Balikpapan, 7 Desember 2012. Ada satu isue yang keluar datang dari rekan tenis terhadap AFR. Ini cerita miring yang muncul. Ada kesan kalau AFR suka mengadu adu satu turnamen dengan turnamen lainnya. Memang kalau kita ikuti TDP yang dikeluarkan PP Pelti ada saja turnamen yang dalam minggu yang sama berlangsung didua tempat atau kota yang berbeda. Mungkin dikaitakn dengan pelaksanan TDP RemajaTenis dalam waktu yang bersamaan diselenggarakan di dua kota. Bicara masalah RemajaTenis sebenarnya bukan masalah kalau diselenggarakan didua kota yang berbeda karena sebenarnya tujuan turnamen itu untuk beri kesempatan kepada petenis tuan rumah bertanding dengan beaya minim , tidak perlu keluar beaya akomodasi atau transportasi.
Dua TDP itu berlangsung bersamaan dengan kota yang berbeda sebenarnya bukan kebijakan AFR. Tetapi merupakan kebijakan Bidang Pertandingan PP Pelti. Masuk akal sebenarnya dilaksanakan didua tempat berbeda asal berbeda provinsi.
Ada saja keinginan penyelenggara agar turnamennya makin banyak pesertanya, sehingga maunya seluruh petenis Indonesia bertanding diturnamennya.
Padahal penyelenggara suka lupa justru makin banyak peserta makin ribet pelaksanaannya apalagi kalau diselenggarakan didua sampai 3 lokasi dalam kota tersbut. Bahkan ada yang sampai 5 lokasi. Mereka tidak mau belajar dari pengalaman sebelumnya. Seharusnya penyelenggara harus bisa belajar dari pengalaman sebelumnya sehingga bisa dengan mudah perbaikinya.
Secra logika, jika ada permintaan datang penyelenggara TDP dimana bersamaan dengan TDP lainnya maka sudah tidak bisa ditolak oleh PP Pelti. Berbeda dengan beberapa tahun silam dimana TDP itu masih bisa dihitung dengan tangan. Makin banyak turnamen makin baik untuk pengembangan tenis Indonesia. Kembali kepada olahraga individu seperti tenis, ego amsing masing lebih menonjol sehingga semua mau menang sendiri . Apalagi kalau liburan sekolah maka berebutanlah keinginan penyelenggara mengambil waktu yang sama. Satu saat semua turnamen yunior akan mengambil waktu diliburan sekolah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar