Bertugas sebagai Circuit Administrator Green Sands Satellite Circuit dari tahun 1989-1990 ada pengalaman yang menarik, dan baru AFR ungkapkan. Dengan sponsor PT. Multi Bintang Indonesia, Green Sands Satellite Circuit diawali putaran pertama di Surabaya (lapangan Brawijaya), putaran kedua di Semarang (lapangan Mugas), putaran ketiga di Bandung ( Eldorado dan Cicagra) ) kemudian seri Masters di Jakarta.
Kalau ada yang berkeinginan membantu petenis tuan rumah dengan berbagai cara. Yang kurang mendidik adalah kalau bermain kong kalikong dengan petugas wasit. Hal ini sangat kecil kemungkinan karena ada ITF Referee (Supervisor) yang selalu orang asing
Kalau ada yang berkeinginan membantu petenis tuan rumah dengan berbagai cara. Yang kurang mendidik adalah kalau bermain kong kalikong dengan petugas wasit. Hal ini sangat kecil kemungkinan karena ada ITF Referee (Supervisor) yang selalu orang asing
AFR punya trik tersendiri, yaitu melihat peserta asing banyak yang muda muda terutama dari Eropa di-akali dengan cara setiap malam diajak ke diskotik yang pasti mereka sangat suka sesuai jiwanya. Cukup minta ke Multi Bintang Indonesia free pass setiap hari di setiap kota Surabaya, Semarang dan Bandung. Mulai dari Surabaya setiap petenis asing diberikan free pass, dan ada keuntungannya mereka suka minum bir, ya Bir Bintang jadi naik omzet penjualannya. Bisa dibayangkan setiap malam AFR melayani mereka ke diskotik. Di Semarang seaktu berdisko ditegur dan dilarang oleh petugas disko karena tidak boleh berdisko dengan sejenis, harus lain jenis. Mereka kecewa, hanya bisa minum minum saja.
Di kota Bandung, saat itu malam minggu dan besoknya akan bertemu di final petenis tuan rumah (Daniel Heryanto ? ) melawan petenis asing.
AFR menawarkan free pass ke diskotik kepetenis asing tersebut. Saat itu petenis tersebut mau menolak, tapi karena dikatakan ini malam pemilihan Miss Bandung, padahal Miss Dangdut, dan cukup sampai jam 24.00 langsung pulang dan besok pertandingan diatur pukul 10.00, maka petenis asing tersebut sangat berminat. Akhirnya dia keasyikan dan pulang pukul 02.00 dalam keadaan setengah mabuk. Akibatnya esok harinya kalah.
Begitu juga sewaktu seri Masters di Jakarta, banyak yang muntah muntah dan terjadi All Indonesian Final di lapangan tenis Hilton. Selama kegiatan ini AFR tidak pernah mengajak petenis Indonesia.
AFR menawarkan free pass ke diskotik kepetenis asing tersebut. Saat itu petenis tersebut mau menolak, tapi karena dikatakan ini malam pemilihan Miss Bandung, padahal Miss Dangdut, dan cukup sampai jam 24.00 langsung pulang dan besok pertandingan diatur pukul 10.00, maka petenis asing tersebut sangat berminat. Akhirnya dia keasyikan dan pulang pukul 02.00 dalam keadaan setengah mabuk. Akibatnya esok harinya kalah.
Begitu juga sewaktu seri Masters di Jakarta, banyak yang muntah muntah dan terjadi All Indonesian Final di lapangan tenis Hilton. Selama kegiatan ini AFR tidak pernah mengajak petenis Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar