2 Mei 2008. Baru satu peserta yang dinyatakan gugur di National ITF Level-1 Coaches Course yang berlangsung sejak 28 April – 3 Mei 2008 di stadion tenis Gelora Bung Karno Jakarta. Peserta satu satunya yang berasal dari Singaraja Bali telah kembali ke Singaraja karena harus menghadapi tugas berat tanggal 2 Mei 2008 dari Fakultas Ilmu Keolahragaan Univesitas Negeri Singaraja. I Ketut Budaya Astra menyampaikan maaf karena tidak bisa meneruskan disebabkan panggilan dari Fakultas tempatnya sebagao dosen.
Dari pengamatan ujian praktek kelihatan banyak juga yang harus mengulang kembali dan termasuk mantan petenis . Hal ini disebabkan karena dalam menjalankan praktek dilapangan tidak menggunakan system yang telah diajarkan. Seharusnya peserta bisa memberikan contoh sesuai step stepnya, tetapi banyak yang lupa atau tegang sehingga tidak sesuai urutannya.
Menurut August Ferry Raturandang setelah mengamati praktek dilapangan, ada yang menyampaikan langsung, gugup menghadapi penataran ini. Ini dimaklumi karena sebagian besar sudah lama meninggalkan bangku sekolah formalnya. Minim pengalaman, begitulah kiranya yang terjadi. Yang sangat penting adalah menyerap ilmu pengetahuan yang diberikan oleh tutornya.
Bagiakan buah simalakama bagi tutor, kalau telalu mudah memberikan kelulusan dikuatirkan kualitas pertenisan didaerah tidak ada peningkatan. Yang penting semua pelaku pelaku tenis didaerah memahami tujuan dari penataran pelatih ini adalah untuk peningkatan kualitas pelatih yang nantinya diakhiri dengan peningkatan kualitas tenis di daerah daerah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar