21 Mei 2008. Istilah “ kram “ sudah diketahui bahkan juga dialami oleh petenis maupun pelatih. Seringkali melihat pertandingan tenis ada saja yang gagal melanjutkan pertandingan atau kalah karena akibat kram atau kejang kejang otot. Bisa terjadi di perut bahkan dilengan maupun kaki. Tetapi banyak juga yang kurang paham sehingga seringkali dialami oleh petenis bahkan petenis nasional. Terakhir kali melihat petenis nasional kram sewaktu pertandingan Davis Cup 2008 di Senayan. Yang sebenarnya kram itu bisa dicegah bagi petenis.
Nah dimana permasalahannya. Biasanya dikatakan karena kurang latihan atau kurang pemanasan sehingga terjadi kram tersebut. Tapi lupa kalau salah satu penyebab kram adalah "dehydrasi".
Secara definisi dikatakan dehydrasi itu adalah gangguan keseimbangan cairan dalam tubuh atau juga disebutkan kekurangan cairan tubuh. Harus disadari kalau 60-70 % tubuh manusia itu terdiri dari air. Yang fungsi utama adalah mengangkut oksigen, elektrolit dan zat zat lainnya ke seluruh tubuh sehingga organ organ tubuh bisa berfungsi dan pergerakan badan dapat terjadi. Dengan kata lain kebutuhan organ organ tubuh dipenuhi oleh adanya air tersebut. Tubuh membutuhkan air untuk mengekalkan darah. Tubuh membutuhkan elektrolit yang terdiri dari garam yang lazim didalam darah . Jika kekuranga elektrolit maka kebutuhan tubuh akan berkurang. Bagaimana nasibya kalau tubuh kekurangan cairan. Maka kebutuhan makanan bagi otot akan berkurang.
Petenis dikenal sekali mempunyai pergerakan badan yang cukup tinggi sehingga menyebabkan peningkatan panas tubuh, sedangkan upaya tubuh menurunkan suhu tubuh adalah dengan keluarnya keringat. Sedangkan pengeluaran keringat yang banyak berakibat pengeluaran elektrolit bersama keringat seperti Natrium, Kalium maupun Chlorida.
Pengeluaran keringat menyebabkan penurunan berat badan 1 % menyebabkan peredaran darah ke jantung meningkat sehingga dapat menyebabkan gangguan secara psikologis.
Bagaimana gejala dehydrasi ?
Jika dehydrasi ringan, maka muka menjadi merah, kulit jadi panas dan kering, kurang buang air kecil, pening, lemah, sakit kepala, kekejangan di kaki maupun lengan bisa terjadi. Jika sudah lebih berat maka tekanan darah rendah, bisa pingsan, pernafasan menjadi cepat, kejang kejang otot di kaki, lengan terus ke perut dan belakang badan.
Petenis harus memperhatikan sekali pola makan dan minum baik sebelum pertandingan, selama pertandingan dan setelah pertandingan. Tidak sembarangan minuman bisa dilakukan karena beberapa minuman yang pantang diminum petenis. Seperti minuman yang mengandung caffeine( kopi, coca cola) tidak diperkenankan minum sebelum maupun setelah bertanding, karena minuman minuman ini bersifat deuresis atau penambah frekuensi kencing, yang terus menerus akan berakibat cairan tubuh makin banyak hilang. Dianjurkan juga gunakan pakaian yang menyerap keringat seperti pakaian dari katun. Dengan pakaian yang banyak menyerap keringat akan mencegah penguapan cairan tubuh.
Karena pengeluaran cairan tubuh meningkat maka dianjurkan selain minum air yang mengandung elektrolit yang dibutuhkan tubuh. Agar ada keseimbangan pengeluaran dan pemasukan harus sama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar