Jakara, 13 Desember 2012. Peristiwa pemecatan terhadap diri saya ini sudah saya duga hanya akibat dari kesalahan mereka sendiri sehingga saya mau dikambing hitamkan. Hal ini akhirnya terungkap ketika ada pengakuan dari salah satu rekan di Pekanbaru. Karena apa sampai saya mau dikambing hitamkan. Saya tidak lupa disaat awal Agustus 2012 saya di Jakarta terima telpon dari Sekretaris KONI Prov Sumatra Utara yang saya kenal. Dan ternyata salah satu rekan Ketua KONI Prov Sumut , mau bicara. " Bang , kenapa atlet saya dipakai oleh Riau." ujar pertanyaan John Lubis kepada saya. Sayapun katakan kalau sebagai TD tidak tahu menahu karena persyaratan peserta PON itu adalah KTP. Dikatakan pula kalau atlet Tito Parulian itu masih status atlet Sumut. Memang saya sudah tahu kalau ada pelanggaran aturan mutasi PON , tapi saya diamkan saja karena kenapa bikin masalah. Sayapun sampaikan kalau tidak usah dipermasalahkan karena saya selaku TD PON akan pusing dibuatnya, sebagai himbauan sebagai teman lama. "Kami mau protes. Biar tahu adat mereka ini." ujarnya kemabli. mendengar hal itu maka saya sebagai kepedulian agar tidak ada masalah maka saya informasikan kerekan rekan diPengprov Pelti Riau , ada 3 oarng mulai dari Sekretaris, Pembinaan dan organsiasi. Saya lega dapat jawaban kalau sudah diselesaikan, tai saya kurang yakin karena ungkapan rekan KONI Prov Sumut iu serius. Maka telankan lagi kepada rean saya di Riau ini agar hati hati jangan terlalu menggampangkan.
Setelah itu ada kasus lainnya adalah pemecatan anggota pelatda oleh Pengprov Pelti di Jawa peserta PON. Berita ini langsung diminta oleh orangtua atlet agar dipublikasikan, maka keluarlah berita ini di www.Remaja-Tenis.com. Maka untuk publikasi website ersbut sayapun iseng kirim sms agar dibaca oleh masyarakat tensi. isinya kurang lebih ... Mendekati PON makin panas, atlet dipecat ikutilah www.Remaja-Tenis.com." Ini saya sebar luaskan keseluruh masyarakat tenis . Ternyata tidak dibaca oleh Sekretaris Pengprov Pelti Riau.
Rupanya keseriusan KONI Prov Riau makin terlihat setelah melayangkan surat protes resmi ke PB PON. Sayapun sampaikan kepada rekan saya di Pelti Riau agar serius dan bertanya apa sudah baca aturan mutas. Dapat jawabannya belum. Waduh ini penyebabnya. Sayapun sampaikan kalau permintaan Sumut dipenuhi maka resikonya Tim Putr Riau tidak bisa ikut PON. Waduh, ribet jadinya. Dalam proses ini masuklah laporan ke Ketua Pelti Rau disebutkan kalau saya penyebabnya atau yang membongkar ke KONI Sumut, padahal KONI Sumut tahu dari daftar sementara peserta yang dikirimkan ke setiap KONI peserta PON. Walaupun keputusan tim keabsahan membenarkan status atlet Riau tersebut menyalahi aturan mutasi , saya lega saja karena akan memperlancar tugas saya di pekanbaru. Setelah diputuskan boleh ikut maka terbongkarlah kalau penyebabnya adalah masalah atlet tersebut. "Jadi benar juga saya mau dikambing hitamkan."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar