Palembang, 30 Desember 2012. Dari terjun langsung ke lapangan maka akan didapatkan masukan masukan dari masyarakat tenis didaerah khususnya tentang kebutuhan putra dan putrinya. Ada juga bertemu dengan salah satu pengurus Pelti didaerahnya baik itu tingkat Cabang atau Daerah. Saya selalu sampaikan kepada mereka tentang kebutuhan atletnya, yaitu turnamen. Menstimulir mereka agar diadakan turnamen didaerahnya. "Coba Anda pikirkan, berapa beaya yang dikeluarkan oleh Saudara selama ikut turnamen di Palembang ini." ujar saya memberikan problem dengan tujuan agar mereka bisa mulai terbuka cara berpikirnya. Ada yang bawa 10 atlet ke Palembang, belum lagi pelatih maupun orangtuanya. "Jika 10 atlet @ Rp. 1 juta, maka keluar Rp. 10 juta." ujar saya lagi agar mereka diberikan contoh. "Nah dengan beaya Rp. 10 juta Anda serahkan kepada saya maka saya bisa buat turnamen RemajaTenis di kota Anda, yang menikmati bukan 10 atlet saja tetapi bisa lebih banyak apakah 30 ataupun 50 lainnya." ujar saya. Inilah keuntungan jika buat turnamen dikota masing masing.
Salah satu orangtua menyampaikan keluhan keluhan terhadap rekan saya di daerahnya dibelahan paling ujung Sumatra yang menangani tenis. Mereka sampaikan kalau dulu RemajaTenis pernah minta diselenggarakan dengan nominal beaya . Jawabannya adalah dengan dana tersebut mereka bisa buat 4 turnamen yang sama. Hal ini diungkapkan kepada orangtua petenis. " Ternyata mereka tidak pernah buat turnamen sama sekali." ujarnya berapi api . Ya, begitulah kalau termasuk golongan OMDONG. Memang harus diakui adalah pola pikir lebih baik kirim atlet keluar daerah dengan dana dari daerah sehingga bisa menikmat dana tersebut, daripada dana tersebut dibuat didaerahnya. Cara pikir seperti ini yang harus dirubah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar