Ungkapan ini selalu disampaikan kepada masyarakat tenis di setiap pertandingan, khususnya jika berjumpa disetiap pertandingan Persami Piala FR baik di Jakarta maupun Bandung. . Kecewa terhadap siapa ? Ini pertanyaannya. Di setiap kegiatan Persami yang dilaksanakan , terlihat begitu anthusiasnya para orangtua petenis yang setiap saat membawa bahkan mengamati perjuangan putra dan putri dalam kegiatan baik latihan maupun ikut pertandingan. Coba ikuti saja dalam setiap turnamen tenis yunior, terlihat bapak2 dan Ibu2 yang mengantar putra atau putrinya, dengan setianya menunggu dari pagi sampai sore bahkan malam menemani putra putrinya. “ Sayang anak, begitulah ceritanya,”. Yang juga sebagai bentuk keajiban Orangtua
Disatu sisi begitu bangga terhadap kesibukan putra putrinya, tidak ada waktu lagi untuk menyeberang ke narkoba. Ini segi positipnya.
Disatu sisi begitu bangga terhadap kesibukan putra putrinya, tidak ada waktu lagi untuk menyeberang ke narkoba. Ini segi positipnya.
Disisi lainnya pengorbanan sebagai orangtua yang juga sudah disadari sebagai pengorbanan dan kewajibannya.
Dukungan bukan hanya financial saja tetapi dukungan jika sedang bertanding, bahkan banyak juga yang terlalu berlebihan memberikan dukungan di turnamen.Ini namanya over involved.
Kenapa kecewa ya. Ini sebagai ungkapan AFR melihat perhatian orangtua begitu besar. Dikuatirkan juga betapa kecewanya melihat hasil akhir di turnamen terhadap putra dan putrinya. Ada yang cuek, tapi ada juga terlalu keras. Apalagi kalau kalah, bisa bisa dipukulnya dengan tangan. Ini benar benar terjadi.
Kecewa pertama, tentunya melihat anaknya kalah. Kecewa berikutnya bisa jadi terhadap pelatih. Yang banyak berikan penilaian akan bakat anak bukan berdasarkan realita sebagai pelatih. Tidak semua pelatih bisa menilai prospek kedepan dari petenis yunior. Tergantung dari pengalaman maupun pengetahuannya. Janji janji muluk diberikan diawal pertemuan dan akhirnya jika tidak ada kemajuan dikatakan tidak berbakat. Inilah biangnya.
Kecewa berikutnya adalah kecewa terhadap klub kalau ikut klub.
Kecewa berikutnya adalah kecewa terhadap klub kalau ikut klub.
Kecewa selanjutnya terhadap Pelti. Baik di Pengurus Cabang/Kota/Kab Pelti maupu tingkatProvinsi dan Pusat. Kenapa bisa. Karena terlalu mengharapkan dukungan dari Pelti tetapi ternyata tidak didapatkan. Banyak sekali keluhan AFR terima atas kinerja Pelti baik tingkat kotamadya, provinsi maupun Pusat. Orangtua berpikir kalau induk organisasi berkewajiban membeayai putra/putrinya dalam mengikuti single event yang jelas jelas bukan mewakili daerah. Kalau diikuti maunya orangtua, tentunya Pelti akan bangkrut karena harus melayani begitu banyak petenis yunior yang ada.
Mereka tidak tahu atau tidak mau tahu kalau kewajiban Pelti hanyalah membeayai event yang mewakili kota, daerah maunpun Negara..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar