Medan, 1 Maret 2015. Selama pelaksanaan kejurnas Remaja Piala Rektor Unimed (27 Febr-1 Maret) saya sempat berbincang bincang dengan rekan rekan dari Aceh , Riau, Kepri maupun Sumatra Utara lainnya. Paling banyak muncul adalah keluhan2 tentang ketidak puasan mereka atas kinerja Pelti setempat. Ada yang mengeluh kalau tidak ada perhatian dari petinggi Pelti setempat.
Saya salut kepada Sabang Junior Tennis Club yang mengirimkan 5 atletnya ke Medan dan ternyata mereka itu datang berdasarkan dana dari upaya klubnya sendiri.
Begitu pula rombongan terbesar (18 atlet) datang darikota Pematang Siantar dengan pelatihnya yang sudah tidak asing bagi saya yaitu Bachtiar Lubis. Dia ini ayah dari petenis Tio Lana Putra yang sekarang sudah bekerja di Bank Pembangunan Aceh di Banda Aceh.
Pertemuan cukup akrab karena terakhir kali berjumpa saat persiapan Munas Pelti tahun 2002 di Jambi.
Disamping itu pula munculnya atlet dari Aceh seperti dari Lhokseumawe, Langsa (Aceh Timur) dan Banda Aceh juga muncul dan juga dari Sumut yaitu Simalungun, Tebing Tinggi , Pematang Siantar dan dari Medan sendiri muncul dari Universitas Sumatra Utara maupun Unimed dengan klubnya.
Ternyata pembinaan tenis di Pematang Siantar cukup baik, karena ada 18 atlet yang datang setelah diseleksi untuk ikut ke Medan. Berarti masih banyak lagi atlet yuniornya.
Begitu pua pertemuan dengan rekan Ketua Pengcab Pelti Tebing Tinggi bersama sekretaris Pengcabnya . Keluhan tentang Pengda Pelti Sumut saat ini. Dikatakan bahwa sama sekali tidak ada kegiatan setelah terpilih, Bagi saya keluhan seperti itu sudah sering dan tidak asing bagi saya . Karena secara keseluruhan saya jamin kninerja Pengda Pelti maupun Pengcab Pelti diseluruh Indonesia itu mayoritas "tidur". Tapi bagi saya dan menurut pengamatan saya, mereka semangat pada saat mau dilantik dan setelah itu mereka bingn karena tidak tahu mau start dari mana.
Justru itu saya paling senang jika bertemu untuk berdiskusi permasalahan tenis didarah masing masing. Saya melihat potensi didaerah itu cukup besar. Dengan materi pelatih seadanya, bahkan hanya berdasarkan pengalaman melatih selaku ex petenis sudah bisa menghasilkan atet2 tenis disaat ini. Bagaiman jadinya kaau pelatih pelatih didaeah itu ditingkatkan kemampuannya dengan diadakan penataranpelatih sebanyak mungkin. Ini sudah masuk ke ranah Peti sendiri, karena saya sudah berada diluar Pelti. Tetapi jika dibutuhkan oleh rekan rekan didaerah maka sayapun bersedia membantu sebagai konsultan mereka.
Disaat pembukaan Kejurnas Remaja Piala Rektor Unimed 2015 dilapangan tenis Unimed pada hari Jumat 27 Februari 2015, tidak ada satupun petinggi teras Pelti Sumatra Utara yang hadir. Ini membuat reaksi muncul dari Ketua Pengcab Pelti Tebing Tinggi beserta sekretaris Pengcab yang membawa atletnya ikut serta diturnamen tersebut. Andaikan dikatakan tidak tahu tentang kegiatan ini maka mustahil sekali karena sehari sebelum pembukaan saya sempat jumpa dengan sekretars Pengda Pelti Sumut dan berbicara pertipon dengan Ketua Pengda Pelti Sumut yang sedang berada di Jakarta.
Tetapi sehar sesudahnya, saya terima SMS dari Sekretaris Pengda yang menyatakan berhalangan hadir karena ada Rakerda KONI Provinsi 27-28 Febr) di Medan juga.
Ada juga yang menyampaikan langsung kepada saya untuk berterima kasih kalau saya mau turun ke Medan ikut memberikan kesempatan bagi anak anaknya bisa bertanding tenis skala nasional.
Tetapi saya hanya perkenalkan diri sebagai " Provikator" saja yaitu mengadu ngadu anak2 tenis . semua ahirnya ketawa menghilangkan ketegangan mereka selama ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar