24 Mei 2008. Ada keragu raguan atas kepemimpinan Referee untuk Kualifikasi PON XVII 2008 di Samarinda. Hal ini disampaikan oleh Hudani Fajri maupun Slamet Widodo tenaga Referee PON XVII 2008. Karena permintaan Panpel Kualifikasi PON XVII 2008 dari Pengprov Pelti Kaltim, sehingga ditunjuklah Referee Rohadi yang berasal dari Samarinda yang seorang wasit nasional tetapi tidak pernah menjadi Referee TDP Nasional. Alasannya cukup masuk akal karena peserta Kualifikasi PON lebih banyak dibandingkan peserta babak utama PON XVII 2008. Peserta PON XVII yang dilangsungkan di Balikpapan terdiri dari 12 tim putra dan 12 tim putri.
Permintaan agar menggunakan wasit lokal diajukan oleh utusan Pengprov Pelti Kaltim sewaktu berkunjung ke Ketua Umum PP Pelti. August Ferry Raturandang sendiri sewaktu rapat di Samarinda sudah menyampaikan kalau perwasitan selama kualifikasi dibantu juga oleh wasit wasit nasional yang berada diluar altim. Tetapi oleh Rudy Nurhadi yang mantan wasit nasional tetap ngotot agar tetap gunakan wasit local sehingga oleh Ketua Umum PP Pelti mengambulkan mengingat pembiayaan dan memberi pengalaman kepada wasit local. Sedangkan Referee Rohadi sewaktu di Samarinda didepan rekan2nya sudah menyanggupinya .
Setelah pertemuan dengan Ketua Umum PP Pelti, August Ferry Raturandang menelpon Rohadi menyampaikan penugasan ini. Kelihatannya yang bersangkutan kewalahan juga.
Hari ini sempat muncul pembicaraan antara Hudani Fajri, Zulkarnaen dan August Ferry Raturandang disekretariat PP Pelti. Karena Kualifikasi PON 2008 juga merupakan gawean PP Pelti sedangkan pelaksanaannya dihibahkan ke PengProv Pelti Kaltim, maka PP Pelti juga sudah harus membantu dan tidak lepas tangan. Harus diakui banyak trik trik bisa dilakukan oleh petenis Indonesia yang sudah berpengalaman disetiap TDP. Jika Referee tidak bisa mengantisipasi maka akan jadi bulan bulanan oleh pelatihnya.
Hari ini sempat muncul pembicaraan antara Hudani Fajri, Zulkarnaen dan August Ferry Raturandang disekretariat PP Pelti. Karena Kualifikasi PON 2008 juga merupakan gawean PP Pelti sedangkan pelaksanaannya dihibahkan ke PengProv Pelti Kaltim, maka PP Pelti juga sudah harus membantu dan tidak lepas tangan. Harus diakui banyak trik trik bisa dilakukan oleh petenis Indonesia yang sudah berpengalaman disetiap TDP. Jika Referee tidak bisa mengantisipasi maka akan jadi bulan bulanan oleh pelatihnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar