Jakarta, 7 April 2015. Hari ini ketika saya sedang dalam perjalanan pulang kerumah, saya terima telpon dari salah satu pelatih di Jawa Tengah yang ingin menyampaikan ada sesuatu pembohongan kepada masyarakat tenis dilakukan oleh organizer turnamen diakui Pelti. Ini bukan peristiwa pertama kali terjadi, tetapi jika saya sampaikan kepada induk organisasi tenis di Indonesia yaitu PP Pelti maka saya dianggap ada kepentingan juga sehingga seolah olah protes terhadap pelaksana turnamen yang dianggap kompetitor saya, padahal saya tidak merasa punya kompetitor.
Disampaikan beberapa hari lalu ketika saya berada di Makassar, disalah satu Ibukota telah ada turnamen 3 hari juga dilakukan oleh salah satu organizer yg bonafid yang sedang digandrungi oleh masyarakat tenis karena banyak janjinya sehingga saya anggap mereka ini dibuat terbuai.
Kenapa demikian.
Dikatakan pesertanya ada sekitar 225 dimana turnamen tersebut selenggarakan TUNGGAL dan GANDA. Padahal saya sudah berkali kali sampaikan kalau itu menyalahi ketentuan yang dibuat oleh PP Pelti. Tetapi yang saya anggap lucu masyarakat tenis kita ini sangat senang dibohongi oleh organizer seperti ini yang jelas2 buta atas ketentuan TDP tersebut. Mana mungkin dalam 3 hari bisa selenggarakan Tunggal dan Ganda. Tapi sewaktu saya bicara dengan petinggi Pelti, dipujinya pelaksana turnamen karena pemiliknya hopeng mereka. " Buktinya mereka bisa" Ini jawaban yang saya terima menunjukan kalau mereka ini BUTA turnamen tetapi sok tahu karena punya KEKUASAAN. Saya tahu tulisan ini akan dibaca dan akan menimbulkan kebencian terhadap diri saya sendiri. " I don't care" Karena yang membidani Ketentuan TDP itu saya sendiri dan saya yakin petinggi ini tidak pernah membacanya, tapi punya kelebihan yaitu punya kekuasaan.
Dalam cerita pertilpon dengan pelatih dari Jawa Tengah ini disebutkan kalau ada pembohongan pubik. Itu ungkapan yang saya terima langsung pertilpon. Kenapa, Diumumkan kalau turnamen tersebut yang mendapatkan pujian (kategori J-5, katanya) menjanjikan ada TUNGGAL dan GANDA. Kenyataannya hanya TINGGAL saja yang direaliser. Tetapi dengan dalih banyak peserta maka pertandingan GANDA dibatalkan. Ini bukan peristiwa pertama kali. Ada alasan yang digunakan yaitu HUJAN juga sebagai penyebabnya disamping peserta membludak. Mbok tahu musim hujan kok dipakai alasan. Semua itu ada way-outnya. Saya lihat perencanaannya yang gak beres.
Sebenarnya sewaktu mengisi formulir pendaftaran TDP ada tempat menentukan size of drawnya. Selama ini RemajaTenis selalu diisi maksimum size of draw 32 saja. Artinya pemain jika dari babak pertama sampai juara maksimal bertanding 6 (enam ) kali. Klop deh kalau pertandingan 3 hari artinya sehari (maksimum) bertandingan 2 kali sesuai aturan TDP tersebut. Nah gimana jadinya kalau size of drawnya adalah 64 berarti jika sampai juara butuh 7 kali bertanding, artinya pertandingan makan waktu 3,5 hari. Atau lebih dari 3 hari. Ini jelas jelas menyalahi aturan. Kemudian pelaksana (sebenarnya penanggung jawabnya adalah Referee yang menjalankannya) memerintah kepada Refereenya.. Tetapi kenyataan Referee kita hanya boneka saja karena kuatir tidak dipakai lagi, jadi istilahnya manut2 wae lah. Atau Refereenya baru belajar.
Dalam ketentuan TDP Nasional disebutkan kalau KU 14 th, 16 th, 18 th itu mnggunakan sistem the best of 3 set. Bukan Pro-Set (hanya 8 games), apalag kalau sampai gunakan 2 x 4 games saja.
Nah, diakali lagi oleh pelaksana tersbut dengan gunakan sistem Pro Set saja. Ini akal akalan busuk namanya. Tetapi saya pikir pikir juga sering terjadi di masyarakat Indonesia berbagai bentuk penipuan termasuk diturnamen tenis mulai terjangkit pula penyakit masyarakat ini
OK, saya sampaiakn kepada rekan saya ini sewaktu ditanya kepada saya yaitu kepada siap saya harus mengadu. Saya sampaikan kalau itu Ketua Bidang Pertandingan PP Pelti. Dan saya hanya bisa sampaikan kalau saya akan tilpon langsung kepadanya masalah ini. Mau ditanggapi syukurlah, kalau gak juga bukan masalah. Hanya timbul pertanyaan selama ini diera sekarang adalah mau dibawa kemana pertenisan ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar