Jakarta, 14 Agustus 2009. Beberapa hari lalu tepatnya Selasa 11 Agustus 2009 setelah selesai ikuti pertemuan dengan Grace Lumenta membahas PNP , saya diajak oleh Christian Budiman mengikuti undangan KONI/KOI acara pembahasan tentang Olympic Youth Games 2010 di Singapore. Biasanya undangan seperti ini selalu ada disposisi dari Ketua Umum dan Sekjen PP Pelti siapa yang hadir. Tetapi berhubung keduanya sedang berada di Luar Negeri maka tidak ada disposisi, sehingga sewaktu hadir dalam rapat sudah harus bisa berpikiran seperti pemikiran Ketua Umum, yaitu berusaha bisa ikut Olympic Youth Games 2010 ini.
Ada paparan didepan Sekjen KOI, didampingi oleh Djoko Pramono dan Abdul Rauf, ternyata Olympic Youth Games 2010 itu persyaratannya cukup berat bagi induk orgnisasi bisa mengikutinya.Bukan hanya tenis tetapi cabang olahraga lainnya. Ada kualifikasinya sehingga secara jujur pula dikatakan oleh Djoko Pramono sangat berat bagi tim Indonesia. Yang jadi janggal jika Indonesia tidak kirim satupun atletya.
Mau tahu persyaratan peserta adalah untuk tenis kelahiran tahun 1992 dan 1993. Yang sangat memberatkan adalah minimal memiliki peringkat dunia ATP 450 untuk putra dan WTA 150 untuk putri. Membaca persyaratan ini saya agak terkejut karena ini termasuk yunior tetapi yang digunakan peringkat profesional bukan peringkat yunior. Tapi itu yang dipaparkan dan yang buat ketentuan bukan KOI tetapi IOC.
Sebenarnya malu juga ajukan permintaan agar tenis bisa ikut. Bisa dibayangkan untuk Olimpiade saja Indonesia sulit bisa ikut, kecuali melalui fasilitas wild card saja. Tetapi agar hadir tidak sia sia, sayapun ajukan permintaan wild card setelah mengerti persyaratan tersebut sangat sulit bisa tembus. Hanya itu upaya yang bisa saya lakukan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar