Jakarta,9 Agustus 2009. Tepat pukul 11.00 hari ini berangkat dengan mobil ke kota Tegal, melewatkan waktu luang melepaskan kesumpekan kota Jakarta. Rasanya sangat perlu sekali refreshing keluar kota menikmati pemandangan sambil berwisata kuliner. Apa yang dicari selama perjalanan ke Tegal. Ada sate kambng cukp terkenal di kota Tegal yang disebut kota Bahari dipantai utara Jawa Tengah.
Bersama sama rekan Christian Budiman, Johannes Susanto yang keduanya sangat senang makan makan , padahal sudah opa2 semuanya.
Untuk makan siang, singgah dulu ke Karawang kampung Walahar menikmati pepes jamlang atau patin. Johannes mau tunjukkan tempat yang biasanya dikunjungi, sedangkan saya sendiri beberapa bulan lalu sempat menemui pepes jamplang tersebut yang terletak dalam satu lokasi. Setelah keluar dari pintu tol Karawang Timur, jalan terus sampai pada ujung jalan belok kekanan kearah timur. Melewati jembatan yang cukup besar ada petunjuk belok kekanan. Tetapi setelah berjalan kurang lebih 2 km, didapatinya kali bear didepan pabrik textil. Ketemulah pintu air, yang biasanya tempat yang saya pernah kunjungi harus belok kiri tetapi Johannes Susanto bilang harus terus. Berati tempatnya berbeda. Begitu ketemu tempatnya, kelihatan banyak kendaraan ditempat tersebut. Restoran H. Dirja, setelah parkir maka dipilihnya tempat dikedalam restoran, karena ada juga taman untuk lesehan diluar rumah utamanya.Tempatnya cukup rapi dan bersih berbeda dengan tempat yang satu lagi dengan nama Pepes Jambal Bapak EMIN.
Terlihat sedang dibawa ikan patin 3 ekor dengan berat 5 kg dan ada yang lebih dari 10 kg. Bisa dibayangkan betapa besarnya ikan patin yang hidup saya lihat.
Pesanan terhidang terdiri pepes ayam, pepes jambal atau patin, pepes jamur dengan lapanannya. Ternyata saya bisa melahap 3 bungkus pepes jambal atau patin. Memang rasanya berbeda dengan masakan lainnya.
Terlihat juga rekan rekan saya cukup lahap dengan pepes jambal tersebut. "Wah, saya mau bawa istri saya lain waktu kesini." ujar Christian dengan semangat melahap makanan tersebut.
Tidak lama kemudian muncullah petenis yunior Raheta Riki Andriansyah asal Purwakarta bersama Ibundanya, ikut bergabung bersama.
Cerita kembali ke masalah tenis, dimana Raheta yang sekarang menempati peringkat pertama PNP kelompok umur 14 tahun , baru selesai ikuti turnamen nasional tenis Bakrie BRI Blitar maupun Bakrie Pekalongan.
Mulailah rekan rekan memberikan nasehat untuk kemajuan Raheta di pertenisan 2009 . Oleh Christian diajurkan tetap pertahankan posisi PNP nomer 1 sehingga bisa terpilih dalam Seleksi Nasional KU 14 tahun di bulan Januari 2010. Saya cukup mendengarkan pembicaraan tersebut didengarkan pula oleh Ibunya.
Selesai menyantap pepes jambal tersebut, perjalanan dilanjutkan ke jalan tol menuju ke Tegal
Berbagai canda selama perjalanan ke Tegal sebenarnya sudah dihantui akan kemacetan didepan perjalanan. Ternyata perjalanan cukup mulus. Sebenarnya yang saya alami selama ini ke Tegal adalah setelah keluar dari Cirebon. Ternyata perjalanan agak lambat karena perubahan jalan yang satu arah menjadi 2 arah sehingga sedikit pelan jalan mobi, tapi tidak terhenti makan waktu.
Tetapi sewaktu memasuki Tanjung, jalan tetap mulus, hanya jalan dari arah Tegal ke Cirebon yang macet cukup panjang, sehingga Johannes Susanto minta besok pulangnya agak pagi saja menghindar macet tersebut.
Masuk kota Tegal sudah pukul 18.30 dan langsung cari hotel untuk mandi dan persiapkan makan malam sate kambng yang cukup terkenal di Tegal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar