Jakarta, 5 Februari 2015. Ketemu dengan salah satu mantan pelatih tim Davis Cup Indonesia, Bonit Wirjawan di lapangan tenis Kemayoran bersama salah satu rekan wartawan kondang Pos Kota Bambang P cukup menarik karena berbincang masalah pertenisan nasionalsaat ini yang tidak bisa lepas dari manajemen tenis yang dikelola oleh induk organisasi tenis Indonesia yaotu PP Pelti.
Awalnya pembicaraan masalah ketidak puasan terhadap penanganan sejak dilantik kepengurusan baru diawal tahun 2013. Masalah ketidak puasan juga sering muncul disampaikan sama saya oleh para orangtua yang sering membawa putra atau putrinya ke turname turnamen tenis.
Bagi saya bukan hal yang aneh jika ada ketidak puasan mereka terhadap induk organisasi tenis, dan bukan hanya terjadi di kepengurusan saat ini. Disaat saat masa lalu setiap kepengurusan selalu ada saja yang tidak puas. Hanya bedanya adalah saat ini ketertutupan informasi saja lebih sering dikemukakan,
Padahal salah satu sarana informasi adalah memalui dunia maya dan Pelti juga memiliki website. Hanya saja kepemilikan sarana tersebut tidak dimanfaatkan sama sekal secara optimal.Akibatnya, seperti yang dikemukakan mereka adalah berita basi yang didapat.
Menarik sekalis aya bisa mendapatkan informasi langsung dari pelaku dilapangan. Oleh Bonit diceritakan pengalamannya disaat awal tahun 2013, dia masih ditunjuk sebagai pelatih tim Davis Cup Indonesia.
Melihat pengalaman lalu, dianggap penting sekali kalau bisa mengguanakan fasilitas yang cukup wah dimiliki oleh Martina Widjaja yaitu dirumahnya, ada 4 lapangan tenis dan akomodasi seperti hotel juga. Bonit ambil inisiatip minta langsung ke Martina Widjaja mantan Ketua Umum PP Pelti, rencana penggunaan fasilitas tersbut. Dan ternyata disetujui oleh Martina Widjaja. Artinya bisa irit karena semua fasilitas akan didapat secara gratis. Dilaporkannya ke Ketua Umum PP Pelti sekarang dan dianjurkan sebaiknya bicara juga langsung ke Martina Widjaja, karena itu jalan terbaik. Setelah itu Bonit kembai ke Surabaya. Diceritakan kemudian dia dapat tilpon dari Ketua Bidang Pembinaan Senior Donald Wailan Walalangi. Dikatakan tidak perlu latihan atau training center nya ke kediaman Martina Widjaja. Oleh Bonit dsebutkan kalau bisa irit beaya, tapi oleh Bonit disampaikan kalau PP Pelti banyak duit sehingga bukan masalah.
Sayapun katakan kalau saat itu saya juga dapat informasi orang dalam kalau semua yang berbau Martina Widjaja akan dihapus di Pelti.
Kemudian oleh Bonit saat dia mau check ini di Hotel Atlet Cebtury Park tempat penginapan yang diberikan oleh PP Pelti untuk tim Davis Cup Indonesia. Ditolak oleh resepsionis hotel, dengan alasan Pelti harus berikan down payment dulu baru bisa. Saat itu juga Bonit lapor ke ketua bidang pembinaan senior/prestasi. Dapat jawaban yang rada aneh. " Kamu bisa atasi masalah ini." Memang diakui Bonit kalau dia bisa atasi dengan keluarkan duit dari koceknya dulu.
" Ini bukan kerja yang benar. Katanya banyak duit, kok urusan akomodasi saja dibebankan dulu ke pelatih." ujarnya kemudian.
Cerita ii sudah pernah saya dengar dari orang ain sebelumnya, tetapi sekarang saya dengar dari pelakunya sendiri.
Disamping itu pula diceritakan oleh Bonit masalah sudah berapa kai ditahun lalu, atlet tim nasiona ikut turnamen diluar negeri tapitidak bertanding karena tidak punya peringkat sehingga masuk dalam alternate list, ya gak main. Tapi lucunya atlet tersebut hadir dikota tersebut. Hal seperti ini tidak pernah terjadi dalam kepengurusan masa masa lalu. Karena kalau atletnya tidak bisa tanding karena masuk dalam alternate list maka tidak perlu datang. Ini lain sudah tahu atletnya masuk alternate list tapi datang juga dan tetap tidak bisa main. Ini akibat ketidak tahuan masalah tenis tetapi ingin jalan jalan keluar negeri." Duit e sopo !"
1 komentar:
Semangat Pak!!, tennis seharusnya berkembang cukup baik krn saya liat bnyk jg yg latihan, cuma mslh organisasi pembina saja yg kurang gmn gitu. Salam
Posting Komentar