Jakarta, 23 April 2015. Hari ini saya jalan jalan ke lapangan tenis Kelapa Gading Jakarta. Ingin meliput kegiatan turnamen nasional Piala Gubernur DKI Jakarta 2015 yang so pasti banyak petenis luar kota hadir berlaga.
Seperti kebiasaan selama ini sering kali dimanfaatkan untuk berbincang bincang masalah pertenisan kita ini. Ketemulah dengan Bunge Nahor, Sulistyono dan juga Anto orangtua dan pelatih dari petenis Surabaya M.Rizky Widhianto.
Yang buat saya kaget adalah ketika ngobrol dengan Sulistyono. Ketika bincang soal tim nasional diawali oleh Bunge Nahor yaitu tim nasional latihan dengan anak anak yunior. " Mau didapatkan apa?" gitulah ujar Bung Nahor . Ternyata dikatakan terakhir kali di Rasuna tim nasional latihan sama Panji Untung Setiawan dan Achmad Maulana Bezuri yang keduanya adalah petenis yunior menurut Bunge Nahor. Saya tahu kalau Achmad Maulana B ini sudah berusia diatas 18 tahun sehingga bukan yunior lagi.
Dikatakan kalau Achmad Maulana Bezuri itu anak Tarakan (Kalimantan Utara) dan pelatih tim nasional saat ini menjadi pelatih Tarakan (Kaltara) untuk PON mendatang. Itu kata Bunge dan saya tidak tahu sama sekali. "Tidak heran kalau latihan sama pelatih tim nasional."
Tetapi yang lebih hebat lagi menurut Sulistyono kalau tim nasional putri itu dengan pelatih Utaminingsih berlatih hanya 2 x seminggu dengan Utamingisih. Disebutkan ada 3 atlet tim yaitu Deria Nur Haliza, Lavinia Tananta dan Ayu Fani Damayanti. Yang satu lagi belum diketahui karena yang mewakii tim Fed Cup minggu lau mereka bertiga ini dengan pelatih Utaminingsih.
"Wow kok aneh. Kalau namanya Pelatnas itu harus latihan setiap hari atau minmal 6 kali seminggu." ujar saya menanggapi hal yang dianggap aneh. " Kalau Om gak percaya coba tanya Utami langsung." ujar Sulistyono yang meruapakan kakak dari Utaminigish. Sayapun tidak mau bertanya yang lebih detail.
Kemudian oleh Bunge disampaikan sebenarnya dulu ada pertemuan dia dengan Petinggi Pelti. Dia sampaikan kalau untuk menjadi pelatih tim nasional itu harus yang sudah berpengalaman baik sebagai pelatih maupun petenis nasional. Dan disampaikan juga kalau anggota pengurus tidak boleh jadi pelatih tim nasional, ujar Bunge Nahor dengan semangatnya. Memang ada benarnya kriteria yang diungkapkan Bune hari ini. Coba kita lihat pelatih tim nasional selama ini selalu diambil yang sudah berpengelaman maupun ex petenis nasional. Ternyata komitmen seperti yang dicwritakan Bunge ini tidak diikuti dengan sepenuhnya, karena pelatih tim nasional putra diambil dari pengurus sekarang dan diragukan kemampuannya karena sangat minim pengalamannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar