Jakarta, 22 Januari 2015. Melihat perkembangan tenis didaerah, saya belum lihat perkembangan yang signifikan, walaupun sudah mulai tergerak rekan rekan didaerah mengatasi problem turnamen dengan sistem seperti RemajaTenis kembangkan yaitu low cost tournament. Pertambahan turnamen ditahun 2014 dilakukan oleh Pelti Pusat sekalipun masih belum mengangkat daerah daerah terpencil, masih terpusat di pulau Jawa. Kenapa saya belum puas karena di Jawa sendiri sudah banyak turnamen yang ada selama ini. Tapi saya baru puas kalau diluar Jawa sudah tergerak. Saya sendiri sedang konsentrasi keluar Jawa karena saya prihatin mereka ini sangat minim turnamen sedangkan potensi ada baik SDM maupun kemampuannya, hanya tidak tahu mau start dari mana.
Kita lihat sekarang di Aceh dan Papua mulai muncul TDP kelompok Umum, Riau mulai muncul dengan ikuti turnamen 3 hari di Kabupaten Pelalawan dimana rekan pelakunya itu sering ikuti turnamen RemajaTenis di Palembang, Sekayu, Tanjung Enim bahkan di Pekanbaru dimana RemajaTenis digelar sehingga kesempatan saya memacu mereka agar bisa berbuat lebih. "Jangan hanya pikirkan anak sendiri apalagi anggota pembina olahraga didaerahnya." begitulah ungkapan saya kepada mereka.
Saypun mulai memasuki Medan yang dlu sempat 2 kali saya gelar RemajaTenis. Tapi setelah itu hilang lagi..
Dulu saya lakukan di Medan saat masih bertugas di Induk organisasi, sekarang saya coba melalui rekan yang tidak duduk dalam organisasi Pelti. Coba merangkul ke masyarakat langsung dan mudah mudahan bisa terealiser dibulan Februari 2015. Kemudian masuk ke kabupaten Lampung Tengah melalui salah satu orangtua petenis yang ikuti RemajaTenis di Sumsel. Saya sudah gelar di Makassar sebanyak 2 kali dan direncanakan tahun 2015 digelar 4 kali dan sudah diberitahukan persurat ke Pengda Pelti Sulsel rencana tersebut,
Kita tunggu saja kegiatan ini muncul atas kesadaran pelaku pelaku tenis didaerah, dana selalu memancing kepada mereka pokok persoalannya sehingga belum ada kegiatan tersebut..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar