24 Mei 2008. Menjelang Pekan Olahraga Nasional XVII 2008 Kaltim permasalahan atlet tenis masih tetap belum selesai. Mulai dari perpindahan atlet dari satu daerah kedaerah lainnya masih belum tuntas. Tapi ada beberapa atlet yang sudah tuntas. Saat ini yang masih belum tuntas adalah Bella Destriana didaftarkan oleh Sumatra Selatan dan Kalimantan Barat. Masing masing pihak merasa benar, begitu juga opini pelatihnya maupun orangtua. Karena masalah ini didalam event PON yang dimiliki oleh KONI maka aturan yang diapakai adalah aturan yang dikeluarkan oleh KONI Pusat. Dalam hal ini olhe PP Pelti sudah dilemparkan ke Badan Arbitrase Olahraga ( KONI Pusat) untuk memutuskan. Begitu juga Dina Azwar didaftarkan oleh Sumatra Barat dan Kepri.
Technical meeting ajang pertemuan sebelum pelaksanaan pertandingan, sering digunakan oleh wakil wakil daerah untuk beradu argumentasi.Technical Meeting tenis di Pekan Olahraga Nasional XVI yang berlangsung di Pusdiklat PUSRI tanggal 30 Agustus 2004 sempat tersendat gara gara protes tim Jawa Barat. Persoalan ini muncul dalam technical meeting yang dipimpin oleh Technical Delegate August Ferry Raturandang didampingi Ketua Panpel tenis Z Fanani dan Referee Akhyar Matra ketika persoalan keabsahan atlit peserta putri khususnya Angelique Widjaja yang didaftarkan oleh Jawa Barat. Awalnya oleh Bunge Nahor wakil dari Kalimantan Barat diikuti oleh Wiyono Adi dari Kalimantan Timur meragukan kehadiran Angie di PON karena masih bertanding di turnamen Grandslam US Open. Kemudian peserta lainnya mengingatkan pula kejadian yang terjadi di PON yang lalu di Surabaya, Wynne Prakusya tidak bisa hadir karena ikut turnamen Grand slam diluar negeri. Ada yang mempertanyakan soal sign-in tetapi oleh peserta lainnya mengatakan tidak ada aturannya, dan hal ini diiyakan juga oleh Referee Akhyar Matra selaku penaggung jawab peraturan pertandingan. "Kami menjamin Angie akan hadir di Palembang dalam 3 hari lagi, " ujar Atet Wijono mengungkapkan komitmen Angie terhadap daerahnya Jawa Barat. Angie begitu kalah akan langsung pulang dan ke Palembang. Jaminan Atet sangat diragukan sekali oleh peserta karena saat ini Angie masih bertanding tunggal , demikian pula diperkirakan akan bermain ganda maupun ganda campuran. Angie akan bermain ganda di US Open yang dijadwalkan Kamis 2 September 2004. Jika kalah baru Jumat 3 September kembali dan akan memakan waktu 2 hari lagi baru sampai ke Jakarta yaitu Minggu 5 September 2004. Belum lagi adaptasi karena jetleg dalam perjalanan jauh Sedangkan jadwal pertandingan tanggal 5 September adalah semifinal beregu dan 6 September adalah final beregu baik putra dan putri dan juga mulai dari pertandingan perorangan. Sehingga dianjurkan saja Angie ikut perorangan saja. Tapi hal ini belum bisa diterima oleh Atet Wijono wakil dari Jawa Barat, tetap ngotot nama Angie diikutsertakan. Hal ini akan membuat persoalan dalam penyusunan seeding beregu. Nama Angie akan membuat tim Jawa Barat menjadi unggulan pertama. Jika tidak dimasukkan namanya maka Jawa Barat akan menjadi unggulan keempat. Melihat situasi pro dan kontra ini , akhirnya oleh Technical Delegate disampaikan kepada peserta apakah hal ini diserahkan sepenuhnya kepada PB Pelti saja yang memutuskan, dan kelihatannya peserta setuju saja. Setelah itu oleh August Ferry Raturandang sebelumnya mengatakan hasil pengumuman ini agar bisa diterima walaupun dianggap salah ataupun benar pesan dari PB Pelti. Saat itu suasana agak tegang dan semua diam ingin mendengar putusan apa yang akan dilakukan oleh PB Pelti. "Keputusan yang diambil adalah Angie tidak bisa ikut beregu tetapi masih mungkin ikut perorangan jika sudah hadir di Palembang." uajr August Ferry Raturandang. Saat itu juga Atet Wijono wakil dari Jawa Barat didampingi oleh kapten regu putri Meiske Wiguna dan kapten regu putra Alfred Raturandang mengajukan protes keras karena dianggap putusan sepihak. "Kami punya hak untuk banding," ujar Atet dan langsung oleh AF Raturandang disampaikan maksud dari putusan ini adalah untuk menjaga citra dari Pekan Olahraga Nasional dan tidak mau terulang kembali kejadian kejadian seperti PON yang lalu. Bukannya untuk mematikan atlitnya. Protes Jawa Barat diikuti pula bagi peserta lainnya yang ikut mendukung protes Jawa Barat. Bahkan menawarkan agar boleh ikut tetapi dalam penentuan seeding tidak diperhitungkan peringkatnya cukup pemain lainnya saja. Dan usulan ini banyak mendapat dukungan juga dari peserta. Akhirnya oleh AF Raturandang disampaikan kalau akan berkonsultasi ke PB Pelti dan menskor rapat selama 15 menit, ternyata sampai dengan 2 jam karena August Ferry Raturandang sibuk dengan telponnya ke Jakarta untuk menyampaikan protes dari Jawa Barat. "Saya hadir disini berdasarkan SK PB PON dan SK KU PB Pelti. Sehingga putusan PB Pelti harus saya sampaikan kepada peserta. Jika ada protes dan permintaan agar bisa diubah putusan itu maka saya harus sampaikan kembali kepada PB Pelti. Tidak bisa saya putuskan sendiri," ujar AF Raturandang yang kelihatan sibuk diluar gedung.
Setelah mendapatkan hasil konsultasi dengan PB Pelti, August Ferry Raturandang masuk kedalam ruang sidang untuk menyampaikan putusan tersebut. "Ternyata PB Pelti tetap dengan putusan semula yaitu tidak bisa ikut beregu dan masih ada kemungkinan main diperorangan asalkan bisa hadir di Palembang," kata Ferry dengan hati hati. Tapi saat itu juga wakil Jawa Barat Atet Wijono mengajukan kembali protesnya tidak menerima putusan yang dianggap sepihak. Kemungkinan Jawa Barat akan mogok mulai kelihatan sehingga saat itu Ketua Panpel Z Fanani mengajukan 3 opsi kepada peserta sidang dan ternyata menjadi 2 opsi saja yaitu Angi tidak bisa ikut beregu tetapi boleh ikut perorangan atau nama Angie tetap ada diberegu tetapi peringkatnya tidak diperhitungkan untuk penentuan seeding beregu. Saat itu juga August Ferry Raturandang keluar ruangan untuk berkonsultasi kembali dengan PB Pelti dan tidak mengikuti voting yang dilakukan oleh Ketua Panpel Z Fanani didampingi Referee Akhyar Matra. " Ini ada permintaan dari peserta sidang agar ada musyawarah dan mufakat saja dan PB Pelti menghendaki citra PON itu tidak dicoreng dengan kasus kasus seperti PON yang lalu. Kapan lagi kita menertibkan kalau tidak sekarang dan jangan sampai hal hal ini terulang kembali. Angie hanya tidak diperkenankan ikut beregu dalam PON karena belum berada di Palembang dan bisa mengacaukan seeding, bukannya melarang Angie ikut PON XVI," kata August Ferry Raturandang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar