16 Mei 2008. Udara pagi yang cukup terik membuat suasana Jakarta makin garang. Hal ini terbawa dalam diri AFR yang dalam perjalanan ke Senayan alami peristiwa yang tidak akan terlupakan. Pagi pagi sudah latihan tinju. Apakah sudah mau pindah profesi jadi petinju, bukannya tetap jadi petenis. Ini suatu peristiwa yang tidak disangka sangka diluar dugaan.
Disaat dalam perjalanan AFR dengan mobil menyenggol sepeda motor yang tidak disengaja atau tidak diketahuinya. Saat berjalan dengan pelan pelan , tiba tiba disamping mobil muncul pengendara motor yang beri tahu kalau AFR menyenggol motornya. Karena hanya menyenggol dan tidak ada yang rusak dan juga tidak merasa menyenggol maka pemberitahuan tersebut diabaikan sambil berjalan seperti tidak ada kejadian. Memang kehidupan di Jakarta cukup keras, kadang kadang digunakan modus untuk memeras yang bisa menjadi garong, maka pemberitahuan itu diabaikan. Disaat jalan macet di Permata Hijau, tiba tiba muncul serang laki laki yang beritahu kalau AFR tadi menyerempet motornya dan minta pertanggung jawabannya. Karena tidak merasa bersalah maka pemberitahuan itu diabaikan sambil adu argumentasi lebih dulu. Masing masing pihak merasa benar sehingga tidak mencapai titik temu. Akhirnya saking kesalnya maka kaca spion mobil AFR dipecahkan dengan tangannya sampai berdarah. Spontan saat itu AFR langsung keluar mobil dan langsung tanpa tanya menghajar pemuda tersebut dan dua kali pukulan masuk kekepala pemuda tersebut. Anehnya saat itu pemuda tersebut tidak melawan hanya merangkul, untuk menghindar atas serangan tangan kanan AFR. Ibarat petinju sedang bertarung di ring tinju. Untungnya saat itu AFR menggunakan sandal, jika gunakan sepatu tentunya akan keluar tendangan kakinya. Wah mau jadi atlit tinju (kick boxing). Semua kejadian diluar kesadaran AFR sampai bisa naik pitam. Kemudian muncullah petugas satpam memisahkan dan minta AFR meminggirkan kendaraannya karena arus lalu lintas cukup padat.
Kemudian munculah petugas lalulintas untuk menyelesaikannya dan semua diselesaikan secepatnya. Pemuda tersebut akhirnya minta maaf dengan tangan keluar darah..
Kemudian munculah petugas lalulintas untuk menyelesaikannya dan semua diselesaikan secepatnya. Pemuda tersebut akhirnya minta maaf dengan tangan keluar darah..
Kejadian ini terjadi dimana pemuda tersebut mau memotong jalan mobil AFR dan hal yang biasa terjadi dilakukan pengendara motor mau coba coba memotong didepan mobil, tapi tidak kena dengan AFR yang tetap berjalan terus dan kena roda depannya.
Setelah itu AFR merenung sejenak mengingat ingat kejadian yang baru terjadi. Kenapa bisa demikian karena selama kehidupan AFR belum pernah memukul atau berkelahi. Tapi setelah diingat ingat kejadian pertama berkelahi dalam kehidupan sewaktu masih duduk dikelas 5 SR (Sekolah Rakyat No. 3) di Singaraja. Terjadilah gulat dengan rekannya yang lebih besar. Kemudian terjadi tahun 1970 di Manado, AFR tidak siap dipukul oleh salah satu pemuda dan jatuh dan tak sadarkan diri. Baru sadar sudah ditempat tidur beberapa menit kemudian. Karena saat itu pemuda tersebut sedang merangkul dan dianggap rangkulan persahabatan dan tidak menyadari kalau itu strateginya untuk membuat lengah. Dan yang ketiga terjadi hari ini.
Wow, bisa juga jadi petinju. Sedangkan tidak pernah ikut olahraga bela diri kok bisanya menjadi petinju. Ini akibat sering nonton tinju professional di TV. Akhirnya hanya bisa menyesali kenapa bisa naik pitam atas ulah orang lain di tengah jalan. Beda dilapangan tenis tentunya bisa menahan emosi. Sadar kalau punya darah tinggi, tidak perlu meledak ledak ditengah jalan.
Memang ada yang kirimkan SMS untuk menantang adu tinju tetapi tidak dilayani.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar