Jakarta, 2 September 2011. Semangat begitu kencang tetapi akhirnya jadi lemes sendiri begitu mendapatkan masukan dengan rekan rekan tenis kursi roda yang hadir dalam pertemuan tersebut. Yang hadir Henny Santoso dari Komite Tenis Kursi Roda, Drg Hesti dari Pusrehabcat Kemhan dan Yasin Onasie dmanajer tim pelatnas Asean Para Games.
Awalnya saya ceritakan kepada mereka kalau mimpi kita semua ada turnamen internasional Indonesia Open sudah bisa direaliser. Tetapi kemudian mereka menyampaikan kekuatiran atas waktu yang singkat ini bisa menjalankan misi ini. Waduh, inilah dia saya coba sampaikan bahwa jangan lepaskan momen ini karena kalau lepas saya kuatir akan hilang.
Tetapi keinginan mereka berbeda karena Henny dan Yasin itu atlet tenis kursi roda dan sudah pernah aktip ikuti turnamen Malaysian Open. Mereka ceritakan pula bagaimana Malaysia bisa selenggarakan Malaysian Open dengan menghadirkan istri PM Mahatir. Waduh, saya terus terang belum sanggup kalau mau datangkan Pimpinan Pemerintahan, kecuali Walikota Solo yang kita coba sampaikan.
Sayapun sampaikan ada keuntungan bagi atlet kita kalau petenis luar negeri tidak datang karena saya maklumi juga waktu singkat ini, berrati atlet kita akan mendpatkan ITF point. Ini salah satu keuntungannya. Mereka kemukakan kepada saya kalau waktu pelaksanaan 28-30 Oktober dengan Asean Para Games tgl 14-20 Des 2011 itu sangat dekat sehingga mereka tidak akan datang.
Disinilah perbedan pendapat dengan merka tetapi saya tetap tidak mau kalah karena bagi saya persiapkan turnamen internasional sudah bukan barang baru. Walauun ada perbedaan dengan tenis kursi roda.
Akhirnya saya sampaikan kalau saya paling suka dengan tantangan. disamping itu pula langsung saya minta kepada mereka yang pesimis apakah mau mendukung apa tidak. Merekapun sampaikan kalau akan mendukung. Sayapun minta semua harus kerja keras, karena waktu saya juga sangat sempit selama 3-4 bulan ini, tetapi saya masih mau berikan waktu untuk tenis kursi roda.
Sayapun sampaikan sorenya saya akan kirimkan formulir pendaftaran ke ITF Wheelchair Tennis. Langkah awal adalah membentukan kepanitiaan yang akan melibatkan unsur Pelti, NPC (National Paralympic Committee = BPOC) dan BII. Dan esok harinya saya bertemu dengan Dr. Bob Syahrudin dari Komite Tenis Kursi Rada
Tidak ada komentar:
Posting Komentar