Jakarta, 1 Agustus 2009. Kegiatan pertenisan Indonesia maupun Internasional cukup tinggi frekuensinya sehingga petenis membutuhkannya sering lakukan traveling atau perjalanan keluar kota. Jikalau dengan Orangtua bukanlah masalah tetapi bagi petenis yang berjalan sendiri karena memungkinkannya maka diperlukan satu alat membantu memudahkan bagi perjalanannya . Alat itu biasanya adalah CREDIT CARD, yang sangat banyak ditawarkan oleh bank nasional maupun internasional. Saya kira banyak petenis Indoneia sudah memiliki Kartu Krdit ini. Untuk itu ada satu tip yang saya terima karena kesiapan menghadapi kejahatan tanpa disadari maka perlu saya ungkapkan disini.
KASUS 1
Ini yang terbaru. Orang- orang tanpa kita sadari sibuk mencari cara untuk menipu kita.
Seorang teman pergi ke klub fitness lokal dan meletakkan barang-baranya di liker. Setelah selesai berolah raga dia mandi, keluar, dan melihat pintu lokernya terbuka. Dia berpikir 'Lucu, mungkin saya lupa mengunci loker'.
Dia periksa dompetnya, kelihatan beres - semua kartu kredit ada di tempatnya.
Beberapa minggu kemudian tagihan rutin kartu kredit diterimanya - ada tagihan yang mencengangkan sebesar $14,000 (140 juta rrupiah) !
Dia segera menghubungi kantor kartu kredit itu dan marah-marah, berkata bahwa dia tidak pernah melakukan transaksi sebesar itu.
Petugas di sana kemudian melakukan pemeriksaan dan menurut data yang ada tidak ada kesalahan pada sistem. Petugas itu bertanya apakah kartunya dicuri orang.
'Tidak' katanya, tapi ketika dia membuka dompetnya, mengambil kartu kredit, dan yup - anda bisa menduganya - ternyata kartunya sudah ditukar. Yang ada di dalam dompetnya sekarang adalah sebuah kartu kredit dari bank yang sama yang sudah kadaluwarsa.
Seorang pencuri ternyata telah membuka paksa lokernya di klub fitness dan menukar kartu kreditnya.
Putusan : Penerbit kartu kredit berkata bahwa karena dia tidak pernah melaporkan kehilangan kartu kreditnya dari awal, maka dia harus membayar semua tagihan yang terhutang.
Berapa banyak dia harus membayar barang-barang yang tidak pernah dibelinya?
$9,000 (90 juta rupiah!) !
Kemudian mengapa tidak ada konfirmansi dari penerbit kartu kredit saat kartu itu digesek?
Pemakaian dalam jumlah yang kecil sangat jarang mendapatkan "tanda peringatan" dari beberapa penerbit kartu kredit.
Jumlah yang besar itu terjadi karena akumulasi dari pemakaian yang kecil secara terus menerus!
KASUS 2
Seorang laki-laki makan di restoran lokal dan membayar tagihannya dengan kartu kredit.
Kertas tagihan diantar, dia menandatangani, dan pelayanan melihat bon dan memberikan kartu kreditnya.
Biasanya dia langsung memasukkan kartu kredit itu ke dalam dompet. Tapi lucunya dia secara tidak sengaja mengamati kartu kreditnya, dan ternyata yang diterima adalah kartu kredit milik orang lain yang sudah kedaluwarsa.
Dia segera memanggil pelayan itu lagi dan pelayan itu tampak kebingungan.
Pelayan mengambil kartu itu, meminta maaf dan segera kembali ke kasir di ikuti pandangan mata penuh selidik dari pemilik kartu. Dia memberikan kartu kredit kedaluwarsa itu pada kasir, dan petugas konter kasir segera melihat ke bawah dan mengambil kartu yang sebenarnya.
Tidak ada kata-kata yang diucapkan --- sama sekali tidak ada! Pelayan mengambilnya dan memberikan pada pelanggan itu sambil meminta maaf.
Putusan : Pastikan bahwa kartu kredit di dompet adalah benar-benar milik anda. Periksa nama di kartu setiap kali anda menandatangani setiap lembar tagihan atau jika kartu anda dibawa pergi pelayan dalam waktu yang singkat.
Banyak orang langsung memasukkan kartu kredit ke dalam dompet bahkan tanpa melihatnya, karena beranggapan bahwa kartu itu memang miliknya.
DEMI KEAMANAAN ANDA, CIPTAKAN KEBIASAAN UNTUK MEMERIKSA IDENTITAS KARTU
KREDIT ANDA SETIAP KALI KARTU ITU ANDA TERIMA SETELAH MELAKUKAN TRANSAKSI!
* * * * *
KASUS 3
Kemarin saya pergi ke retoran pizza dan mengambil barang yang pesanan saya.
Saya membayar dengan kartu kredit Visa, yang tentu saya langsung terhubung pada akun pemeriksaan saya.
Anak muda yang berada di balik konter mengambil kartu saya, menggesek, dan meletakkan di meja konter untuk menunggu saya tanda tangan, dimana ini adalah sebuah prosedur standar.
Saat dia menunggu, dia menggambil hapenya dan mulai menelpon.
Saya memperhatikan hape itu karena saya juga punya dengan model yang sama, tapi tampaknya sedikit berbeda dengan yang ada di pasaran. Kemudian yang mendengar suara cekrek yang sama dengan bunyi telpon saya jika digunakan untuk mengambil foto.
Setelah tanda tangan selesai dia mengembalikan kartu saya kembali, sementara itu saya berpikir: 'saya rasa dia sudah mengambil foto kartu kredit saya'. Anak muda itu melakukan sebuah tipuannya dengan baik, tapi saya telah memperhatikannya.
Tanpa banyak bicara, begitu meninggalkan restoran pizza itu saya segera membatalkan kartu kredit saya.
Apa yang ingin saya sampaikan adalah berhati-hatilah terhadap sekeliling anda setiap saat. Kapan saja anda mempergunakan kartu kredit anda, selalu waspada dan jangan lengah. Perhatikan siapa yang berdiri di dekat anda dan apa yang mereka lakukan pada kartu anda .
Berhati-hatilah terhadap hape, karena sekarang ini umumnya hape sudah dilengkapi dengan kamera
Tidak ada komentar:
Posting Komentar