Jakarta, 13 Desember 2012. Walaupun PON XVIII telah berakhir dibulan September 2012 lalu, ada satu hal yang masih dikenang bagi saya pribadi maupun sejarah tenis ataupun PON sendiri. Ini kejadian karena ulah dari orang yang sok tahu berorganisasi olahraga. Kejadiannya adalah saya selaku Technical Delegate cabor Tenis dipecat oleh Ketua Panpel Cabor Tenis PON XVIII Riau. Aneh tapi nyata.
Kejadiannya yang saya tidak lupa sewaktu itu hari Minggu 26 Agustus 2012 saya terima telpon sewaktu sedang berada digereja. Ada miscall datang dari Soebroto Laras Sekjen PP Pelti. Karena didalam gereja saya silent telpon seluler saya. Ada pesan singkat yang minta segera dia dihubungi. Setelah berjalan jalan dengan anak dan kedua cucu di mal Puri Kembangan kurang lebih jam 12.00, saya baca sms tersebut. Sayapun kontak dan diminta hubungi Sukirno yang sekretaris Pengprov Pelti Riau dan juga Ketua Panpel Tenis PON XVIII karena ada masalah. Segera saya hubungi yang bersangkutan. Dikatakan ada ketidak puasan dari atasannya terhadap cara kerja saya selaku Technical Delegate PON XVIII. Ini sudah saya duga, dan saya sampaikan kepadanya agar tulis surat saja secara resmi ke PP Pelti yang telah mengutus saya selaku Technical Delegate.
Benar juga hari Selaas 28 Agustus 2012 , PP Pelti terima surat resmi dengan letter head Pengprov Pelti Riau. Isinya adalah meminta agar saya diganti selaku Technical Delegate. Hal ini tidak diungkapkan dalam pembicaraan pertelpon sebelumnya. "Masih ada dusta diantara kita."
Setelah itu PP Pelti oleh Sekjen dikirim balasan yang intinya tidak bisa terima permintaan tersebut karena alasannya tidak masuk akal, apalagi PON sudah minggu depan akan dibuka. Saya ketawa melihat bentuk surat ini karena kesan saya memang orang ini tidak tahu berorganisasi. Karena letter head Pengprov Pelti Riau tetapi yang tanda tangan adalah Ketua Panpel Tenis PON XVIII Riau 2012.
Sayapun tenang tenang saja, dan hari Sabtu 1 September 2012 saya terima telpin dari rekan tenis di Pekanbaru yang beritahu kalau hari ini Rapat dikantor Pengprov Pelti Riau dipimpin dia, dan hasilnya cukup mengejutkan sekali. Kalau saya selaku Technical Delegate dipecat olehnya. "Wah gawat nih, cilaka nih. Semua fasilitas dicabut." ujar rekan saya dari Pekanbaru tersebut. Dikatakan pula, " Biar dia datang sebagai penonton saja." Karena saya kuatir masalah akomodasi di Pekanbaru akan penuh karena ada PON XVIII ini. Saya langsung kontak hotel hotel yang sebelumnya dalam rapat terakhir Panpel PON XVIII di awal Agustus 2012 semua Technical Delegate menginap di hotel Labersa. Ternyata nama saya tidak ada, kemudian saya hubungi beberapa hotel yang saya kenal. Juga tidak ada nama saya. Sayapun tidak hilang akal saya hubungi teman saya itu agar carikan hotel lainnya agar saya bisa menginap saja. Bahkan ada rekan tenis dari Jakarta yang sudah pindah ke Pekanbaru, Ivan Tulis. Saya minta bantuan agar jemput saya dan cari sama sama penginapan tersebut. Rencana yang sudah dijadwalkan say tiba tanggal 2 September 2012. (berlsambung) .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar