Jakarta, 13 Desember 2012. Setelah satu persatu masalah bisa diatasi, sayapun sadar kalau ini belum bebas semuanya. Karena so pasti akan muncul lagi masalah masalah baru selama PON berlangsung. Sebenarnya secara pribadi saya mau marah tetapi karena saya ingat jangan sampai masalah lebih besar dikalahkan karena masalah pribadi. Jadi saya mengalah untuk menang. Saya melihat gaya kepemimpinan di PON ini agak jangal tidak seperti kalau saya memegan suatu turnamen. Sayapun minta izin kalau bisa berkomunikasi langsung dengan petuga spetugas tanpa melalui Ketua Panpel yang kelihatan sibuk atau menyibukkan diri saya kurang jelas.
Masalah berikut muncul. Ketika saya lihat scoring board manual yang disiapkan maka disini muncul masalah baru. Ternyata di scoring board yang dibeayai oleh dana PON, tetapi tercantum besar besar nama PENGPROV PELTI RIAU. Ini seperti judul dari suatu turnamen. Maka saya sampaikan kalau ini harus diganti. Diapun cuek aja dan anehnya diapun katakan sebagai berikut " Apakah ini sangat sustansial, silahkan ." ujajnya sambil lalu didepan anak buahnya. Ini dianggap tidak serius sedangkan saya anggap serius. Maka saya minta kepada anggota panpel yang ada agar diganti dengan buat dari karton saja tulisan PON XVIII 2012. Tetapi setelah beberapa hari tidak ada action. Ya maklum saja terlihat mereka takut karena harus tunduk dengan bsnya sendiri bukan dengan TD dianggap orang luar. Maka saya cari petugas perlengkapan dan sampaikan kalau dibuatkan saja tulisan PON XVIII 2012 sebagai pengganti tulisan Pengprov Pelti Riau. Sampai hari pertama belum ada tanda tanda dipasangnya. Saya sebenarnya bisa saja perintahkan agar dikeluarkan scoring board tersebut, karena ini wewenang saya selaku Technical Delegate (TD). Tapi emosi saya tahan agar lebih sabar. Untungnya hari kedua sudah terpasang. Lega hati saya melihat perubahan tersbut. Memang dasar bukan orang biasa buat turnamen sehingga tidak tahu tata cara turnamen sebagai mana lazimnya. Sampai dengan acara technical meeting sehari sebelum pertandingan dimuali saya belum diberikan seragam Panpel. Sayapun gunakan kaos saya sendiri. Sayapun sudah tidak tahan atas perlakuan ini, saya langsung bertanya sama petugas panpel lainnya dan dapat jawaban yang aneh. "Oh bapak belum dapat ya." Sompret juga ini Panpel, seharusnya tidak diminta dan kewajiban mereka berikan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar