Balikpapan, 6 Desember 2012. Saat ini saya berada di Balikpapan dan masih tetap berkomunikasi dengan rekan tenis di Jawa. Kebetulan sempat ber sms dengan salah satu rekan tenis di Surabaya. Waktu itu sempat juga berkomunikasi dengannya melalui sms. Saya diberi saran masalah pelaksanaan RemajaTenis yang dianggap bagi dia kurang mendapatkan hati dari dia. Dari hasil berkomunikasi dengannya saya berlesimpulan kalau dia itu sering terlibat di kepanitiaan turnamen di Surabaya tetapi tidak mengerti masalah aturan turnamen nasional Pelti atau TDP (Turnamen Diakui Pelti). Ada usulan bagus darinya dan dianggap harus bisa diterima oleh turnamen RemajaTenis. Saran dia adalah selain mempertandingkan tungga juga ditambah ganda. Ketika itu juga saya sampaikan kalau turnamen 3 hari tidak mungkin ada pertandingan ganda atau double. Mau jawabannya membuat saya terkejut juga dan bisa menyatakan alau dia tidak ngerti turnamen. " Ok lah kalau memang bgitu..Nada nadanya memang susah menerima saran.Maaf." Langsung say balas " Asal tahu saja aturan TDP satu hari maksimum 2 pertandingan, jadi bukan tidak mau terima saran. Kalau bukan TDP mau buat atiran sendiri monggo."
Dari komunikasi ini saya sudah menduga banyak pelaku tenis yang belum atau tidak mengerti aturan tenis tersebut. Termasuk juga dengan aturan prize money di TDP Yunior. Karena belum lama ini saya mendapatkan informasi kalau ada satu TDP Nasional yunor diwilayahnya memberikan prize money kepada pemenangnya. Sedangkan penyelenggaranya adalah Pelti setempat. Kalau info ini benar maka terbukti dugaan saya masih banyak anggota Pelti yang tidak tahu atau tidak mau tahu masalah aturan prize money dilarang di turnamen yunior. Kekuatiran ini tetap ada dalam benak saya dan lebih gawat lagi kalau hal ini dibenarkan oleh petinggi Pelti Pusat sendiri. waduh gawat nih. Kasihan Ketua Umum PP Pelti yang baru.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar