Jakarta, 7 Juni 2015. Pagi ini saya ingin menonton turnamen Thamrin Cup International Junior Champs 2015 yang sedang berlangsung di lapangan tenis Kelapa Gading. Saya bisa hadir sebelum jam 09.00 dimana pertandingan final tunggal putri antara Rifanty Dwi Kahfiany melawan Naho Sato asal Jepang. Terlihat kedua petenis tersebut sedang pemanasan dilapangan utama.
Saya sedih sekali karena yang menonton bisa dihitung dengan jari. Ada 4 penonton peserta dari luar negeri dan dikursi tempat undangan masih kosong. Maka sayapun masuk kedalam lapangan untuk mengambil gambar Rifanty yang saya belum punya, khususnya di turnamen ini. Saya belum melihat petinggi Pelti DKI Jakarta
Setelah set pertama untuk Rifanty 6-3, sayapun pindah keluar lapangan bertemu dengan rekan rekan panpel dengan seragam kaos merah mudanya termasuk petinggi Pengda Pelti DKI Jakarta.
Saya iseng saja menanyakan kenapa tidak ada petinggi dari Senayan ikut hadir diacara final. Oleh rekan JS disampaikan kalau undangan sudah dikirimkan dan ternyata tidak ada satupun petinggi dari Senayan tersebut. Terlihat betapa kecewanya dia selaku penyeenggara turnamen.
Setelah itu mulai datang para tamu dan juga Ketua Pengda Pelti DKI Jakarta sebagai tuan rumah. Saya kaget juga ketika rekan JS langsung sampaikan kalau di running text di TV tercantum Pelti dibekukan oleh Menpora., Cerita ini diulang lagi ketika ada tilpon datang dari salah satu petinggi di Senayan langsung ke JS, terdengar kata kata seperti itu. Yaitu Pelti akan dibekukan. Disini ada tambahan akan dibekukan. Jadi belum dibekukan. Ditanya alasannya, karena tidak hadir diacara final Thamrin Cup 2015. Maka semua yang hadir ikut tertawa tawa mendengar ulah rekan satu ini.
Ungkapan ini diulang ulang jika ada tamu yang belum mendengarnya sehingga semua yang mendengar ikut tertawa tawa. Ini kelanjutan dari pembekuan PSSI oleh Menpora.. Bisa aja digunakan sebagai bahan lelucon diacara penting ini. Apakah karena sudah yakin betul pemenangnya petenis tamu bukannya tuan rumah.
Ungkapan ini diulang ulang jika ada tamu yang belum mendengarnya sehingga semua yang mendengar ikut tertawa tawa. Ini kelanjutan dari pembekuan PSSI oleh Menpora.. Bisa aja digunakan sebagai bahan lelucon diacara penting ini. Apakah karena sudah yakin betul pemenangnya petenis tamu bukannya tuan rumah.
Tetapi ada lagi lelucon atau bahan tertawaan, ketika selesai menerima telpon dan ada yang nyeletuk. " Udah damai ya " Tambah seru lagi ceritanya.
Suasana difinal ini bukannya menonton pertandingan final ganda putra yang berlangsung terakhir tetapi keluarlah uneg uneg dipertenisan nasional kita. Bahkan kembali cerita kemungkinan tipis dapat medali emas di SEA Games yang sedang berlangsung di Singapore. Pesimis para pembina yang hadir dengan melihat hasil undian diberegu putra maupun putri. Belum bicara diperorangan. Saya hanya katakan gak usah kawatir bola itu bulat. Langsung aja rekan HF sampaikan kepada saya kalau itu jawaban lama. dan sudah tidak berlaku lagi .
Saya sudah 2 kali hadir diacara final turnamen yang diselenggarakan oleh Pengda Pelti DKI, dan babak final tunggal tidak ada petinggi dari Senayan. Jadi tidak heran lah saya kalau mereka ini sangat kecewa atas perlakuan yang dianggap tidak ada perhatian kepada mereka selaku penyelenggara. Apalgi hanya satu kota. Jadi saya maklum saja kalau mereka semua pada kecewa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar