Rabu, 31 Oktober 2018

Kapan MUNASLUB ?

Jakarta, 1 Nopember 2018, Ada satu pertanyaan muncul akibat ketidak puasan terhadap induk organisasi tenis di Indonesia. Yaitu Kapan Munaslub.?
Istilah Munaslub atau Musyawarah Nasional Luar Biasa selama ini sangat dihindarkan kuatir menjadi preseden buruk bagi induk organisasi Pelti.
Masa kepemimpinan Pelti sebelumnya juga pernah hampir terjadi. Yaitu Pelti 2012-2017. Kira kira tahun 2015-2016 ada wacana mempromosikan salah satu pejabat untuk menjadi Ketua Umum PP Pelti yang saat itu dianggap sangat mengecewakan karena kekecewaan atas prestasi tenis Indonesia. Tetapi upaya tersebut sempat dipatahkan oleh mantan ketua umum Pelti sebelumnya. Karena akan menjadi preseden buruk bagi induk organisasi tenis. Sehingga upaya membuat Munaslub pun pupus sudah.

Pengertian Munaslub itu sebenarnya ada yang merupakan kewajiban dilakukan oleh Pelti sehingga konotasi negatip tidak ada. Yaitu Munaslub dilakukan dengan acara pengesahan  Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga sesuai amanat Munas. Pengesahan AD ART sesuai amanat Munas biasanya dibentuk tim adhoc yang akan menyusun revisi AD ART Pelti untuk 5 tahun kedepan sesuai masa jabatan PP Pelti baru.

Menjelang setahun Munas Pelti

Jakarta. 1 Nopember 2018. Mendekati setahun terpilihnya ketua umum PP Pelti di Banjarmasin, tepatnya 25 Nopember 2017 diacara Musyawarah Nasional (Munas) Persatuan Tenis seluruh Indonesia, maka kondisi internal masih belum menunjukan perbaikan. Munculnya muka baru pengganti Sekjen PP Pelti merupakan langkah induk organisasi memperbaiki kondisi yang terjadi sampai hari ini,
Yang jadi pertanyaan saat ini adalah kenapa bisa terjadi pergantian posisi strategis, Sekjen yang baru berjalan 9 (sembilan ) bulan masa kerja ditahun pertama. Ini sejarah baru di Pelti pergantian ditengah posisi Sekjen dan belum pernah terjadi selama ini sejak Pelti didirikan.
Timbul tanggapan pihak luar karena belum tahu sebab musababnya, kalau terjadi salah pilih sewaktu menyusun anggota pengurus. Mandeknya roda organisasi bisa juga disebabkan faktor utama lemahnya peranan Sekjen. Sehingga komunikasi internal sendiri ikut terhenti dan bisa berjalan tanpa arah atau koordinasi oleh Sekjen. Disini peranan Sekjen sangat menentukan.

Harus diakui kalau saat Munas sendiri di Banjarmasin tim sukses nya sudah terdiri dari beberapa kubu istilahnya. Ada yang disebut kubu Widya Chandra, ada kubu dari Detec dan kubu penggembira lainnya sehingga bisa meyakinkan pemilik suara Munas.

Mulai Berguguran TDP Nasional 2018

Jakarta, 31 Oktober 2018. Diawal kerja PP Pelti sempat terlihat adanya kemajuan dalam membuat kegiatan TDP (Turnamen Diakui Pelti) khususnya kelompok umum. Harus diakui kelemahan selama ini adalah minimnya TDP Kelompok Umum yang sangat dibutuhkan sebelum menanjak ke Internasional yang memberatkan bagi atlet tuan rumah karena beberapa pertimbangan seperti kualitas permainan masih dibawah atlet asing dan juga harus membayar IPIN( International Players Identification Number) yang jumlahnya dianggap besar sekitar USD 40.00, belum lagi adanya entry fee harus dikeluarkan pemain.

Tetapi menjelang triwulan keempat justru TDP Nasional Kelompok Umum tersebut hilang dari kalender TDP tersebut. Ada beberapa catatan dari TDP Nasional tersebut yaitu di Jakarta (Agustus 2018) kemudian ada di Ternate. Saat membaca adanya TDP Nasional di Ternate sempat bertanya ke Kabid Pertandingan masalah di Ternate. Yang dipertanyakan apakah kenal jumlah lapangan di Ternate sehingga begitu nekat bikin TDP Nasional di Ternate. Awalnya dapat jawaban kalau itu ada yang mau sponsorin.

Tanda Tanya Revisi AD ART Pelti Belum Disahkan

Jakarta, 31 Oktober 2018. Sampai saat ini masih ada tanda tanya mengenai Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga PELTI yang sesuai amanat MUNAS 2017 harus direvisi karena adanya beberapa perubahan seperti masalah masa kerja Pelti apakah tetap 5 ( lima) tahun atau diubah disesuaikan dengan masa kerja KONI, ataupun istilah Pengda atau Pengprov dll.,
Tim perumus sudah dibentuk sesuai Munas 2017, dan tim perumus sudah bekerja dan sudah membuat revisi tersebut. Ini info yang didapat dari anggota tim perumus. Tetapi setelah itu perlu suatu pengesahannya dalam bentuk Munaslub. Tetapi kalau Munaslub maka tentunya akan memakan beaya besar karena harus menghadirkan 34 Pengda ke Jakarta. High cost, kira kira demikian.

Hal ini pernah ditanyakan langsung ke Wakil Ketua Umum PP Pelti dan didapat jawaban akan disatukan dengan Rapat Kerja Nasional Pelti (Rakernas) yang sesuai AD ART harus dilaksanakan setiap tahunnya. Saat ditanya alasan disatukan belum dapat jawaban tetapi ketika disampaikan kalau penyebabnya adalah Dana barulah bisa tertawa.

Informasi Salah Dihembuskan ke Technical Delegate WT

Jakarta, 31 Oktober 2018. Berakhirnya Asian Paragames 2018 , ternyata membawa cerita baru lagi di Wheelchair Tennis (WT). Rongrongan terhadap Panpel WT ternyata belum berakhir. Ini akibat ketidak puasannya salah satu anggota pengurus induk organisasi yang tidak dilibatkan dalam kepanitiaannya. Perjalanan kepanitiaan WT tetap bisa dimonitor akibat dari ketidak puasan datang dari anggota pengurus induk organisasi tersebut. Bahkan dimajukan masalah kebersamaan tetapi tidak membuat goyah Ketua Panpel terhadap rongrongan tersebut. Ini gejala kurang sehatnya kerjasama antar pengurus.
Karena kenal dengan Technical Delegate asal Jepang yang juga ikut bertugas di Asian Games 2018 di Palembang sebagai asisten Referee, membuat terbuka peluang memberikan masukan yang keliru sehingga membuat TD tersebut penasaran. Sehingga TD  mencari tahu kenapa sampai terjadi demikian. Akibatnya TD berusaha mencari jawaban dengan menghubungi Ketua Panpel maupun Direktur Sport Inapgoc. 

Selasa, 30 Oktober 2018

Bahas Masalah Re-Draw

Jakarta, 29 Oktober 2018 Minggu lalu terima pesan  via WA dari salah satu orangtua dari Kalimantan Selatan. Dia bertanya klarena saat itu putranya lagi ikut pertandingan tenis di Surabaya yaitu Widjojo Soejono International. Putranya ikut dikelompok umur maka termasuk turnamen nasional. Turnamen ini terdiri dari Kelompok umur 18 tahun untuk internasionalnya dan kelompok umur dibawahnya termasuk nasional walaupun boleh diikuti peserta dari luar negeri.
Diperlihatkan foto Drawnya maupun Order of Play. Tetapi ternyata sewaktu putranya ke lapangan Drawnya berubah sehingga lawannyapun berubah langsung ketemu unggulan. Draw awalnya yang sudah dipublikasikan itu untuk bertemu unggulan dibabak kedua jika menang dibabak pertama.

Karena kasus ini di Surabaya maka hanya bisa berikan masukan masalah Re-Draw bisa terjadi jika ada kesalahan dari Panitia atau Referee. Sehari sebelumnya diadakan sign-in yang tujuannya agar ada kepastian kehadiran  peserta  sehingga mengurangi masalah WO.
Kalau di Re-Draw maka benar benar redraw. Bukan asal comot.Pekerjaan Referee dalam membuat undian (Draw) maka diutamakan adalah penempatan Unggulan lebih awal. Kemudian untuk yunior harus bisa dipisahkan atlet2 satu daerah atau satu kota Bisa terjadi atlet satu kota bertemu lebih awal kalau sudah lebih dulu dipisah pisah dan ada kelebihannya.

Kerja Keras sampai ada yang pingsan

Jakarta, 28 Oktober 2019. Mengikuti kegiatan Asian Paragames 2018, ada beberapa kejadian yang berupa akibat dari semangat kerja rekan rekan di Divisi Sport yang tidak kenal waktu lagi. Ini akibat dari kerja deputy lainnya agak lambat. Tapi motor dario Asian Paragames adalah di Divisi Sport ini yang berusaha agar sukse pelaksanaan sehingga tidak kenal lelah.
Ternyata ada yang sampai pungsan begitu masukan yang diterima karena semua bekerja di Hotel Crowne Jakarta.
Bahkan sempat terlihat ada staff yang lagi bersemangat kerja disuruh istrahat saja. Ini karena kurang tidur membuat lelah dan menurunkan kondisi tubuhnya.
Ruang kerja sudah gabung dengan gudang karena perlengkapan panpel tiu baru diserahkan menjelang pertandingan mulai. Bisa dibayangkan seragam semua perlengkapan baik untuk Panpel, NTO, ITO maupun Technical Delegate. 
Kelemahan panitia yang selama ini adalah kurang koordinasi antar deputy. Memang sering ada rapat koordinasi antar Deputy tetapi ternyata hasil rapat tersebut tidak diketahui oleh bawahannya. Ini pengamatan sebelum pelaksanaan kegiatan APG berlangsung. Inilah dinamika panitia APG.

Harus diakui kegiatan Asian Gaes maupun Asian Paragames ini seharusnya persiapannya 4 tahun sebelumnya, tetapi APG mulai 1 tahun sebelumnya . Tidak lupa saat pertama diundang INAPGOC untuk rapat di Solo untuk membahas ketentuan2 pertandingan diwujudkan dalam Technical Handbook maupun pemilihan venuesnya.

Terima Bantuan Raket dari PP Pelti

Jakarta, 29 Oktober 2018. Disela sela Asian Paragamers 2018, terima telpon dari Wakil Ketua Umum PP Pelti yang minta waktu .bertemu karena mau berikan bantuan berupa raket tenis untuk RemajaTenis. Maksuf baik tentunya tidak bisa ditolak karena bantuan ini digunakan untuk kejurnas RemajaTenis baik bisa diberikan sebagai hadiah kepemanag atau sebagai Lucky Draw untuk peserta, 

Sewaktu itu jadwal kunjungan ke Wheelchai
r Basket Ball dan Renang, Badminton di kompleks GBK Senayan. Ketika singgah ke sekretariat PP Pelti di Stadion Tenis GBK, ternyata Wakil Ketua Umum PP Pelti tidak bisa masuk kompleks GBK sedangkan saya mempunyai stiker khusus sehinga bisa leluasa keluar masuk. Akhirnya dengan tilpon diminta kepada petugas sekretariat PP Pelti agar serahkan titipan taket tersbut.
Tetapi bantuan seperti ini bukan hanya kepada Remaja Tenis tetapi diberikan juga kepada sekolah tenis lainnya
Sekarang sedang dipikirkan apakah hadiah ini diberikan peserta RemajaTenis di Jakarta atau luar Jakarta yaitu bisa dipulau Jawa atau luar Jawa.

Bantuan induk organisasi kepada RemajaTenis bukan untuk pertama kalinya. Pernah juga bantuan dalam bentuk bola sewaktu selengarakan di Palembang maupun Makassar.

Senin, 29 Oktober 2018

Diperkenalkan dengan Sekjen PP Pelti

Jakarta, 29 Oktober 2018 Perjalanan ke beberapa cabang olahraga Asian Paragames 2018 dijalani dengan senang sehingga tidak terasa kalau usia tidak muda lagi. Bisa dibayangkan dari hotel ke Goalball di Gedung Kartini kemudian ke Balai Sudirman untuk Powerlifting kemuidan ke Wheelchair Tennis di Kelapa Gading kemudian ke Cempaka Putih (Catur) dan ke  Ancol melihat Table Tennis dan Ten Pin Bowling dan kembali ke Hotel. 
Tetapi melihat kegiatan cabor selain tenis maka semangat itu kembali berkobar kobar. Sehingga melupakan kemampuan fisik. Yang penting adalah jaga makanan dan istrahat.

Sibuk juga mencari jadwal kegiatan masing masing cabor khususnya disaat atlet tuan rumah berlaga butuh dukungan petinggi Inapgoc maupun Kemenpora . Begitu monitoring ini berjalan maka sibuklah kirim chat via WA ke petinggi petinggi tersebut, Berkunjung ke Lawn Bowl di Senayan, Panahan, Wheelchair Basket, Renang dan Badminton maupun Atletik di Senayan

Sewaktu ke WT sempat ketemu rombongan PP Pelti yaitu Ketua Umum, Wakil Ketua Umum dan Litbang . Ada kejutan yang muncul saat itu karena diperkenalkan dengan seseorang wanita yang belum dienal. " Kenalkan dulu ini Sekjen PP Pelyi." awalnya dianggap bercanda. : Ayo foto berdua dulu." ujar Wakil Ketua Umum .
Timbul pertanyaan dalam kepala. Kok  sudah ada pergantian Sekjen . Ada yang aneh karena belum pernah kejadian dalam sejarah PELTI posisi Sekejn belum sempat 1 tahun, karena ini baru 9 (sembilan ) bulan sudah diganti.

Seputar Asian Paragames 2018

Jakarta, 29 Oktober 2018. Menjelang Pembukaan Asian Paragames 2018 banyak permintaan datang baik dari keluarga sendiri maupun rekan relan lainnya. Keinginan menyaksikan pembukaan langsung terpaksa tidak bisa diberikan karena hanya Ka Panpel dan petingi Inapgoc yang diberikan. Tetapi keinginan bertanya kepada pimpinan di Divisi Sport masih ada perasaan malu hati karena tidak mau menggangu dan agar tidak timbul kesan negar=tip saja, Karena mulai 1 Oktober 2018 semua petugas menginap di hotel Crowne dimana ikut juga panpel Powerlifting sehinga sempat bertemu dengan teman lam adrai Malaysia yaitu President Malaysian Powerlifting Para Association Lt CDR (R) Kamaruzaman Kadir bersama ITO lainnya dari Powerlifthing yang sering duduk bareng sata makan di hotel. Tidak ada keinginan untuk menonton karena kalau bawa kendaraan tempat parkirnya agak jauh, Tiba tiba ketemu dengan CM dari Powerlifting yang menawarkan tiket nonton Pembukaan Asian Paragames 2018 di Stadion Utama GBK. Caranya dengan mengunakan jatah ITO (International Technical Officials) Powerlifting yang tidak berniat menyaksikan lamgsung acara Pembukaan tersebut. Karena akan bersama sma dengan rekan Kamaruzaman Kadir maka sayapun bersedia maka sore itu ( 6 /10) langsung kumpul di lobi hotel agar bisa bersama sama ke Stadion Utama GBK.

Minggu, 28 Oktober 2018

Orang Tenis Banyak Yang Munafik ( HABIS )

Jakarta, 29 Oktober 2018. Dimaklumi kekuatiran dengan kinerja Panpel Cabor Asian Paragames 2018 maka oleh INAPGOC seluruh personel yang terlibat diwajibkan untuk menginap dalam hotel yang telah ditentukan sehingga mudah untuk berkomunikasikannya. Ya, tugaspun dijalankan dengan setiap hari berkunjung ke setiap venues yang untungnya di Jakarta semuanya kecuali Wheelchair Fencing di Cibubur dan Para Cycling selain di Velodrom Rawamangun juga di Sirkuit Sentul, Bogor.

Laporan masuk dari Ketua Panpel WT dikatakan kalau masalah toilet untuk disabilitas tidak ada dananya oleh pengelola. Tetapi langsung dikatakan kalau dia perintahkan agar dibuatkan. Bisa dibayangkan waktu pelaksanaan tinggal beberapa hari. Itu juga buat rekannya di Panpel bingung mau ambil dana dari mana. Resiko sebagai Ketua Panpel untuk menangulangi masalah tersebut. Untung dia kenal dengan salah satu Direksi dari Klub Kelapa Gading. Langsung dihubungi dan akhirnya bisa meyakinkan Direksi tersbut dan ternyata semua ditangung oleh pengelola.

Setiap cabor menyiapkan acara tumpengan sebagai pembuka persiapan karena seluruh Technical Delegate sudah hadir di Jakarta. Kemudian terima undangan dari Ketua Panpel WT untuk hadir acara tumpengan. AFR pun edarkan undangan tersebut ke petinggi Inapgoc. Pada acara tersebut hadir juga Deputy Inapgoc Taufik  Yudi Mulyanto.,\masuk sendirian tanpa didampingi oleh CM dan ACM maupun Ketua Panpel. Bahkan bersama Deputy, AFR  berjalan keliling melihat fasilitas yang disediakan. Ini rada aneh juga tidak ada dari panpel WT yang mendampinginya. Bahkan Technical Delegate bersama Referee bertanya menanyakan kekurangan fasilitasnya ke Deputy Inapgoc. Inisiatip pun datang dengan kontak langsung Ketua Panpel agar segera datang ketemu Deputy Inagoc tersebut yang datang spesial untuk acara tumpengan tersebut.  Acara tumpengan jam 10.00 tertunda karena nasi tumpengnya belum datang.

Orang Tenis Banyak Yang Munafik (7)

Jakarta, 28 Oktober 2018. Selama AFR  ikutin rapat rapat Inapgoc baik antar deputy AFR punya kesan betapa minimnya pengalaman rekan rekan kita dalam mengelola multi event seperti ini. Kekuatiran muncul akan ada kemacetan dalam proses pelaksanaan karena Asian Paragames itu berbeda jauh dengan Asian Games. Menurut AFR kalau Asian Games itu lebih mudah penyelenggaraannya. Kenapa. Karena Asian Games itu diselenggarakan semua dibawah pimpinan dari induk organisasi cabang olahraga tersebut atau dikatakan dibawah Pengurus Besar dari Cabor. Tetapi untuk Asian Paragames ini banyak cabang olahraga yang tidak punya PB cabor tersebut sehingga semua diambil alih oleh petinggi NPC (National Paralympic Committee). Nah, sedangkan NPC sendiri minim selengarakan multi event , Kekuatiran ini juga ada dari pihak Kemenpora,

Kenapa Asian Paragames lebih sulit padahal hanya 18 cabang olahraga yang dipertandingkan? Karena Paragames itu tingkat kesulitan lebih tinggi karena setiap venues maupun Akomodasi dan lain lainya harus dipikirkan akses untuk kaum disabilitas. Bisa dibayangkan Wisma Atlet Kemayoran yang digunakan untuk Asian Games tidak mutlak bisa digunakan untuk Asian Paragames. Maka dibuatlah banyak perubahan seperti ukuran kamar dan pintu2nya begitu pula Liftnya. Belum lagi fasilitas toilet baik di Wisma Atlet juga di setiap venues. Mayoritas venues di Jakarta tidak memiliki fasilitas tersebut sehingga harus dibenahi. Disini yang bertanggung jawab adalah Pemda DKI Jakarta, yang kita kenal jika gunakan dana APBD maka cukup ribet. Ini akan berdampak dengan fasilitas di Kelapa Gading.

Orang Teris Banyak Yang Munafik ( 6 )

Jakarta, 28 Oktober 2018. Setelah memasuki April 2018, ternyata AFR masih dimasukkan dalam INAPGOC. Keberadaan Direktur Sport yang baru bergabung kemudian memberi tahu kalau posisi AFR diangkat sebagai member bukan staf ataupun ACM sebelumnya. Disini disebut sebagai sport expert. Istilah ini sebenarnya tidak ada dalam kepanitiaan multi event selama ini AFR alami. Seperti di SEA Games 2011 maupun Asian Games XVIII ini.
Timbullah pertanyaan dalam diri . Kenapa masih dipertahankan kalau sudah tidak dibutuhkan. Tetapi AFR hanya melihat kalau rekan rekan di Inapgoc masih menghormati  sebagai yang paling senior sehingga diberi julukan sport expert. 

Bahkan dalam setiap kesempatan pertemuan dengan anggota di Divisi Sport , AFR disanjung sebagai tauladan karena prestasinya. " Coba search di google. Lihat nama AFR siapa dia" ujarnya untuk meyakinkan. Wow, suatu penghormatan telah diberikan kepada AFR.

Tugasnyapun diberikan yaitu  memuluskan agar sukses prestasi juga bisa terealiser. Bagaimana caranya ? Kemudian untuk melancarkan pekerjaan sebagai sport expert maka diperbantukan tenaga staf baru. Disebutkan cari tahu target medali emas yang diberikan oleh NPC dan komunikasikan dengan pelatih2 nya agar tahu peak performance atlet2 tersebut sehingga bisa disesuaikan dengan jadwal pertandingan di saat Asian Paragames 2018. Tugas yang membanggakan juga. Waduh, ini pekerjaan baru bagi AFR untuk mengenal 18 cabang olahraga yang dipertandingkan yaitu Atletik, Boccia (olahraga baru yang belum di kenal), Lawn Bowl (juga belum kenal), Ten Pin Bowling, Parashooting, Power lifthting, Table Tennis, Wheelchair Basket, Wheelchair Fencing, Chess, Judo, Renang, Wheelchair Badminton, Panahan, Goalball (belum di kenal), Para Cycling, Sitting voleyball dan  Wheelchair Tennis, 

Orang Tenis Banyak Yang Munafik ( 5 )

Jakarta, 28 Oktober 2018. Setelah mendengar berita kalau kena fitnah maka sudah harus siap siap diganti di panpel Asian Games. Betul juga dipertengahan Desember 2017 terima surat ditanda tangani oleh Sekjen PP Pelti dimana surat tersebut memberitahukan kalau jabatan saya sebagai Competition Manager Tenis Inasgoc diganti dengan orang lain. Saat itu sudah pasrah saja karena yang mengangkat PP Pelti maka yang memberhentikan adalah PP Pelti juga. 

Tapi ada yang aneh disini. Kok ada yang aneh kira kira begitu pertanyaannya, Karena kedudukan saya diangkat oleh Ketua Umum PP Pelti (WS Wiryawan) adalah sebagai Venues Manager, bukan Competition Manager. Ini membuktikan nafsunya cukup besar menggeser AFR yang dianggap OPOSISI. 

Ya, bilang aneh kok yang tanda tangan itu Sekjen PP Pelti sedangkan pertengahan Desember 2017 belum ada pengurus resmi PP Pelti karena baru Ketua Umum yang resmi. Karena susunan PP Pelti baru dilantik oleh Ketua Umum KONI Pusat awal Januari 2018. Apakah AFR kecewa, tentunya tidak karena itu sudah diprediksi sebelumnya  dan sudah sampaikan saat workshop tenis di Palembang sebelum test event berlangsung, atau kata lain sudah pamitan dengan calon calon panpel tenis Asian Games 2018.

Karena AFR ini orang awam tentang hukum dan di biarkan saja. Ada yang katakan kalau itu di PTUN kan maka Pelti bermasalah. Justru yang anjurkan  Sekjen PP Pelti 2012-2017, menganjurkan agar Pelti di PUTN kan saja. Tetapi AFR tidak mau lakukan hal itu. Karena yang tanda tangan itu kalau lihat titelnya seabrek abrek dalam bidang hukum . Tidak ada pemanggilan kepada AFR untuk menyampaikan rencana tersebut jikalau bijak. Maklum karena dari awal sudah dianggap oposisi waktu Munas Pelti 25 Nopember 217 di Banjarmasin . , AFR serahkan saja kepada yang Maha Kuasa,Ya sudah terima saja masalah ini . Dan bisa konsentrasi di INAPGOC, Disinilah peranan pendamping AFR sejak Januari 1974, mantan pacar alias istri tercinta mengatakan serahkan semua kepada Tuhan saja sebagai penyejuk hari. Karena orangrumah sudah tahu kalau AFR ini hobinya bekerja tentang tenis. Mau bikin turnamen kemana saja dilakukannya

Orang Tenis Banyak Yang Munafik ( 4 )

Jakarta, 28 Oktober 2018. Disaat pelaksanaan Test event hari pertama kami di Panpel Test event tenis diminta untuk rapat bersama kepala dinas Bina Marga PUPR Sumsel (Maaf, kalau salah istilah ini). Saya sendiri belum kenal dan akhirnya kumpul maka bertemu mukalah dengan Basarudin selaku petinggi Pemprov Sumsel. Teringat saya kalau tidak salah kedudukannya dulu dipegang oleh rekan Ir Rizal Abdullah.

Ketika setelah duduk maka pertanyaan pertama yang dikeluarkan beliau adalah. " Siapa yang bernama August Ferry Raturandang.?" Sedangkan saya duduk didepannya Kaget juga ya.. Dan setelah itu dia katakan masalah pemberitaan negatip pagi ini diharian Kompas. Setahu saya sehari sebelumnya wartawan Kompas sempat wawancara dengan Technical Delegate S Uthrapathy dan saya sendiri selaku Venues Manager Tenis Inasgoc. Memang pernyataan saya waktu itu masalah TOILET ex bangunan SEA Games 2011. Tidak layak digunakan untukAsian Games 2018 karena saat itu sangat JOROK sekali. Saya sendiri belum baca berita tersebut.
Langsung dikatakan kalau dengan statement tersebut ada di media massa maka ada dampaknya  yaitu dampak  positip dan dampak negatip. Dampak  positip dikatakan dengan keluarnya berita negatip tersebut maka Gubernur Sumsel langsung bereaksi dan tilpon beliau. Dikatakan pula ini membuka mata bagi Sumsel dan orang Pusat kalau Jakabaring masih belum siap karena masih direnovasi. Sayapun tenang saja mendengarnya. Kemudian disebutkan pula dampak negatipnya. Ini yang buat sedikit berdebar debar, kiranya apa yang dimaksud dampak negatipnya.

Sabtu, 27 Oktober 2018

Orang Tenis Banyak Yang Munafik ( 3 )

Jakarta, 27 Oktober 2018. Setelah keluar surat penunjukan sebagai Venues Manager Tenis Inasgoc, maka tugas AFR sebagai wakil ketua panpel Tenis makin berat karena disatu sisi AFR bekerjasama dengan Ketua Panpel yang tidak menyukainya,  dari sisi internalnya dan disatu sisi harus mensukseskan Asian Games 2018 dalam menangani persiapan kelengkapan Venues Stadion Bukit Asam Jakabaring, Palembang. Ada satu sifat AFR yang bisa dikatakan sebagai kekuatan yaitu jika  dihina atau dilecehkan justru bangkit semangat untuk melawannya dengan suatu pembuktian bukan dengan cara mundur. Itulah AFR. 

Kedekatan emosional AFR dengan Stadion Tenis Jakabaring terungkap saat persiapan SEA Games 2011 dimana kira kira Okt-Nop 2010 di Senayan, AFR orang pertama (waktu itu sebagai Wakil Sekjen PP Pelti) dihubungi oleh rekan Ir Rizal Abdullah dari Pemda Sumatera Selatan untuk konsultasi merealiser pembangunan kompleks lapangan tenis di Jakabaring Sport Center Palembang, sampai dengan kerjasama dengan PT Bukit Asam AFR pun masih diikut sertakan secara tidak langsung. Semua itu sebelum disetujui oleh Ketua Umum PP Pelti saat itu Martina Widjaja yang akan menerima persiapan dengan matang. Ini kebiasaan AFR selama ini jika ada satu masalah langsung AFR berikan solusi sehingga Ketua Umum PP Pelti menerima hasilnya. Istilah kerennya terima bereslah. Jika ada yang mau dikoreksi maka bisa dikoreksi. Maksud AFR  agar Ketua Umum tidak perlu terlalu banyak dibebani masalah masalah kecil.

Seperti diketahui sebelum Asian Games setiap cabang olahraga diwajibkan untuk adakan Test Event, termasuk tenis dimana disediakan dana Rp 2 Milyar. Dana yang  terlalu besar untuk kegiatan turnamen tenis jikalau tidak termasuk dalam kalender internasional ITF maupun ATP-Tour dan WTA Tour. Yang jadi pertanyaan saat itu kenapa tidak langsung saja dibuat turnamen internasional.

Orang Tenis Banyak Yang Munafik ( 2 )

Jakarta, 27 Oktober 2018. Saat pertama kali ikuti undangan rapat INASGOC, AFR ketemu dengan pimpinan rapat  Mayjen Marinir (Purn) Djoko Pramono. Begitu masuk ruang rapat, beliau langsung sampaikan " Selamat Datang Pak Ferry" 
Kenal sejak lama disetiap rapat KPNI Pusat selama ini.

Setelah ikuti rapat ada yang aneh karena AFR sempat berkomuniasi dengan Technical Delegate Tenis Asian Games 2018 dari Singapore yaitu S.Uthrapathy. Ternyata hanya 5 event yang dipertandingkan padahal selama ini ada 7 (tujuh) event yaitu Beregu Putra, Beregu Putri, Tunggal Putra dan Putri, Ganda Putra dan Putri, Ganda Campuran. Saat itu disepakati kalau hanya 5 event saja.


Maka saya lakukan pendekatan dengan rekan di Inasgoc yaitu Lukman Niode yang juga saya sudah kenal. Untuk cari tahu alasan dipilihnya 5 event tersebut. .Tetapi karena ini disetujui oleh Pelti maka AFR jelaskan kepada Lukman Niode apa sebenarnya Asian Games tersebut. Tetapi karena semua itu kembali ke PP Pelti bukan dari AFR pribadi.

Orang Tenis Banyak Yang Munafik ( 1 )

Jakarta, 27 Oktober 2018. Sudah lama tidak buka blogger ini, karena yang mau dikemukakan sehubungan dengan persiapan Asian Paragames 2018. Jadi agar tidak terjadi kegaduhan didalam pelaksanaan nanti  maka saya diamkan dulu. Saat ini sudah selesai pelaksanaan yang terakhir 13 Oktober 2018 dengan sukses pelaksanaan dan sukses prestasi.
Memang perjalanan AFR cukup menarik untuk diungkapkan. Memang sempat pula ada rekan saya katakan kalau didunia tenis ini banyak orang munafik. Karena dia itu benar benar bukan orang tenis, Sehingga ketika mulai berkecimpungan didunia tenis dan mulai banyak bergaul dengan masyarakat tenis di kejurnas RemajaTenis , maka diapun buat kesimpulan yang ada benarnya juga,

" Didepan Bapak, rekan rekan Bapak itu begitu manisnya bicaranya tetapi dibelakang Bapak justru ceritanya mencemohkan." ujarnya saat itu menyampaikan keprihatinannya.
Hal ini sudah lama saya tahu sehingga bagi saya bukan masalah  tetapi saya jalani saja. Tetapi ada yang lebih sadis lagi ketika dikenalkan dengan grup yang anti AFR maka ada yang langsung nyeletuk mana AFR kalau sekarang ketemu mau saya bunuh. 

Kasus munafik ini terulang lagi dalam tahun 2017-2018