Jakarta, 17 Agustus 2020. Bapak Tenis Indonesia dan pelopor utama lahirnya PELTI ini
adalah pria kelahiran Solo, Jawa Tegah , 5 Desember 1881. Agaknya sudah
ditakdirkan , justru Dr Hoerip lah yang membuat hurip ( hidup) olah raga tenis di Indonesia. Bahkan seba
gai
dokter, ia acapkali menghidupkan kembali harapan akan kehidupan para pasiennya
Cinta dan dedikasinya kepada tenis luar biasa. “ Siapa saja
boleh membangunkan Dokter Hoerip dari tidurnya untuk keperluan berobat “, kata
beberapa rekannya. “ Tapi jangan coba-coba mendekatinya bila ia sedang bermain
atau mengurus tenis, sampai dengan orang itu harus menunggu di luar lapangan tenis.
Cerita ini bukan dongeng. Ketika ia masih berpraktek di Lamongan
, misalnya , penduduk setempat yang ingin berobat lebih suka menunggu di rumahnya.
Dan jika Latihan tenis selesai, sang dokter dan pasiennya lalu sama sama ke
tempat praktek.
Ia dikenal sebagai abdi masyarakat, termasuk selaku dokter
yang relawan, Namun semua orang tahu ia orang terkaya di masa hidupnya, kaya
dalam hal piala dan medali yang diraih. Keluarga Hoerip yang tak bernilai
harganya.
Dr. Hoerip mempunyai 7 putra dan putri yang menjadi petenis handal dimasa itu seperti Soemadi, Sri Oetami, Soelastri, Samboedjo, Santoso, Sanjoto, Santoso, dan Sabarniati. . Bahkan Samboedjo Hoerip terkenal sebagai juara nasional tak terkalahkan dan berpasangan dengan Soemadi Hoerip menguasai juara Ganda putra. Samboedjo Hoerip berpasangan dengan Soelastri Hoerip keluar sebagai juara ganda campuran.
Dr. Hoerip mempunyai 7 putra dan putri yang menjadi petenis handal dimasa itu seperti Soemadi, Sri Oetami, Soelastri, Samboedjo, Santoso, Sanjoto, Santoso, dan Sabarniati. . Bahkan Samboedjo Hoerip terkenal sebagai juara nasional tak terkalahkan dan berpasangan dengan Soemadi Hoerip menguasai juara Ganda putra. Samboedjo Hoerip berpasangan dengan Soelastri Hoerip keluar sebagai juara ganda campuran.
Dr Hoerip meninggal di Jakarta pada 3 Juli 1959, dalam usia
78 tahun. Jasanya bagi dunia tenis Indonesia telah di catat oleh sejarah.. Patung Dr. Hoerip terdapat di depan stadion tenis Gelora Bung Karno Jakarta. ***
2 komentar:
hanya sungguh disayangkan , sepeninggal beliau blm tampak penerus dr cucu dan cicit yg saat ini baru sadar bhw di diri mereka trdapat talent yg potensial yg hrs dibina
Marsda (Purn) Saroso (Tjok) Hoerip, alm.saudaranya - adalah penerbang AURI Alumni Taloa (seangkatan Omar Dhani, Saleh Basarah). Sam yg lbh dulu jd penerbang - masa itu memang bnyk siswa ex-sekolah kedokteran yg pindah sekolah penerbang. Peluang semasa jaman penjajahan & kemerdekaan adalah bergabung dlm dinas militer AU. Keluarga ini memang sayangnya tdk ada yg meneruskan nama besar jadi atlit tenis profesional.
Posting Komentar