Jakarta, 18 Januari 2015. Ketika membaca koran pagi ini, saya teringat sewaktu berada di Palembang menyempatkan diri bertemu dengan " tersangka " KPK yaitu rekan lama saya di Palembang. Kebetulan pertandingan turnamen dilakukan di 2 lokasi yaitu lap tenis Pemkot Palembang dan lap tenis PU Sumsel. Dikantor PU Provinsi tersebut, saya mengajak rekan pelatih tenis Ade untuk bertemu dengan Ir. Rizal Abdullah yang saat ini sebagai Kepala Bina Marga Departemen Pekerjaan Umum Provinsi Smatra selatan. Ir Rizal Abdullah yang sudah dikategorikan sebagai tersangka oleh KPK pada tanggal 29 September 2014. Ya, walaupun ditetapkan sebagai tersangka beliau masih berdinas tetap dikantornya.
Saya mengenal beliau disaat pertama kali dia ingin berkonsultasi masalah rencana pembangunan stadion tenis Jakabaring., dalam rangka persiapan SEA Games 2011 di Palembang. Dia kena kasus pembangunan Wisma Atlet dan Gedung Serbaguna di Sumsel.
Waktu itu kurang lebih diakhir tahun 2010 dia datang bertemu dengan saya di Senayan. Sayapun beri masukan masalah lapangan tenis yang layak untuk kegiatan internasional. Jadi jangan tanggung tanggung buat lapangan tenis bisa digunakan untuk kegiatan turnamen internasional level tertinggi sekalipun. Maka model lapangannya seperti yang bisa dilihat di stadion tenis Jakabaring, dimana ada 2 stadion yaitu stadion utama dan mini stadium yang keduanya memiliki tribun penonton. Ini belum ada di Indonesia. Bisa kita lihat di Senayan sekalipun hanya ada satu stadion, kemudian di Kemayoran juga satu stadion. Balikpapan juga cuma satu stadion yang cukup besar, Pekanbaru juga cuma satu stadion. Nanti juga di Bandung untuk PON saya lihat denahnya hanya 1 stadion saja. Sayang ya.
Dulu pertemuan saya dengan dia sering terjadi dan juga disaat maket apangan sudah dibuatnya saya masih dimintakan pendapatnya dan persetujuannya. Setelah OK, maka saya serahkan kepada Ketua Umum PP Pelti saat itu, dimana tidak banyak perubahan kecuali di club house keinginan Ketua Umum PP Pelti punya selera sendiri.
Padahal kalau saya ingat2 pembangunannya sudah mepet sekali tetapi saya yakin sekali bukan masalah karena teringat pembangunan lapangan tenis Kemayoran ada 20 lapangan hanya dalam 7 bulan sudah selesai. Pembangunan dilakukan awal tahun 2011 untuk SEA Games awal Nopember 2011. Tidak kuatir karena tidak menggunakan dana APBD tetapi dana sponsor PT Bukit Asam sehinga tidak kuatir terlambat aliran dana seperti kalau dari APBD atau APBN.
Ketika saya ditanyakan masyarakat tentang kemungkinan selesai tidaknya sadion tenis Jakabaring, saya teta optimis dengan mengumpamakan pembangunan lapangan tenis Kemayoran bisa selsai dalam waktu 7 buan. Yang penting ada dananya. Hambatan dana tidak ada, jadi apa masalahnya?
Waktu itu jam menunjukkan pukul 15.00, saya pergi kekantornya , ternyata sedang keluar kantor sewaktu makan siang belum kembali. Karena sudah tanggung , sayapun tunggu sambil ngobrol dengan salah satu staf dikantor tersbut. Tidak lama kemudian beliaupun datang. Dan ternyata dia masih ingat juga. Maka ngobrollah basi basi tanyakabar masing masing.
Ketika saya sampaikan masalah lapangan tenis Jakabaring yang pernah saya gunakan 6 kali ditahun 2013, diapun sudah tahu juga. Saya sayangkan lapangan tersebut tidak ada kegiatan. Langsung dia katakan masalah Pengda Pelti Sumsel. "Coba waktu itu saya dicalonkan sebagai Ketua Pengda Pelti Sumsel, tentunay keadaan berbeda. Dia katakan kalau sekarang justru dia pegang PSSI Sumsel." ujarnya sambil ngobrol dilobi kantornya sambil berdiri. Saya teringat sewaktu dulu ketemu sebelum pembangunan Jakabaring selesai sempat saya kemukakan masalah posisi ketua Pengda Pelti Sumsel, dia hanya katakan kalau dia sudah pegang Golf dan sepakbola. Jadi kesan saya waktu itu dia tak berminat. Sekarang jadi terbalik. Diapun kemukakan kalau dia punya program dan sanggup sediakan dananya sekalipun. Ya, begitulah keadaan sekarang sudah berbeda.
Nah, apakah saat ini kelesuan Pengda Pelti Sumsel yang masa kepengrusan baru akan berakhir tahun 2016 mau diberikan kepadanya? Ini masalah baru lagi, Tapi kembali kepada pelaku pelaku tenis di Sumsel sendiri Ketika dia tanya apa ada perlu tersendiri ketemu, saya hanya katakan kaau kunjungan ini hanya bersilahturahmi saja, sehingga diapun naik keatas kantornya dan saya kembali ke lapangan tenis yang letaknya dibagian belakang kantor tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar