Tahun 1990 merupakan pertama kali ikuti turnamen tenis di Hongkong. Bukan sebagai pemain tetapi sebagai penonton. Kesempatan datang dan lihat permainan petenis Indonesia diluar negeri. Saat itu di Hongkong ada Kejuaraan Tenis Mahasiswa Asia dan dilanjutkan dengan Kejuaraan Tenis Asia.
Begitu hari kedua , saat AFR tiba di Victoria Park, tiba tiba pelatih Tintus Arianto Wibowo saat bersama Suwandi menyampaikan kalau ada yang cari. Waduh siapa ya kok masih ada diluar negeri cari AFR. Ternyata teman sewaktu masih sekolah di Ampenan Lombok, yaitu Ferry Thio yang kakaknya Henny Thio merupakan teman sekolah SMP.
Karena tidak ketemu saat itu, cuek saja. Bersama Tintus cari makan diluar yaitu restoran Indonesia. Masuklah disalah satu restoran Indonesia.Mendengar pelayannya berbahasa Indonesia, AFR bertanya kalau berasal dari mana. Jawabannya dari Lombok. Kebetulan sekali maka langsung ditanya siapa bosnya, yaa ternyata teman sendiri Ferry Thio. Tak disangka. Tapi tidak ketemu di restoran. Akhirnya malam hari datanglah Ferry ke hotel, bersama wartawan Sinar Harapan Harry Kawilarang yang istrinya masih masuk keluarga sendiri.
Begitu hari kedua , saat AFR tiba di Victoria Park, tiba tiba pelatih Tintus Arianto Wibowo saat bersama Suwandi menyampaikan kalau ada yang cari. Waduh siapa ya kok masih ada diluar negeri cari AFR. Ternyata teman sewaktu masih sekolah di Ampenan Lombok, yaitu Ferry Thio yang kakaknya Henny Thio merupakan teman sekolah SMP.
Karena tidak ketemu saat itu, cuek saja. Bersama Tintus cari makan diluar yaitu restoran Indonesia. Masuklah disalah satu restoran Indonesia.Mendengar pelayannya berbahasa Indonesia, AFR bertanya kalau berasal dari mana. Jawabannya dari Lombok. Kebetulan sekali maka langsung ditanya siapa bosnya, yaa ternyata teman sendiri Ferry Thio. Tak disangka. Tapi tidak ketemu di restoran. Akhirnya malam hari datanglah Ferry ke hotel, bersama wartawan Sinar Harapan Harry Kawilarang yang istrinya masih masuk keluarga sendiri.
Saat itu Indonesia mengirim atlitnya ikuti Kejuaraan Mahasiswa Asia adalah Joice Riana Sutedja asal Cirebon. Semua pihak di Tanah Air saat itu tahu kalau Joice itu tidak sekolah. Entah apa yang ada dibenak pembinaan PB Pelti sehingga justru Joice yang dipilih mewakili Indonesia. Di Hongkong tidak ada masalah. Jadi masalahnya dimana. Rupanya saat itu di Tanah Air jadi ramai dikalangan media massa. Terungkap kalau Joice Riana Sutedja dimuat dalam segala pemberitaan sehingga jadi bahan kritik oleh media massa. Ternyata yang mengungkapkan adalah Sekjen PB Pelti saat itu. Aneh juga ya, justru sumbernya berasal dari kalangan sendiri. Kok bisa terjadi. Semua yang hadir di Hongkong tidak ada yang tahu. Baru ketahuan setelah tiba di Bandara.
Kejutan kedua ketika AFR ditanya oleh petiugas Bea Cukai di Bandara Soekarno Hatta.. Pertanyaannya simple yaitu yang mana yang bukan mahasiswa. Waduh malunya itu, mana tahan !
Tidak ada komentar:
Posting Komentar