Jakarta, 30 April 2015. Semalam saya mau main tenis di lapangan tenis UMS Rasuna Said, Kuningan. Karena beberapa minggu lalu Theo Sambuaga yang sudah lama dikenal baik oleh keluarga istri ,juga saya sudah kenal, saya terima telpon dan diminta untuk datang latihan sama sama dia pada hari Rabu malam. Beberapa bulan lalu memang saya pernah datang latihan disana.
Sayapun datang untuk memenuhi undangan tersebut, karena undangan langsung oleh Ketua Baveti Theo Sambuaga yang waktu tilpon sedang berada di Manado..
Ternyata setiba dilapangan saya lihat petinggi Badan Veteran Tenis Indonesia sedang duduk disatu meja dan saya tidak sangka ada rapat kecil. Dan begitu saya masuk oleh Theo Sambuaga langsung bilang kepada saya dan teman teman lainnya yaitu Samudra Sangitan, Husni Madjid , Johannes Susanto.
" Ini Ferry , dia masuk kepengurusan Baveti ya " ujarnya. Kemudian saya katakan kalau saya sudah masuk BAVETO (bhs Manado, artinya ngomel) dan saya langsung cari toilet karena sudah kepingin ke toilet setelah 2 jam perjalanan dari rumah ke Kuningan tersebut.
Setelah itu, saya kembali dan melihat mereka sedang rapat dan saya tidak mau ganggu dan saya bilang mau main tenis dulu, langsung keruangan sebelah.
Setelah mereka selesai rapat, sayapun diajak main tenis.
Setelah selesai main tenis, saya ngobrol sama Johanns Susanto dan Samudra Sangitan. Setelah itu Theo bermain sekali lagi dan saya diajak main, saya sudah capek karena tadi pagi sudah main 4 set di Senayan.
Setelah itu saya ngobrol dengan Samudra setelah Johannes Susanto pulang. Ya, pembicaraaan masalah tenis veteran di Indonesia. Karena menurut pendapat saya dari kepengurusan Baveti (sebelum Johannes S masuk) saya bilang mereka masih minim dalam pengetahuan organisasi tenis veteran. Kalau sebagai pemain yes, begitu komentar saya.
Kemudian saya katakan kalau kegiatan petenis veteran disetiap daerah sudah ada mulai dari Aceh sampai Papua, hanya tidak ada yang koordiner. Ini tugas Baveti.
Ternyata terbuka ada masalah sewaktu mereka adakan turnamen veteran di Senayan dimana saya juga ikut bertanding . Ternyata ada masalah, ada sedikit kekacauan sehingga refereenya Sukardi kerepotan dan sulit mengatasinya. Karena ikut campurnya pengurus yang notabene peserta juga punya kepentingan sebagai peserta membuat Referee pusing tujuh keliling.
"Ini dia yang saya katakan mereka tidak tahu masalah organisasi turnamen. " ujar saya kepada Samudra. Saya juga bilang kalau ada kesalahan didalam membuat kepanitiaan. Pembagian tugasnya kurang jelas dan tidak lazim di tenis modern saat ini. Begitulah masalah tenis veteran..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar