13 Mei 2008. Setiap petenis mengenal olahraga tenis melalui jalur yang sudah pasti yaitu melalui suatu pelatihan oleh pelatih . Pelatih mempunyai banyak peran dan tanggung jawab yang mempengaruhi kinerja dan perkembangan Atlet. Selaim mempersiapkan atlet untuk berkompetisi atau bertanding, pelatih juga harus mampu mengevaluasi atlet dan dirinya sendiri.
Banyak pihak menganggap bahwa kinerja pelatih dinilai berdasarkan kinerja atlet. Ini didasarkan asumsi seorang pelatih melakukan pekerjaan dengan baik jika atlet menang dan dianggap tidak baik bila atlet kalah dalam pertandingan. Kinerja pelatih tidak dapat direfleksikan dari penampilan atlet. Menilai kinerja pelatih seharusnya berdasarkan pada keseluruhan kegiatan pelatihan, dan bagaimana pelatih bertanggung jawab terhadap semua kegiatan pelatihan yang dilakukannya. Pelatihan merupakan seni dan ilmu. Karena itu pelatihan perlu kreativitas dan interprestasi tentang individu dan lingkungan.
Sudah saatnya pelatih mengacu kepada perkembangan dunia keolahragaan. Hanya pelatih yang menguasai Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) yang dapat membawa atlet mencapai prestasi yang diharapkan. Harus disadari pula kalau IPTEK tidak berdiri sendiri. Berkaitan dengan disiplin ilmu lainnya, berjalan harmonis untuk saling memberikan pengakuan keberadaannya. Tidak dapat disangkal lagi, pengetahuan tentang dasar dasar kepelatihan yang didukung dengan teknologi olahraga akan sangat menguatkan peran dan tanggung jawab pelatih,
Akibatnya, seorang pelatih sangat membutuhkan ilmu pengetahuan dasar dasar kepelatihan. Bagi yang tidak mengikuti atau tidak mengenalnya maka sulit akan berkembang disaat sekarang dunia tenis sarat akan ilmu pengetahuan.
Akibatnya, seorang pelatih sangat membutuhkan ilmu pengetahuan dasar dasar kepelatihan. Bagi yang tidak mengikuti atau tidak mengenalnya maka sulit akan berkembang disaat sekarang dunia tenis sarat akan ilmu pengetahuan.
Induk organisasi tenis yaitu Persatuan Tenis seluruh Indonesia selaku fasilitator menyadari penuh akan peranan pelatih yang sangat dibutuhkan dengan memberikan kesempatan mengikuti kepelatihan berjenjang dan berbobot berdasarkan syllabus dari International Tennis Federation. Saat ini di Indonesia telah dilaksanakan National ITF Level-1 Coaches Course dan juga ITF Level-2 Coaches Course. Pemerataan dilakukan mulai dari National ITF Level-1 Coaches Course 2008 di Jakarta pada tanggal 28 April – 3 Mei 2008. Dengan peserta yang cukup banyak yaitu 33, sebenarnya bisa lebih karena sudah menolak 10 calon peserta dari berbagai daerah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar