Pengalaman pertama mewakili Pelti dikancah tenis Internasional adalah ikuti Seminar Davis Cup bulan Oktober 1988.
Sehari setelah ikut penyelenggaraan eksibisi Michael Chang dan Slobodan Mecir di Istora Bung Karno, AFR terbang ke Bangkok dan Pattaya
Mulailah saat itu mengenal petinggi tenis dari Singapore (Uthrapathy), Filipina (Ajay Pathak), China ( Ren Yi), Australia ( Mike Daws), Hongkong (Ms. Pat Lee) yang sampai saat ini masih berkecimpung di pertenisan Asia kecuali Mike Daws sudah keluar pindah ke Basket Ball Australia.
Begitu juga petinggi ITF seperti Christopher Stokes (Director Commercial), MacCurrdy (Development) Dari ITF turun 2 petimgi dibantu satu tenaga staff ITF untuk selenggarakan Seminar Davis Cup yang dianggap perlu dilakukan karena persepsi atas peraturan Davis Cup bisa berbeda beda. Khususnya sponsorship yang cukup ketat.
Indonesia sewaktu menyelenggarakan Davis Cup Februari 1988 melawan Thailand (4-1) kena penalty dari ITF Masalahnya kelihatan sepele tapi sudah jelas melanggar aturan. Davis Cup regulation sudah jelas disebutkan peserta Pembukaan didalam lapangan tiap Negara hanya 4 pemain dan 1 kapten. Tapi saat itu rekan pengurus Yunus Yamani (Komite Tim Nasional) bandel, alasannya kenapa dinegeri sendiri tidak boleh, akhirmya dia ikut masuk upacara. Apakah ada yang melaporkan kejadian ini, tentunya tidak.
ITF selalu menerima foto2 pelaksanaan yang merupakan kewajiban tuan rumah untuk dikirim ke ITF.Dari foto yang dikirim terlihat jelas adanya pelanggaran Akhirnya Pelti kena denda ratusan dollar (lupa angka yang tepat)
Pertemanan dengan rekan rekan di Asia Tenggara tetap berjalan penuh terutama dengan S.Uthrapathy dari Singapore yang sempat menjadi President Tennis Association of Singapore dan berjalan terus dan menjadi tenaga full time di Asian Tennis Federeation sampai tahun 2005.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar