Palangka Raya, 16 Agustus 2009. Pertama kali datang ke Palangka Raya dan melihat lapangan tenis Sanaman Mantikai, saya cukup bangga karena lapangan ini mempunyai 6 lapangan. Suatu jumlah yang cukup banyak terdapat disatu Ibukota Provinsi dimana lapangan tersebut dalam satu kompleks. Pengamatan saya selama ini melihat kondisi lapangan tenis dengan jumlah lebih dari 4 di Ibukota Provinsi terdapat di Medan 9 lapangan(Sumatra Utara), Palembang 6 lapangan(Sumatra selatan), Padang 6 lapangan (Sumbar), Pontianak 5 lapangan (Kalimantan Barat), Samarinda 7 lapangan( Kaltim), Menado 8 lapangan (Sulut), Makassar 6 lapangan (Sulawesi Selatan), Palangka Raya 6 lapangan(Kalimantan Tengah), Surabaya 8 lapangan (Jawa Timur), Semarang 6 lapangan (Jateng), Bandung 6 lapangan (Jawa Barat), Jakarta 20 lapangan.
Berdirinya lapangan informasi yang saya terima sejak tahun 1983, tidak sekaligus 6 lapangan tetapi mulai 4 lapangan kemudian berkembang tambah 2. Kondisi 4 lapangan pertama cukup memprihatinkan. Ini lapangan dibuat dari granit. Jika sudah biasa melihat lapangan tenis dikota lainnya, maka kondisi lapangan Sanaman Mantikai sangat jauh dari persyaratan. Tetapi kenapa saya tetap bertahan agar tetap dilaksanakan turnamen Piala FR ini yang sudah 2 kali diadakan di tahun 2009. Karena saya mempunyai tujuan, agar dapat perhatian dari pemilik lapangan yaitu Pemerintah daerah setempat. Pengalaman saya dulu di Pontianak sewaktu bisa digelar turnamen nasional Khatulistiwa Open beberapa tahun silam (th 2003-2004). Kesempatan bertemu dengan Walikota Pontianak (dr.H.Buchary Abdurahman)yang sudah saya kenal sebelum jadi walikota. Bertemu langsung di lapangan tenis yang sedang ada eksibisi petenis nasional. Saya berinisiatip langsung meminta kepadanya satu turnamen nasional. Dan ketika mendapatkan respons positip, beliaupun bertanya mengenai kondisi lapangan tersebut apakah layak untuk menjadi tuan rumah Turnamen Nasional. Mendengar pertanyaan tersebut berarti sudah ada perhatian dari yang bersangkutan maka tidak boleh dilepaskan kesempatan ini. Langsung saya jawab bukan masalah, karena tentunya jika akan diselenggarakan tentunya tuan rumah akan berinisiatip untuk re-paint lapangan tersebut. Dan itulah yang terjadi.
Berita yang menggembirakan saya terima di Palangka Raya, kelihatannya sudah dapat respons dan sudah dimasukkan daam anggaran tahun 2010. Jika kita menghendaki perhatian Pemerintah tentunya selaku pelaku tenis harus buat program kegiatan sehingga bisa disiapkan oleh Pemerintah. Jika bicara soal pembibitan , saya melihat sendiri bagaimana pelatih Palangka Raya memberikan waktunya melatih di lapangan ini. Dan sejak saya masukpun terlihat animo peserta dari kota Palangka Raya sendiri mulai meningkat, belum lagi datang dari Sampit (Kabupaten Kotawaringin Timur), Pangkalan Bun, Barito Timur dll.Terlihat sekali petenis Kalteng haus akan turnamen tenis khususnya yunior. Kalau orangtua sebenarnya banyak juga yang main tenis di Palangka Raya.
Saya sendiri ketika berbincang bincang dengan petinggi Pelti setempat, berkeinginan selenggarakan suatu turnamen nasional yunior yang tentunya gaungnya lebih besar. Tunggu saja tanggal main, jika Tuhan menghendaki maka niat ini akan terwujud juga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar