran Tenis Indonesia yang disingkat menjadi BAVETI besok Jumat 21 Agustus 2015 mulai pkl. 09.00 akan menyelenggarakan Kejurnas Tenis Veteran Baveti 2015 di lapangan tenis Gelora Senayan . Tepatnya dilapangan keras (hard court).

Sejak mengenal permainan tenis, setiap insan tenis selalu kenal akrab dengan istilah SPORTIFITAS yang harus atau wajib hukumnya dijalankan oleh setiap petenis. Yang jadi masalah sekarang apakah benar sudah dilakukan sungguh sungguh. Ini masalah lain karena kenyataannya Sportifitas tersebut hanya berlaku bagi atlet tenis saja sedangkan pembinanya tidak berlaku. Dan kasus ini masih tetap berjalan sampai saat ini. Anda bisa menjawab sendiri dan mencari tahu kasus demi kasus.

Rabu, 12 Agustus 2015

Persiapan Pra PON Belum Matang

Jakarta, 12 Agustus 2015. Sedang on fire persiapan Pra PON tanggal 23-29 Agustus 2015 di Tarakan Kalimantana Utara. Pra PON sebagai persyaratan oleh KONI Pusat dimana setiap cabang olahraga diharuskan selenggarakan Pra-PON mengingat dibatasinya jumlah peserta, artinya ada kuotanya untuk tenis hanya 96 peserta yaitu 48 putra dan 48 putri @ 12 tim /4 pemain.
Kebijakan dilakukan KONI Pusat berlangsung sejak lama sehingga tidak setiap daerah bisa menikmati Pekan Olahraga Nasional.

Selasa, 04 Agustus 2015

Nafsu Besar Tenaga Kurang

Jakarta, 4 Agustus 2015. Disela sela pertandingan Davis Cup by BNP Paribas antara Indonesia dan Pakistan, sempat berbincang bincang dengan mantan petenis nasional Donald Wailan Walalangi yang saat ini memegang jabatan cukup penting di PP Pelti ( 2012-2017) yaitu Ketua Bidang Pembinaan Prestasi. 
Salut atas konsistensinya selama ini yang selalu berpendapat jika mau prestasi tinggi harus punya turnamen internasional sebanyak mungkin. Turnamen merupakan ujung tombak pembinaan ,tetapi dalam pelaksanaannya haruslah mengukur pula kemampuan sendir. 
Yang dimaksud kemampuan bukan hanya kemampuan finansial tetapi juga kemampuan atletnya sendiri.

Senin, 03 Agustus 2015

Apa yang mau Dibina untuk Veteran ?

Jakarta, 2 Juli 2015. Tenis adalah salah satu cabang olahraga yang menyediakan banyak sarana jika ingin terus  berprestasi . Jiwa kompetisi yang telah ditanamkan sejak masih tingkat yunior bergulir terus sampai akhir hayatnya. Karena cabang olahraga tenis juga sediakan sarana pertandingan sejak yunior sampai veteran.

Muncullah pertanyaan, apa yang mau dibina untuk Veteran ?

Kamis, 30 Juli 2015

Atlet atlet Pra PON/PON bermasalah

Jakarta, 30 Juli 2015. Technical Handbook (THB) dalam rangka Pra PON (Pekan Olahraga Nasional) 2015 telah diterbitkan  untuk pedoman setiap daerah atau Pengda Pelti untuk mengirimkan tim tenis baik putra dan putri ikuti Pekan Olahraga Nasional (PON) 2016 di Jawa Barat. Didalam THB tersebut sudah dicantumkan semua persyaratan mulai dari persyaratan usia peserta, kewajiban kewajiban peserta melengkapi dokumen yang mendukung . Begitu pula jadwal  maupun lain lainnya.

Sabtu, 25 Juli 2015

Kenal Veteran Kenal BAVETI

Jakarta, 25 Juli 2015. Tenis itu salah satu olahraga individu yang dikenal diseluruh dunia dan juga di Indonesia. Bahkan di Indonesia Tenis merupakan salah satu cabang olahraga yang cukup popular dan bahkan populis.
Tenis sebagai lazimnya cabang olahraga lainnya bertujuan untuk kesehatan dan kebugaran. Semua itu dinikmati bagi petenis sejak usia muda sampai tuanya.

Rabu, 22 Juli 2015

Lebih Baik Adakan Kepelatihan

Jakarta, 23 Juli 2015. Beberapa permasalahan yang mengganjel perkembangan tenis di Indonesia perlu ditelaah dengan baik.Tanpa suatu perencanaan maupun pelaksanaan yang cermat maka hasilnya tidak seperti yang diharapkan.  Disatu sisi tanggung jawab induk orgnisasi tenis di Indonesia belum bisa menjamin kelancaran seluruh program pembinaan baik yang telah diperkenalkan oleh International Tennis Federation (ITF) yang berdasarkan riset bertahun tahun untuk mengembangkan tenis diseluruh dunia. Diperlukan juga kepedulian masyarakat tenis sendiri terhadap pembinaan tenis keseluruhannya.

Minggu, 19 Juli 2015

Davis Cup INA v PAK, memalukan

Jakarta,  20 Juli 2015. Bicara Tenis lebih bergengsi  Davis Cup by BNP Paribas karena semua petenis top disetiap negara sangat bangga bisa ikuti Davis Cup tersebut. Dulu namanya Davis Cup by NEC sekarang menjadi Davis Cup by BNP Paribas karena perubahan sponsornya saja.
 Davis Cup by BNP Parias zone Asia Ozceania Grup 2 baru  berlangsung tanggal 14-16 Juli 2015 di Stadion Tenis GBK Jakarta.  Jadwalnya sebenarnya adalah 17-19 Juli 2015, tetapi karena bertepatan dengan Hari Idul Fitri maka tuan rumah usulkan diundurkan ke Agustus tetapi ditolak dan diputuskan  14-16 Juli 2015. Untuk tingkat dunia, tidak ada turnamen yang bertepatan dengan jadwal Davis Cup ini. Sehingga minggu lalu adalah minggunya Davis Cup diseluruh dunia yang bersamaan waktu penyelenggaraannya.

Kamis, 16 Juli 2015

Pergantian Pelatih Mutlak

Jakarta, 17 Jui 2015 Persepsi masyarakat tenis terhadap kinerja PP Pelti memburuk, dilihat perjalanan sejak dilantik Ketua Umum KONI Pusat Tono Suratman tgl 18 Februari 2013 di Senayan Jakarta. Ini merupakan sebab dan akibat. Gaya kepemimpinan nakoda PP Pelti berbeda dengan gaya kepemimpinan Ketua Umum PP Pelti selama ini memimpin perjalanan induk organisasi tenis di Indonesia. 

Panpel Davis Cup Lalai

Jakarta, 16 Juli 2015.Pertandingan Kejuaraan Dunia Beregu Davis Cup by BNP Paribas zone Asia Oceania grup 2 antara Indonesia melawan Pakistan telah berakhir hari ini dengan kemenangan Pakistan.
Yang menarik dalam pertandingan ini sempat tercium oleh saya ketika salah satu pemain tamu Samir Iftikhar sempat kebingungan mencari jatah makan siangnya yang belum datang, sedangkan gliran bertanding sudah datang. Bahkan pelatih tuan rumahpun mengeluh atas pelayanan panitia pelaksana atau Panpel.

Selasa, 14 Juli 2015

Davis Cup INA v Pakistan 0-2 dihari pertama

Jakarta, Selasa, 14 Juli 2015. Menyaksikan Kejuaraan Dunia Beregu Davis Cup by BNP Paribas antara Indonesia melawan Pakistan dikandang sendiri membuat nostalgia tergiang didalam diri sebagai saksi hidup peristiwa yang mirip . Bulan Juli 1988, kejuaraan dunia Davis Cup by NEC zone Asia Oceania group 1 antara Indonesia meawan Korea Selatan

Jumat, 10 Juli 2015

Aktivis Anti Narkoba ex petenis yunior

Jakarta, 9 Jui 2015. Hari ini saya ada janjian ketemu salah satu mantan petenis yunior yang saya kenal dan sering aktip diluar pertenisan lagi sebagai aktivis anti narkoba. Dia ini putra dari pasangan mantan pesepakbola kondang Ronny Pattinasarani yang telah meninggal dunia beberapa tahun lalu. Kebetulan istrinya itu Stella tetangga saya di Makassar. Nama putranya adalah Yerry Pattinasarani.

Rabu, 08 Juli 2015

Masalah Ketentuan Batas Usia

Jakarta, 8 Jui 2015. Ada satu pertanyaan kepada saya hari ini yaitu masalah batas usia untuk ikuti Pra-PON 2015 di Tarakan. Langsung saya sampaikan kalau ketentuan TDP Nasional adalah minimal 14 tahun, artinya sudah berusia 14 tahun saat turnamen dimulai. Artinya banyak pihak belum memahami masalah ketentuan turnamen tenis.
Memang pelaku tenis dialapangan tidak semua memahami peraturan tersebut. Pernah kejadian di ujung Timur Nusantara.

Rabu, 01 Juli 2015

Siapkah Menghadapi Pakistan di Davis Cup ?

Jakarta, 1 Juli 2015. Dibulan Ramadhan ini ada kegiatan tenis yang cukup membanggakan bagi para petenis yang selalu mendambagakan kegiatan ini baik petenis dalam negeri maupun luar negeri. Setiap petenis top dinegara masing masing selalu bangga bisa ikuti kegiatan ini untuk membela nama bangsanya. Kegiatan ini dikenal dengan Davis Cup by BNP Paribas atau kejuaraan dunia beregu.

Ini merupakan babak semifinal pada tanggal 17-19 Juli 2015.

Kamis, 18 Juni 2015

Lebih baik Tenis Indonesia kehilangan

JAKARTA, 18 Juni 2015. - Entah karena sudah alami beberapa Ketua Umum PP Pelti, sejak dari istilah Pengurus Besar (PB) kemudian berubah menjadi Pengurus Pusat(PP) melalui Musyawarah Nasional (MUNAS) Pelti, saya sedikit terenyeh jika  Pelti periode 2012-2017 akan melemahkan pertenisan nasional. Jikalau sering bertemu dengan masyarakat tenis maupun pelaku pelaku tenis dilapangan maka saya paling sering diberi pertanyaan yang sangat menyedihkan tidak seperti terjadi dikepengurusan Pelti yang lalu lalu.

Senin, 15 Juni 2015

Tenis Gagal, Berbagai Reaksi

Jakarta, 15 Juni 2015. Setelah kegagalan tim tenis Indonesia di SEA Games ke 28 di Singapore, saya menerima berbagai komentar melalui SMS. Datang dari Pekanbaru, dengan SMS sbb " Membuat target tentu hrs ada perhitungannya, dan kegagaan mencapai target hrs bisa dipertanggung jawabkan. Siapa ?  1) pelatih, 2) pengurus organisasi. Terkait dgn organisasi sejak dilantik memang tidak ada indikasi memajukan dunia pertenisan , oleh karena itu kita semua hrs mengevaluasi diri. Pertama adalah org2 atau kelompok yg memilih mereka. Sadar dan mundurlah dari organisasi pertenisan demikian pua dengan pengurus yg ada sekarang. Evaluasi sederhana bisa dilihat dgn tidak munculnya generasi baru pertenisan, sejak beberapa th yg lalu, atlet nas kita tidak bed dari mereka yg 4 atau 5 org. Kegagalan yg fatal dari pengurus organisasi. Klu cinta tenis kasi kesempatan pada mereka yg mungkin bisa buat perubahan . Sekian Pak." 

Minggu, 14 Juni 2015

INI PRESTASI BARU. INI BARU PRESTASI...No Gold Medals

Jakarta, 14 Juni 2015. Hari ini Tenis Indonesia memberikan catatan khusus dalam sejarah tenis Indonesia. Yaitu dengan gagalnya tim tenis Indonesia diajang SEA Games 2015 di Singapore untuk membawa satupun medali emas. Kenapa saya katakan merupakan sejarah baru. Selama Indonesia ikuti SEA Games , selalu membawa pulang medali emas. Kali ini hanya bawa medali perak dan perunggu. Sehingga bisa saja saya katakan ini prestasi baru.. ini baru prestasi.
2 Medali Perak diperoleh dari Beregu Putra dan David Agung Susanto diperorangan putra. Kemudian sisanya  4 medali perunggu didapat dari beregu putri, ganda putri (Aldila Sutjiadi/Jessy Rompies), ganda campuran (Jessy Rompies/Sunu Wahyu Trijati), tunggal putri (Lavinia Tananta)

Minggu, 07 Juni 2015

PELTI Dibekukan

Jakarta, 7 Juni 2015. Pagi ini saya ingin menonton turnamen Thamrin Cup International Junior Champs 2015 yang sedang berlangsung di lapangan tenis Kelapa Gading. Saya bisa hadir sebelum jam 09.00 dimana pertandingan final tunggal putri antara Rifanty Dwi Kahfiany melawan Naho Sato asal Jepang. Terlihat kedua petenis tersebut sedang pemanasan dilapangan utama.
Saya sedih sekali karena yang menonton bisa dihitung dengan jari. Ada 4 penonton peserta dari luar negeri dan dikursi tempat undangan masih kosong. Maka sayapun masuk kedalam lapangan untuk mengambil gambar Rifanty yang saya belum punya, khususnya di turnamen ini. Saya belum melihat petinggi Pelti DKI Jakarta 

Selasa, 02 Juni 2015

Apa motiv nya duduki jabatan tersbut ?

Jakarta, 1 Juni 2015. Beberapa hari lalu sempat berjumpa rekan rekan tenis dari daerah di Jakarta. Yang jadi pembicaraan adaah masalah tenis dengan perkembangan terakhir. Saya sendiri juga tidak bisa menghindar dari pertemuan tersebut karena curhat mereka yang sebanarnya aktip diiduk di organisasi. Berbagai kekecewaan muncul bahkan beberapa cerita selama ini yang saya belum ketahui dimuncukan kembali. Dimulai dari Munas 2012 di Manado. Berbagai permainan didalam acara pemiihan tersebut diutarakan kepada saya yang saat itu tidak ikut campur, dan mereka ini adalah pelaku pelaku acara Munas tersebut.

Selasa, 26 Mei 2015

Veteran, apa yang mau dibina ?

Jakarta, 26 Mei 2015. Hari ini saya terima email berisi SK Badan Veteran Indonesia (BAVETI) yang menyatakan kalau saya duduk sebagai Wakil Ketua Bidang Pembinaan, sedangkan ketuanya Hadiman. Ya, keinginan agar saya bisa membantu kepengurusan Baveti oleh Ketua Umum Theo Sambuaga akhirnya terealiser melalui Surat Keputusan tsb.
Nah, apa yang mau dibina, begitulah pemikiran kita selama ini dimana saya juga awalnya berpikiran demikian karena konsentrasi selama ini ke yunior melalui program Turnamen nasional RemajaTenis. Jika ditelusuri masih bisa dilakukan pembinaan veteran, karena event internasional cukup banyak dikalangan veteran baik perorangan begitu pula event beregunya yang membela nama negara. Kalau dikelompok yunior ada WJT (KU 14 Th), Jr Fed Cup (putri 16 tahun), Jr Davis Cup (putra 16 th), kemudian  Davis Cup dan Fed Cup. maka veteran itu cukup banyak karena disetiap kelompok umur ada kejuaraan dunia beregunya. Nah, ini dia gunanya pembinaan di veteran. Saya teringat beberapa puluh tahun lalu Indonesia pernah kirim tim veteran ikuti kejuaraan dunia beregu veteran.

Senin, 25 Mei 2015

Oleh Pengda diminta Rp 45 juta untuk pindah

Jakarta, 26 Mei 2015. Hari ini saya terima telpon dari salah satu orangtua petenis yunior asal kota yang belum lama sibuk rayakan peristiwa besar yang Wailkotanya sedang naik daun. Tidak biasanya saya terima telpon dari orangtua petenis tesebut. Sebelumnya saya dikirimkan SMS yang minta waktu mau curhat. Waduh, saya tempat curhat orangtua petenis yunior. Sayapun balas silahkan telpon saja. Kebetulan saya waktu itu mau ketemu teman seorang pengacara dikantornya jalan Gatot Soebroto.
Sewaktu terima curhat itu saya sedikit terkejut dan juga merasa ada indikasi tidak sehat.
Dikatakan kalau anaknya tidak masuk tim PON untuk daerahnya. Kemudian dia minta surat mutasi ke  Pengda. Agak terkejut juga dikatakan oleh petinggi Pengda kalau mau bayar Rp 45 juta (katanya ketentuan KONI daerah tersebut) maka akan dikeluarkan surat mutasi sesuai ketentuan . Dan saya tanya apakah bisa perlihatkan surat ketentuan PON tersebut. Ataukah ada surat pemberitahuan merupakan ketentuan dari PP Pelti. Sepengetahuan saya Pelti tidak pernah keluarkan surat ketentuan mutasi. Entah kalau dalam periode sekarang dibuat surat tersebut.

Petenis tersebut mau pindah ke daerah lain dan oleh Pengda Pelti daerah lain tersebut minta surat mutasi dulu baru bisa diterima.

Jumat, 22 Mei 2015

Kecewa Ditolak masuk sekolah Atlet

Jakarta, 22 Mei 2015. Pagi ini saya terima telpon dari nomor yang saya tidak kenal. Dan sayapun terima saja tepon tersebut padahal sedang nyetir mobil mau ke Depok. Dan ketika saya dengar suara seorang ibu yang ternyata putranya saya kenal, karena pernah juara di Remaja Piala Rektor Unimed di Medan tahun 2015.
Dikemukakan masalah tentang putranya tersbut yang berasal dari Kepri. Dia barusana ikuti seleksi disalah satu sekolah yang dikelolah oleh Kemepora di Jakarta. Undangan seleksi terdapat di website Kemenpora tersebut. Dikatakan dengan persyaratannya yaitu harus ikut seleksi dan nama nama yang diundang tercantum dalam website tersebut. 

Ada Rumor Yang ternyata tidak benar

Jakarta, 22 Mei 2015. Hari ini saya terima berita melalui WA, ada rumor yang katakan kalau anggota tim Junior Fed Cup Indonesia itu ketahuan catut umur oleh ITF di Australia. Sehingga kena diskualifikasi. Tapi disini saya baca ada rumor, sehingga kebenaranya diragukan. Karena saya pernah baca berita kalau tim Junior Fed Cup Indonesia 2015 di Australia tetap bertanding, berarti tidak kena diskualifikasi. 
Sayapun brinisiatip bertanya kepada rekan yang kirim berita tersebut kalau mendengar dari siapa sumbernya. Karena melalui situs ITF tidak ada kehebohan seperti itu. Dijawabnya kalau dapat dari rekan pelatih di Jawa Tengah. 

Selasa, 12 Mei 2015

Ada Wacana Munaslub

Jakarta, 12 Mei 2015. Ketika saya menanyakan masalah organisasi kerekan rekan di daerah yang aktip selama ini karena saya kuatir ada perubahan resmi sudah diedarkan kedaerah atau dilakukan dalam Rakernas yang saya tidak tahu.  Semua rekan2 bilang kalau nama tetap tidak berubah

Semalam saya terima telpon dari rekan  dluar Jawa, langsung yang bersangkutan sampaikan uneg unegnya atau melaporkan selama ini kegiatan tenis secara nasional.

Hasil revisi AD ART belum keluar atau belum diterima kalau sudah selesai. Apalagi bicara Pokok Pokok Program Kerja  2012-2017 juga tidak ada dikerjakan. Hampir semua rekan didaerah ketika ditanyakan masalah AD ART baru belum ada yang katakan sudah terima. Harus diingat pula kalau ada Pengurus didaerah yang sudah ganti pengurusnya sehingga kebanyakan tidak tahu juga adanya perubahan tersebut.

Ketidak pedulian terhadap nama Pelti

Jakarta, 12 Mei 2015. Kebiasaan suka browsing internet akhirnya saya menemukan kejanggalan dilakukan oleh induk organisasi Pelti. Janggal karena kebetulan saya ikuti Munas Pelti tgl 25 November 2012 di Manado,. Jadi tahu keputusan dari Munas tersebut.
Dalam salah satu berita Tribun Palembang, saya lihat foto berita turnamen tenis internasional ISSF yang sedang berlangsung di Palembang. Di foto dengan jelas ada Spanduk PB PELTI. Kenapa saya jadi kaget. Ini istilah PB PELTI itu sudah dikuburkan sejak Munas 2002 di Makassar (kalau tidak salah ingat), karena sejak 2007-2012 sudah dipakai nama PP PELTI (Pengurus Pusat Pelti).

Jumat, 08 Mei 2015

Kemana itu Pokok2 Program Kerja Pelti 5 tahun

Jakarta, 9 Mei 2015. Saya terima permintaan dari rekan wartawan di Palembang untuk membuat suatu tulisan tentang pertenisan nasional maupun Sumatra Selatan.
Idea bagus juga agar masyarakat tenis khususnya di Palembang dan Sumatra Selatan Umumnya mengetahui permasalahan saat ini.
Memang banyak pertanyaan yang muncul kepada saya tentang tenis mau dibawa kenana. Kenapa sampai muncul pertanyaan seperti itu. Ya, tanya saja kepada masyaraat tenis tersebut.

"Jangan dulu bicara Peringkat kalau ketentuan turnamen tidak dibuat"

Jakarta, 9 Mei 2015. Ketika berbicara masalah tenis veteran  di Indonesia, maka sayapun sempat sampaikan kepada petinggi Badan Veteran Tenis Indonesia (BAVETI) kalau yang diutamakan sekarang adalah ketentuan turnamen tenis nasionalnya dulu baru berbicara masalah peringkat nasionalnya.. Sama halnya dengan ketika sewaktu saya masuk dalam kepengurusan Pelti Pusat, saya melihat ada yang belum dilakukan adalah buat ketentuan turnamen diakui Pelti (TDP). Maka lahirnya ketentuan tersebut. Karena beberapa bulan ini petinggi Baveti disibukkan dengan merumuskan Peringkat Nasional Veteran Indonesia.
Nah sayapun mencoba buat konsepnya dengan meniru saja ketentuan TDP yang sudah ada.
" Jangan dulu bicara peringkat kalau ketentuan turnamen tidak dibuat." ujar saya kepada petinggi Baveti.

Kamis, 30 April 2015

"Saya sudah jadi anggota BAVETO"

Jakarta, 30 April 2015. Semalam saya mau main tenis di lapangan tenis UMS Rasuna Said, Kuningan. Karena beberapa minggu lalu Theo Sambuaga yang sudah lama dikenal baik oleh keluarga istri ,juga saya sudah kenal, saya terima telpon dan diminta untuk datang latihan sama sama dia pada hari Rabu malam. Beberapa bulan lalu memang saya pernah datang latihan disana.
Sayapun datang untuk memenuhi undangan tersebut, karena undangan langsung oleh Ketua Baveti Theo Sambuaga yang waktu tilpon sedang berada di Manado..
Ternyata setiba dilapangan saya lihat petinggi Badan Veteran Tenis Indonesia sedang duduk disatu meja dan saya tidak sangka ada rapat kecil. Dan begitu saya masuk  oleh Theo Sambuaga langsung bilang kepada saya dan teman teman lainnya yaitu Samudra Sangitan, Husni Madjid , Johannes Susanto.

Melibatkan Oknum di Pengda

Jakarta, 30 April 2015. Ketika mendengar masalah belum tuntasnya masalah mutasi atlet, ada lagi cerita baru. Saya terima satu copy surat penolakkan mutasi dari KONIDA kepada atlet yang mengajukan permintaan mutasi, dengan alasan atlet tersebut masih dalam kontraknya sampai PON 2016. Tetapi saya dengar pula kalau masalah ini sudah dituntaskan oleh BAORI (Badan Arbitase  Olahraga Indonesia). Artinya ada sengketa antara 2 KONIDA sehingga cepat2 diselesaikan oleh BAORI. Artinya ada sidang juga seperti dipengadilan umumnya.
Ketika saya ditanyakan masalah ini apakah PP Pelti juga dipanggil dalam sidang tersebut. Saya katakan kemungkinannya tidak, karena PP Pelti tidak ikut campur masalah atlet atlet untuk PON   Masalah ini tidak terangkat oleh media

Yang dicari PRESTISE bukan PRESTASI

Jakarta, 30 April 2015. Dari pertemuan di lapangan tenis Kelapa Gading disaat turnamen nasional Piala Gubernur DKI, saya jadi bertanya tanya karena ulah dari salah satu daerah di Jawa ini. Kelihatan sekali kalau PRESTISE lebih diutamakan dibandingkan PRESTASI. Kenapa bisa demikian ya. Ini dampak dari Pekan Olahraga Nasional. Saya sangat setuju sekali khusus cabor tenis itu lebih baik PON tersebut dibubarkan saja. Ini statement dari salah satu Gubernur yang saya dengar langsung beberapa tahun silam dari salah satu rekan Pengda Pelti . Kata beliau lebih baik PORDA itu dibubarkan saja. Itu sama saja dengan PON lebih baik dibubarkan saja. Karena ini merupakan "project" dari KONIDA saja. Saya tidak lupa tujuan awal diadakan PON adalah persaudaraan dalam rangka mempersatukan Negara Republik Indonesia. Sedangkan cabor Tenis merupakan salah satu cabor yang banyak kompetsisinya. Dalam satu tahun bisa puluhan turnamennya skala nasional plus internasional baik yunior sampai senior. 

Minggu, 26 April 2015

Orang Buta Tuntun Orang Buram

Jakarta, 26 April 2015. Pertemuan makin sering dengan masyarakat tenis maka yang muncul kepermukaan atau dalam pembicaraan adalah masalah nasib tenis di Indonesia. Begitu pula hari ini saya bertemu dengan pelatih tenis BN, pelatih BW, panpel  JS  maupun orangtua atlet.
Semua yang terangkat adalah kekecewaan mereka dengan situasi pertenisan kita. Sehingga diungkapkan oleh BN disimpulkan kalau saat ini tenis dipimpin oleh orang buta dengan dukungan orang mata burem. Ada ada saja ungkapan kekecewaan itu muncul.

Pengakuan Ortu soal jual beli atlet

Jakarta, 26 April 2015. Hari ini saya jalan jalan ke Kelapa Gading sport club, ingin nonton langsung babak final turnamen nasional Piala Gubernur DKI Jakarta 2015. So pasti bertemu rekan rekan tenis yang lainnya. Bahkan ada yang sudah lama tak berjumpa. Seperti orangtua dari petenis yang sedang bertanding hari ini. 
Ungkapan menarik justru datang dari salah satu orangtua tersebut. Ketika terpancing bicara dan terungkap sudah masalah putranya yang awalnya ada rumor pindah kesalah satu daerah diujung Timur Nusantara. Tetapi kenyataannya tidak terjadi transaksi dan pindah keujung timur pulau Jawa. Ini cukup menarik ketika saya mendengar suatu pengakuan didepan rekan rekan wasit dibawah tenda.

Kamis, 23 April 2015

" Siapa nama Ketua Umum PP Pelti ? "

Jakarta, 23 April 2015. Disela sela turnamen nasional Piala Gubernur DKI Jakarta, saya sempat mendengar suatu pernyataan yang sudah sering saya dengar selama ini dimasyarakat tenis baik di Jakarta mapun diluar Jakarta.
Pertanyaan yang sederhana. Selain bertanya masalah program tenis ada lagi yang bertanya yaitu siapa nama ketua umum PP Pelti. Bayangkan sudah diresmikan sejak 17 Februari 2013 sampai saat ini masih ada masyarakat tenis yang tidak mengenalnya.

Beli Atlet Jadi Mubazir

Jakarta, 23 April 2015. Disaat bertemu muka dengan salah satu pelatih dilapangan tenis Kelapa Gading, berkembang diskusi tentang tenis Indonesia. Pelatih tersebut berasal dari salah satu provinsi di Jawa dimana kakak beradik menjadi pelatih.
Ketika menyinggung masalah PON XIX 2016 tentang jual beli atlet, kemudian terungkap kalau salah satu daerah di Jawa ini anggota timnya praktis datang dari daerah lain, alias dibeli dan tidak tanggung tanggung kalau 4-5 atlet putra semuanya beli dari luar daerah.
" Ini memalukan Pengda di Jawa. Apa sih yang dikerjakan oleh Pengda tersebut yang selama ini dikenal penghasil petenis nasional. Lain ceritanya kalau Pengda diluar Jawa yang tidak punya atlet." ujarnya berapi api. " Terus terang Om, itu sangat memalukan Pengda di Jawa." ujarnya

Prosedur Mutasi Belum Tuntas

Jakarta, 23 April 2015. Ada yang menarik kali ini ketika saya berjumpa dengan salah satu orangtua atlet dan juga sebagai pelatih putranya. Pertemuan di lapangan tenis Kelapa Gading Jakarta. Karena saya sudah mendengar sebelumnya kalau putranya itu dibeli oleh salah satu daerah diujung Timur Nusantara.
Saya hanya ingin tahu saja , dan sudah saya ungkapkan kepadanya kalau saya hanya ingin membantu daerah maupun atlet dalam hal mutasi atlet dalam rangka PON yang sering terjadi selama ini. Jangan sampai nanti disaat saat terakhir baru ribut, akibatnya atlet tidak diperkenankan ikut bertanding.
Didapat keterangan yang kalau saya simpulkan belum tuntas, seperti yang saya duga, tetapi sudah dibeli oleh daerah baru yang menurut saya daerah tersbut saking semangat lupa atau tidak mau tahu masalah mutasi tersbut. Ada kemungkinan daerah tersebut membutakan diri atas aturan mutasi.

Sim Salabim, Tim Nasional Latihan 2 x seminggu.

Jakarta, 23 April 2015. Hari ini saya jalan jalan ke lapangan tenis Kelapa Gading Jakarta. Ingin meliput kegiatan turnamen nasional Piala Gubernur DKI Jakarta 2015 yang so pasti banyak petenis luar kota hadir berlaga. 
Seperti kebiasaan selama ini sering kali dimanfaatkan untuk berbincang bincang masalah pertenisan kita ini. Ketemulah dengan Bunge Nahor, Sulistyono dan juga Anto orangtua dan pelatih dari petenis Surabaya M.Rizky Widhianto.

Sabtu, 18 April 2015

Sekitar Jual Beli Atlet menjelang PON

Jakarta, 19 April 2015. Masalah mutasi atlet menjelang Pekan Olahraga Nasional selalu jadi perhatian tetapi tidak diperhatikan masalah aturannya, sehingga bagi pelaku pelakunya hanya dianggap angin lalu. Disinilah kelemahan dari rekan rekan yang duduk di Pengda Pelti, akibat kurang paham masalah aturan yang dibuat oleh KONI Pusat selaku pemilik PON tersebut, sehingga terbuai dengan rayuan orangtua atau pelatih yang menawarkan atlet atletnya. Saya makumi rekan rekan di Pengda banyak muka baru sehingga ingin tunjukkan prestasi kerjanya yang semu tersebut. 
Sebagai pemilik PON, KONI Pusat telah membuat aturan yang cukup jelas dan sudah diedarkan keseluruh KONI Provinsi maupun Pengda Pelti telah menerimanya.

Kamis, 16 April 2015

Pembinaan Usia Dini terabaikan

Jakarta, 16 April 2015. Saya teringat kemarin ketika jumpa salah satu rekan tenis Nico  di lapangan tenis Klub Rasuna Kuningan. Ujarnya waktu itu mempertanyakan gaung dari tenis saat ini. "Dulu saya suka dengar ada pelatih asing Suresh  datang ke Jakarta untuk melatih petenis usia dini. Kenapa sekarang tidak ada ya ?" suatu pertanyaan yang menarik sekali.
Memang tugas dari induk organisasi tenis ini banyak sekali. Salah satunya yang terpenting adalah PEMBINAAN. Yang terdengar saat ini hanya pembinaan petenis nasional saja. Mulai dari tim Davis Cup dan Fed Cup ditambah Jr Davis Cup dan Jr Fed Cup. Begitu juga tim nasional usia 14 tahun.

Rabu, 15 April 2015

Banyak Kasus Mutasi

Jakarta, 15 Apri 2015. Dalam cerita cerita dengan salah satu orangtua petenis di Jakarta cukup menarik karena topiknya adalah perpindahan atlet tenis dalam persiapan Pekan Olahraga Nasional XIX 2016. Saya sudah tahu dampak dari keinginan daerah mengutamakan PRESTISE dibandingkan PRESTASI. Diceritakan pula ada atlet yang sudah terima uangnya tapi statusnya mash belum tuntas pindah kedaerah lainnya. Ini yang menurut saya akan timbul masalah.

Apa Yang Bisa didapatkan Christo "

Jakarta, 15 April 2015. Ketika berbicara dengan pelatih BN salah satu pelatih terkemuka di Jakarta, disampaikan cerita masalah latihan atlet nasional yang masuk dalam Pelatnas putra. Menurut pendapatnya saat itu ketika melihat Christopher Rungkat sparring dengan atlet yunior maka diapun katakan kalau itu sangat merugikan Christopher Rungkat sebagai atlet nomor satu Indonesia. Apa yang diharapkan kalau latihan bersama atlet yunior ? Itu pertanyaan menarik bagi pelatih kita. 

Tetapi beberapa bulan lalu ketika saya melihat tim pelatnas latihan di Senayan, ada petenis kidal yang saya lupa namanya karena melihat dari jauh. Sayapun bertanya dengan petugas di Senayan siapa atlet kidal tersebut dan disebutnya itu anaknya BN

Ungke Tako Pa Tole

Jakarta, 15 April 2015. Hari ini saya mencoba menonton turnamen tenis internasional di Klub Rasuna Jakarta. Tentunya akan bertemu teman teman tenis lainnya yang sudah lama tidak berjumpa, dan saya yakin akan banyak cerita muncul dilapangan.
Ada kisah lucu saya ketemu dengan rekan pelatih BN. Dan betul juga ketika itu diapun cerita kalau kemarin hampir terjadi clash besar dengan salah satu petinggi Pelti yang juga berasal dari Provinsi Nyiur Melambai.
Diapun cerita dengan semangat masalah kemarin dan sudah selesai kemarin juga. Dikatakan kalau dia itu hampir lempar batu ataupun gelas jika ada ditangannya.

Selasa, 07 April 2015

Ini bukan Lip's service

Jakarta, 7 April 2015. Ketika di Makassar sempat bertemu dengan masyarakat tenis berasal dari Kabupaten/Kotamadya di Sulawesi Selatan. Ternyata sama saja dengan rekan2 lainnya di Sumatra jika bertemu saling tukar pikiran.
Saya hanya beri motivasi kepada mereka untuk bisa berbuat lebih baik untuk tenis. Ada yang duduk dalam kepengurusan Pelti di Kabupaten atau Kotamadya. Kesan saya mereka ini tidak tahu mau mulai dari mana untuk tenis. Ini kesempatan bagi saya untuk ikut memajukan tenis didaerah dengan beri konsep konsep yang baik

Mau adakan Remaja Tenis Masters diakhir tahun 2015

Jakarta, 7 April 2015. Dalam pembicaraan pertilpon dengan rekan pelatih dari Jawa Tengah tersebut ada masukan bagus menurut saya sehingga saya berpikir ulang dan ada kemungkinan bisa dilakukan.
Saya diberi masukan agar RemajaTenis juga berikan jadwal untuk MASTERS diakhir tahun, sehingga bisa kembali berjaya di Jawa seperti beberapa tahun silam.
Ini salah satu masukan yang kalau saya mau pusing2 sedikit so pasti bisa saya lakukan.

Akhirnya saya berpikir juga untuk memenuhi keinginan masyarakat tenis yang masih mencintai RemajaTenis bisa tersaluri dengan baik, sehingga bisa membantu pembinaan pertenisan nasional juga. Saya juga sampaikan kalau selama ini saya lebih konsentrasi diluar Jawa karena mereka sangat amat membutuhkan keberadaan turnamen. Ada kepuasan bathin saya jika terlaksana, walaupun tidak ada kepuasan finansialnya. Dan saya merasakan amat sangat ketika ungkapan dari hati para orangtua kepada saya sewaktu tatap muka dimana mereka ungkapkan terima kasih sekali. Ini sudah cukup menghibur dirika saja.

Pembohongan Publik Terjadi Pula di Tenis

Jakarta, 7 April 2015. Hari ini ketika saya sedang dalam perjalanan pulang kerumah, saya terima telpon dari salah satu pelatih di Jawa Tengah yang ingin menyampaikan ada sesuatu pembohongan kepada masyarakat tenis dilakukan oleh organizer turnamen diakui Pelti. Ini bukan peristiwa pertama kali terjadi, tetapi jika saya sampaikan kepada induk organisasi tenis di Indonesia yaitu PP Pelti maka saya dianggap ada kepentingan juga sehingga seolah olah protes terhadap pelaksana turnamen yang dianggap kompetitor saya, padahal saya tidak merasa punya kompetitor.
Disampaikan beberapa hari lalu ketika saya berada di Makassar,  disalah satu Ibukota telah ada turnamen 3 hari juga dilakukan oleh salah satu organizer yg bonafid  yang sedang digandrungi oleh masyarakat tenis karena banyak janjinya sehingga saya anggap mereka ini dibuat terbuai.
Kenapa demikian.

Penjelasan Pelatih atas Tulisan di blogger ini

Makassar, 6 April 2015. Hari ini saya sedang menunggu keberangkatan pesawat dari Makassar ke Jakarta setelah selesai selesaikan salah satu program di Makassar kota kelahiran saya 69 tahun silam.
Sedang asyiknya menunggu saya terima WA dari salah satu pelatih tenis yang sedang berada di Asutralia membawa tim tenis Junior Davis Cup.
Yang disampaikan adalah masalah tulisan saya diblogger ini sebelum ini yaitu perilaku pelatih kita.

Diminta agar saya sebelum menulis agar cross check dulu kepadanya. Sedangkan maksud tulisan di blogger (pribadi) ini merupakan diary saya selama diperteisan Indonesia. Ketika saya terima telpon langsung saya ungkapkan apa yang terjadi terutama tentang pertenisan kita. Memang seaktu saya terima telpon dari salah satu orangtua yang putrinya diutus mewakili Indonesia ke LN maka ada yang menurut saya aneh karena saya tidak diberitahu yang jelas. Akibatnya saya pun menulis pendapat saya kalau pelatih tersebut (saya tidak sebut namanya) tidak boleh berbuat seperti itu. 

Karena saya tidak diberitahu yang detail. Karena ada kaitan dengan pengiriman atlet dimana bersamaan dengan event tersebut maka saya anggap pelatih tersebut memanfaatkan.

Kamis, 26 Maret 2015

Perilaku Pelatih Jadi perhatian

Jakarta, 26 Maret 2015. Hari ini saya terima telpon dari salah satu rekan orangtua petenis putri yang sering berkomunikasi dengn saya masalah tenis Indonesia. Beberapa hari lalu saya juga mnerima telpon dari salah satu orangtua petenis putri yang putrinya akan dikirimkan mewakili Indonesia ke Junior Fed Cup di Australia bulan April mendatang.
Kedua keluhan adalah membicarakan hal yang sama yaitu masalah pelatih tenis yang kebetulan ditunjuk oleh induk organisasi kita.
Oleh orangtua yang anaknya terpilih menyampaikan kalau ada keinginan salah satu putranya ikut mendampingi adiknya ke Austraia. Permintaan telah diajukan tetapi kelihatannya tidak bisa.

Selasa, 24 Maret 2015

Kunjungan dari Ketua Pengda Sumsel


Palembang, 22 Maret 2015. Hari ini saya dikejutkan dengan munculnya rekan Drs Ade Karjana beserta Yudhi yang keduanya Pengurus Pengda Pelti Sumatra Selatan, dilapangan tenis Pemkot Palembang ditempat diselenggarakannya RemajaTenis Sumsel -XIII . Ade Karjana sendiri adalah Ketua Pengda dan juga Sekretaris umum KONI Provinsi Sumsel. 

Saya sampaikan selamat atas keberhasilan sebagai pelaksana Davis Cup by BNP Paribas dilapangan tenis Bukit Asam Jakabaring, Palembang diawal Maret 2015 lalu.
Tetapi sebelumnya saya juga bertemu dengan rekan lainnya yang dulu selelu mendukung kegiatan dimana saya kerjakan yaitu Firdaus dan Buchari.

Kamis, 12 Maret 2015

"Ada apa dengan tenis saat ini ? "

Jakarta, 11 Maret 2015. Hari ini karena hujan sehingga todak bisa main tenis. Tapi saya sudah sempat ke lapangan dan ketemu rekan rekan lainnya juga hanya bisa duduk manis tungggu hujan berhenti. Saat itu sudah tinggal gerimis saja.
Ketemu Christian Budiman yang sekarang sudah jadi bagian dari PP Pelti. Cerita kalau saya terima berita masalah ada yang tidak beres di pelaksanan Davis Cup di Palembang minggu lalu. Dia juga katakan kalau baru dengar.
Setelah itu saya ketemu dengan rekan lama yang dulu sering ketemu. Setahu saya dia itu 7 tahun berada di USA dan sekarang kembali ke Jakarta."Ada apa dengan tenis saat ini?" itu pertanyaan pertama diberikan kepada saya. Dan diapun ingin seperti dulu sewaktu tenis itu sempat jaya jayanya.

Senin, 02 Maret 2015

Berita baru jadi care taker Ketua Pengda

Medan, 2 Maret 2015. Hari ini saya terima telpon dari rekan saya di Jakarta. Menyampaikan berita yang mebuat saya bisa ketawa. Pertanyaannya kepada saya apakah sudah dengar kalau Icuk Sugiarto Ketua Pengda PBS( Bulutangkis) DKI Jakarta diganti atau dipecat oleh Ketua Umum PB PBSI. Dan saya ditanya apakah tahu siapa penggantinya karena menurut dia saya pasti kenal orangnya. Memang saya banyak kenal juga rekan2 di bidang badminton atau buutangkis

Memotivasi Masyarakat tenis Untuk Berbuat

Medan, 1 Maret 2015. Pertemuan dengan para orangtua maupun pelatih disuatu turnamen tentunya banyak menarik perhatian saya. Karena kesempatan berdialog untuk melihat permasalahan pertenisan daerah bisa didapatkan langsung dari pelaku2 tenis di daerah. Kemudian dengan munculnya turnamen Remaja Piala Rektor Unimed di Medan membuat rekan rekan tenis di Medan bertanya tanya. Apakah mungkin bisa terjadi di Medan. Sedangkan bagi saya pertama kali berbicara dengan salah satu rekan dikub Unimed yang berkeinginan ada remajatenis di Medan, langsung saya sambut dengan baik. Hilangkan keragu raguan mereka dengan memberikan bayangan solusinya. Kalau dingat ingat sebelum pelaksanaan Piala Rektor Unimed di Medan banyak pihak pelaku tenis di Medan meragukan terealiser. Tapi bagi saya semua itu bisa dilakukan asalkan dengan niat tulus membantu pembinaan daerah.

Ketentuan Usia Banyak yang belum tahu

Medan, 1 Maret 2015. Ternyata masih banyak pelatih baik orangtua maupun petenis sendiri belum familiar dengan ketentuan usia didalam suatu turnamen Diakui Pelti. Karena selama di Medan ini ditemukan 3 atlet yang sudah melewati usia sesuai ketentuannya. 
Perkiraan mereka ketentuan usia itu berdasarkan tangga ahir dan bulan, bukan berdasarkan tahun kelahiran sebagaimana azimnya ketentuan TDP.
Sehingga ketiak pertandingan berlangsung dengan berat hari Referee lakukan diskuaifikasi terhadap atlet tersebut. Ini bukan unsur kesengajaan karena sewaktu berbicara dengan orangtua maupun pelatih mereka dengan jujur katakan tanggal lahir atletnya. Ini unsur sportivitas dijunjung tinggi sehingga tidak ada keluhan lagi. Untuk mengatsi hal tersebt saya disetiap pelaksanaan RemajaTenis elalu ada spanduk ukuran 1 m x 1m tentang ketentuan usia tersbut, sehingga tidak ada alasan tidak tahu lagi karena mudah dibaca tanpa kacamata sekalipun

Pertemuan yang menyenangkan dgn masyarakat tenis di Medan

Medan, 1 Maret 2015. Selama pelaksanaan kejurnas Remaja Piala Rektor Unimed (27 Febr-1 Maret) saya sempat berbincang bincang dengan rekan rekan dari Aceh , Riau, Kepri maupun Sumatra Utara lainnya. Paling banyak muncul adalah keluhan2 tentang ketidak puasan mereka atas kinerja Pelti setempat. Ada yang mengeluh kalau tidak ada perhatian dari petinggi Pelti setempat.
Saya salut kepada Sabang Junior Tennis Club yang mengirimkan 5 atletnya ke Medan dan ternyata mereka itu datang berdasarkan dana dari upaya klubnya sendiri.
Begitu pula rombongan terbesar (18 atlet) datang darikota Pematang Siantar dengan pelatihnya yang sudah tidak asing bagi saya yaitu Bachtiar Lubis. Dia ini ayah dari petenis Tio Lana Putra yang sekarang sudah bekerja di Bank Pembangunan Aceh di Banda Aceh.

Kamis, 19 Februari 2015

Mabuk Kekuasaan !

Jakarta, 28 Februari 2015. Dalam pembicaraan dengan rekan rekan tenis yang berkecimpung di perwasitan, saya diberitahu tingkah laku dari salah satu petinggi diinduk organisasi tenis. Masalah kenetralan wasit selalu dikacaukan oleh kepentingan petinggi tersebut yang juga mempunyai sekolah tenis.
Saya sendiri sdah cukup mengenal perilaku dianya itu karena saya sering adakan turnamen yunior maka dia ini sering beri masukan sebagai bentuk kepeduliannya terhadap turnamen saya ini tetapi yang sering jadi masalah adalah ketidak konsistensiannya. Paling sering kalau terjadi terhadap anak asuhnya maka dia selalu minta dispensasi dari aturan sebagaimana biasa.

Kamis, 05 Februari 2015

Diskusi masalah tenis daerah

Jakarta, 5 Februari 2015. Hari ini saya ketemu rekan lama untuk memenuhi keinginannya bertemu sama saya untuk membicarakan masalah bukan tenis. Bertemu di Cibubur Junction sambil makan siang. Tiba jam 11.00 dan baru selesai jam 16.00. Wow cukup lama jua karena setelah selesai makan siang dilanjutkan minum kopi di Starbuck.
Sayapun memanfaatkan kehadirannya untuk bicara masalah tenis. Karena dia itu asalnya dari Manado sebagai petenis kemudian bersama sama rekan2 lainnya merantau ke Jakarta. Dan diapun memanfaatkan juga untuk sekolah sehingga berhasil menjadi Pengacara (S1 dibidang hukum).
Saya kemukakan kepadanya apakah sadar atau tidak sadar, bahwa beberapa peteis yunior dari darah maupun Manado merantau ke Jakarta dengan tujuan agar bisa berprestasi dengan baik. Tapi kenyataannya sampai hari ini belum ada ber prestasi dengan baik, bahkan hilang dari peredaran nasional. Bahkan ada yan pindah ke soft tennis karena bisa keluar negeri. Kebetulan sekarang pengurus soft tennis sedng getol getolnya kirim tim tenis keluar negeri. Selain memanfaatkan mantan petenis nasional juga beberapa petenis yunior ditarik ikuti soft tennis. Keuntungannya bisa keluar negeri, karena turnamen soft tennis banyak diluar negeri.

Rabu, 04 Februari 2015

" Duit e sopo "

Jakarta, 5 Februari 2015. Ketemu dengan salah satu mantan pelatih tim Davis Cup Indonesia, Bonit Wirjawan di lapangan tenis Kemayoran bersama salah satu rekan wartawan kondang Pos Kota Bambang P cukup menarik karena berbincang masalah pertenisan nasionalsaat ini yang tidak bisa lepas dari manajemen tenis yang dikelola oleh induk organisasi tenis Indonesia yaotu PP Pelti.
Awalnya pembicaraan masalah ketidak puasan terhadap penanganan sejak dilantik kepengurusan baru diawal tahun 2013. Masalah ketidak puasan juga sering muncul disampaikan sama saya oleh para orangtua yang sering membawa putra atau putrinya ke turname turnamen tenis.
Bagi saya bukan hal yang aneh jika ada ketidak puasan mereka terhadap induk organisasi tenis, dan bukan hanya terjadi di kepengurusan saat ini. Disaat saat masa lalu setiap kepengurusan selalu ada saja yang tidak puas. Hanya bedanya adalah saat ini ketertutupan informasi saja lebih sering dikemukakan,

Senin, 02 Februari 2015

Ke Turkey untuk jalan jalan saja

Jakarta, 2 Februari 2015. Hari ini pula ada yang menarik pembicaraan saya dengan Wakil Ketua Bidang Pembinaan Yunior PP Pelti Aji Soedibyo di kantor Yaporti di lapangan tenis Kemayoran. Dalam tuangan itu ada Christian Budiman , dan Sukresno.
Sayapun pancing sama Aji masalah kasus ikut serta petenis Indonesia ke Turkey beberapa bulan lalu. Itu ada Pro Circuit yang diikuti oleh David Agung Susanto, Aditya Hari Sasongko. Yang menarik kemudian saya ungkapkan adalah dalam list of entry tercatat Aditya Hari Sasongko di alternate list nomor 60 an Tetapi Aditya ikut ke Turkey didampingi oleh Wakil Sekjen 1 PP Pelti. Begitu juga ikut serta petenis putrinya.

"Wah Payah PP Pelti"

Jakarta, 2 Februari 2015. Hari ini saya menyempatkan diri hadir untuk melihat seleksi nasional yunior yang diselenggarakan oleh PP Pelti di Kemayoran. Bertemu dengan rekan lama Christian Budiman wakil ketua bidang pertandingan PP Pelti dan Aji S wakil Ketua Bidang Pembinaan Yunior PP Pelti.

"Wah payah PP Pelti, saya minta tolong surat undangan seleknas ke peserta yang dibuat PP Pelti tetapi tidak diberikan juga. Padahal saya sudah minta ke Ketua Bidang Pembinaan Yunior Aga Soemarno dan dikatakan minta sama Darta (karyawan sekretariat) dan Aji. Tapi dipingpong sama Data.Dan dijanjikan akan dikirimkan setelah konfirmasi dari Aji." ujar saya lansgsung kepada Aji.

Rabu, 28 Januari 2015

Pelayanan kurang diperhatikan

Jakarta, 28 Januari 2015. Pagi ini saya main tenis di senayan. Biasanya setelah main saya singggah kekantor Pelti di senayan. Untuk menanykana masalah kalender TDP yang dicetak mereka. Disamping itu pula menanyakan masalah SK PP Pelti untuk turnamen RemajaTenis yangs aya gelar di berbagai daerah atau kota.
Kali ini saya sedikit kaget juga ketika melihat kalender TDP yang diceta per 14 Januari ada yang kurang. Padahal sebelumnya saya sudah beritahu beberapa perubahan dan sudah dikerjakan . Tapi ada yang hilang yaitu permohonan saya untuk RemajaTenis Lampung tanggal 20-22 Februari 2015 dan juga RemajaTenis Sulsel-3 tanggal 3-5 April 2015.
Kemudian diperiksalah satu persatu email saya yang dikirim formulir pendaftaran TDP. Tidak diketemukan formuir pendaftaran RemajaTenis Lampung sedangkan RemajaTenis Sulsel-3 ditemukan.

Rabu, 21 Januari 2015

Turnamen Didaerah Perlu Lebih Digalakkan lagi

Jakarta, 22 Januari 2015. Melihat perkembangan tenis didaerah, saya belum lihat perkembangan yang signifikan, walaupun sudah mulai tergerak rekan rekan didaerah mengatasi problem turnamen dengan sistem seperti RemajaTenis kembangkan yaitu low cost tournament. Pertambahan turnamen ditahun 2014 dilakukan oleh Pelti Pusat sekalipun masih belum mengangkat daerah daerah terpencil, masih terpusat di pulau Jawa. Kenapa saya belum puas karena di Jawa sendiri sudah banyak turnamen yang ada selama ini. Tapi saya baru puas kalau diluar Jawa sudah tergerak. Saya sendiri sedang konsentrasi keluar Jawa karena saya prihatin mereka ini sangat minim turnamen sedangkan potensi ada baik SDM maupun kemampuannya, hanya tidak tahu mau start dari mana.

" Mau Dibawa Kemana Tenis Kita ? "

Jakarta, 21 Januari 2015. Hari ini setelah bermain tenis dipagi hari, siangnya saya diundang lunch bersama rekan rekan mantan pengurus Pelti di resto Saur Kuring di Jakarta. Kegiatan kumpul2 kangenan sudah sering dilakukan bahkan secara rutin, hanya waktunya tidak menentu saja. Hadir mantan ketua bidang pertandingan, mantan ketua bidang pembinaan yunior.
Muncullah keluhan dari rekan2 yang sudah tidak berkecimpung dipertenisan (kepengurusan) tetapi masih aktip bermain tenis Mereka ini sibuk dengan bisnis mereka dan bahkan mereka katakan siap bantu tenis kita asalkan jelas programnya. Ini masalahnya sekarang karena tidak ada kegiatan kegiatan yang terungkap sehingga mereka bisa ikuti secara jelas,

Minggu, 18 Januari 2015

Bertemu "Tersangka " KPK

Jakarta, 18 Januari 2015. Ketika membaca koran pagi ini, saya teringat sewaktu berada di Palembang menyempatkan diri bertemu dengan " tersangka "  KPK yaitu rekan lama saya di Palembang. Kebetulan pertandingan turnamen dilakukan di 2 lokasi yaitu lap tenis Pemkot Palembang dan lap tenis PU Sumsel. Dikantor PU Provinsi tersebut, saya mengajak rekan pelatih tenis Ade untuk bertemu dengan Ir. Rizal Abdullah yang saat ini sebagai Kepala Bina Marga Departemen Pekerjaan Umum Provinsi Smatra selatan. Ir Rizal Abdullah yang sudah dikategorikan sebagai tersangka oleh KPK pada tanggal 29 September 2014. Ya, walaupun ditetapkan sebagai tersangka beliau masih berdinas tetap dikantornya.

Kamis, 15 Januari 2015

Kalau Punya NIAT maka ada Jalannya

Palembang, 11 Januari 2015. Disela sela babak final kejurnas RemajaTenis Sumsel-XII dilapangan tenis Pemkot Palembang, saya bertemu dengan rekan lama Afghan Invasi mantan petenis yunior yang berasal dari Sumtra. Ternyata dia tugas di perusahaan asuransi dan sudah 9 bulan di Palembang. Karena dia petenis maka cocok lah berbicara tentang tenis di Sumsel.

Saya kemukakan tentang potensi pertenisan di Sumsel karena sejak 2011 sampai sekarang saya sudah selenggarakan untuk ke dua belas kalinya baik dilapangan tenis Pusri (2011), Jakabaring, Sekayu Muba, Tanjung Enim dan lapangan tenis Pemkot Palembang.
Saya katakan kalau lapangan tenis Pemkot ini bukan lapangan yang asing bagi saya karena beberapa tahun silam saya pernah menggelar Persami Piala Ferry Raturandang.

Agar cari figur jadi Ketua Pengcab Pelti Palembang

Palembang, 11 Januari 2015. Malam ini setelah selesai selenggarakan Kejurnas RemajaTenis Sumsel-XII di kota Palembang, berkumpullah pelaku pelaku tenis bersama sama dengan salah satu anggota Pengurus Daerah Pelti Sumsel. Bincang bincang masalah pertenisan di Sumatra Selatan yang sebenarnya diakui kalau selama ini dianggap tidur. Disamping itu pula saya langsung sampaikan kalau kita semua selaku pelaku tenis bisa berbuat lebih baik tidak perlu tergantung kepada induk organisasi. Karena birokrasinya terlalu panjang dan menghambat kegiatan kegiatannya.
Hadir malam itu Asep, Bambang Harsono , Firdaus. Mulai dari vakumnya kepengurusan Pencba Pelti Palembang masuk dalam pembicaraan. Diceritakan kalau ada figur dari birokrat Pemkot Palembang yang dicalonkan tetapi karena satu dan lain hal maka tersendat sendat. Apalagi saat ini petinggi Kotamadya Palembang lagi disekolahkan oleh KPK sehingga semua masih bertanya tanya. Saya maklumi saja karena ada kekuattiran jika ganti pimpinan maka akan terjadi perubahan kedudukan. Ini yang dikuatirkan mereka

Minggu, 04 Januari 2015

Organiser Harus Belajar dari Pengalaman

Jakarta, 5 Januari 2015. Ada satu hal yang perlu diperbaiki dalam Ketentuan TDP Nasional khususnya kelompok umur. Sudah lama ingin saya kemukakan, tetapi karena sewaktu masih menjabat akil Sekjen saya tidak bisa bergerak karena yang menentukan adalah ketua bidang pertandingan.
Kita harus bisa belajar dari keuhan keluhan selama ini didalam pelaksanaan TDP Kelompok Yunior ini. Ini akibat tidak pernah mendapatkan evaluasi dari tingkat Pusat maka kejadian tersebut tetap terjadi.
Sebagai penyelenggara juga harus memikirkan kepentingan peserta, sponsor dan terakhir penonton. Bukan kepentingan penyelenggara. Saat ini saya melihat pelaksana turnamen hanya memikirkan kepentingan penyelenggara. Bagaimana pelaksanaan itu cepat selesai, walaupun itu memeras tenaga peserta sehingga tidak nyaman karena keadaan terpaksa. Alasan klasik adalah HUJAN.

Mundurnya Ketua Pengda Pelti

Jakarta, 5 Januari 2015. Ketika berbincang bincang dengan rekan dari Jawa Tengah saya menyempatkan diri bertanya tentang kebenaran berita pengunduran diri Ketua Pengda Pelti Jawa Tengah. Ternyata dijawab benar sekali, kemudian saya ingin tahu juga permasalahan penyebabnya. Kelihatan banyak keinginan rekan2 pengurus lainnya yang memberatkan dirinya sehingga lebih nyaman minta mundur. Ini sangat disayangkan bisa terjadi. Rasanya baru kali ini Ketua Pengda Pelti minta mundur sebelum masa kepengurusannya berakhir.

Kekecewaan terhadap Turnamen Nasional

Jakarta, 5 Januari 2015. Hari ini saya terima telpon dari salah satu rekan tenis yang sedang berada disuatu turnamen nasional yunior. Baru selesai pembukaan dan langsung pertandingan. Ada yang dikeluhkan yaitu masalah bola untuk kelompok umur 10 tahun belum ada. Memang bolanya berbeda dengan bola normal. Disamping itu pula disampaikan kalau kelompok 14 tahun itu size of drawnya 124. Karena pesertanya membludak dan tidak disesuaikan dengan pelayanannya. Bayangkan peserta sekitar 400 karena ini turnamen pembuka ditahun 2015 dan sudah berjalan bertahun tahun secara rutin.
Disebutkan nama Refereenya yang termasuk keras kepala karena tidak mau mendengar saran yang diberikan. Ini menurut saya karena referee tersebut terbiasa selenggarakan untuk kelompok umum atau senior atau ITF Junior dimana hanya satu kelompok umur saja