Jakarta, 14 Desember 2012. Perjalanan saya mempersiapkan Pekan Olahraga Nasional (PON) XVIII 2012 di Pekanbaru cukup banyak ceritanya. Begitu juga ketidak mulusan akibat dari pergantian personil selaku Technical Delegate. Saya memangku jabatan Technical Delegate itu baru mulai 1 Januari 29012 sesuai surat KONI Pusat. Sebelumnya jabatan ini dipegang rekan saya sendiri.
Sewaktu saya datang pertama kali selaku TD yang baru saya sempat meminta kepada Ketua Panpel PON XVIII cabor tenis untuk mengumpulkan anggota Panpelnya. Waktu itu ada acara KONI di Pekanbaru yaitu Rakernas KONI saya hanya bertemu dengan Ketua Panpel dan salah satu rekan yang juga masuk dalam kepanitiaannya. Waktu itu saya pikir sudah terbentuk anggota Panpelnya. Ternyata hanya 3 nama saja yang sudah ada SK Gubernur Riau. Kemudian sewaktu ada acara Sirkuit Nasional Tenis di Pekanbaru sebagai ajang uji coba lapangan PTPN-V, saya sempat meminta agar dikumpulkan seluruh anggota Panpel
Ternyata sulit terkumpul karena belum siapnya Ketua Panpel menyusun anggotanya. Saat rapat pertama sesuai permintaan saya karena sudah tinggal 3 bulan belum terbentuk anggota Panpel nya. Kesannya baru cari cari anggotanya. Ini tanda tanda ketidak beresannya, yang berakibat disaat hari H nya nanti.
" Saya perkenalkan diri saya sesuai dengan SK Ketua Umum KONI Pusat selaku Technical Delegate yang baru. Suka atau tidak suka mohon dihormati SK ini. "ujar saya kepada seluruh rekan rekan yang hadir. karena saya tahu rekan2 ini masih terpaku dengan TD yang lama. " Saya tahu komunikasi Anda masih ada dengan TD yang lama." ujar saya pertegas." Tolong hentikan komunikasi tersebut, karena sayalah yang resmi disini." ujar saya. Kemudian saya sampaikan kalau banyak rekan saya di Jakarta yang berkeinginan kedudukan ini. Bahkan saya katakan sampai malam ini saya masih terima semacam "teror" disampaikan melalui telpon seluler kepada saya. Begitulah ungkapan saya kepada mereka. Ini sebenarnya sindiran saya saja kepada rekan yang tahu masalah ini. Tentunya bagi yang lain hanya bengong saja.
Disinilah dikatakan kalau saya tidak disukai oleh rekan rekan di Pekanbaru. Menurut saya yang tidak suka itu hanya 2-3 orang saja. Kenapa bisa begitu? Sebenarnya masalah yang harus diketahui kalau saya itu anti terhadap jual beli atlet sedangkan tuan rumah PON sudah melakukan beli atlet melalui "calo" yang juga oknum di Pusat. Inilah masalahnya. Saya teringat pula sewaktu saya datang bulan Februari 2012 dalam Rakernas KONI Pusat di Palembang, saya hubungi rekan saya di Pelti Riau sekedar basa basi kehadiran saya. Kemudian oleh salah satu rekan saya melaporkan kepada atasannya tentang kehadiran saya selaku petinggi Pelti. Didapat cerita seperti ini. " Musuh atau teman dia." ujarnya disampaikan teman saya ini. Ini ada ceritanya. Karena dalam forum rapat resmi disana dilaporkan oleh rekan saya di Jakarta kalau saya menghambat pembelian atlet tersebut. Inilah masalah sebenarnya. Karena bagi mereka ini prestise lebih baik dari pada prestasi. Sehingga berpikiran pendek saja dalam membina atlet. "Ya gua musti bilang wow gitu"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar