Balikpapan 28 Oktober 2008. Memasuki kota Balikpapan mengingatkan persiapan Pekan Olahraga Nasional XVII Juli 2008. Kompleks tenis yang cukup megah dan menjadi kompleks olahraga terbaik di Indonesia. Walaupun dengan 7 lapangan terbuka dan 1 lapangan stadion terbuka sehingga sangat layak digunakan untuk event tenis internasional. Kesibukan kesibukan sebagai persiapan pembangunan lapangan sudah dilakukan di tahun 2007, kemudian beberapa kali berkunjung ke Balikpapan di tahun 2008 untuk melihat hasil pembangunan kompleks lapangan tenis , apakah layak atau tidaknya digunakan untuk PON XVII.
Tetapi setelah PON XVII selesai memasuki bulan ke 3, ternyata penyelesaian pembangunan belum selesai juga. Terutama finishing dari stadion terbuka masih dalam pengerjaan . Begitu pula dengan penghijauannya kelihatan tidak ada kemajuan berarti. Harus diakui penghijauan ini butuh waktu lama karena penanamannya dengan tanaman yang sangat pendek sekitar 1 meter. Ini butuh waktu sekitar 3-4 tahun baru bisa terlihat penghijauannya. Jikalau saat awal penanamannya dengan pohon yang besar besar maka kondisinya sudah lebih baik lagi. Tidak gersang. Udara Balikpapan memang lebih panas dibandingkan dengan Jakarta. Maklum kota minyak tentunya lebih panas. Dan dekat khatulistiwa.
Kelebihan Provinsi Kalimantan Timur khususnya tenis adalah memiliki kompleks tenis di Samarinda ( 6 lapangan), Balikpapan (8 lap), Tarakan ( 5 lap indoor) dan Tanjung Selor (Bulungan) jika dibandingkan provinsi lainnya. Disamping itu pula dalam rangka persiapan PON XVII, Kaltim disibukkan dengan perhelatan internasional, seperti turnamen Women's Circuit di Balikpapan, Tarakan dan Tanjung Selor. Tetapi masih ada kekurangannya yaitu belum ada turnamen skala nasional. Tahun 2008 kota Tarakan mulai merintis sebagai tuan rumah Turnamen Nasional yunior diakhir Nopember 2008.
Dari fasilitas lapangan yang cukup megah di Kalimantan Timur ini, hanya kota Samarinda yang belum ada kegiatan kegiatan skala nasional maupun internasional. Kesempatan menjadi tuan rumah event internasional masih terbuka yaitu pelaksanaan Davis Cup by BNP Paribas antara Indonesia melawan Kuwait tangal 6-8 Maret 2009. Stadion tersedia sudah memenuhi persyaratan internasional seperti lapangan di Balikpapan. Sebagai tuan rumah sebenarnya lebih ringan dibandingkan jika melaksanakan event Women's Circuit.
Tugas tuan rumah adalah menyediakan lapangan, hotel , tenaga ITF Referee, 2 wasit internasional (White Badge), dan hakim garis.
Diperkirakan beaya yang harus ditanggung adalah honor ITF Referee (US$ 1,000), honor 2 wasit white badge (dari Indonesia) sekitar Rp. 4 jt, hakim garis bisa gunakan wasit2 Kaltim, akomodasi dari ITF Referee (5-6 hari), 2 wasit white badge(sekitar 4-5 hari) dan transportasinya ke Balikpapan. Untuk akomodasi pemain Kuwait ditanggung oleh tim Kuwait. Sedangkan akomodasi tim Indonesia sebaiknya ditanggung tuan rumah sejumlah 4-5 kamar selama 1 minggu.
Sebagai tuan rumah bisa mencari sponsor sendiri untuk menanggulangi beaya beaya tersebut.
Secara pribadi, August Ferry Raturandang berkeinginan terjun langsung mengadakan turnamen Persami Piala Ferry Raturandang ataupun TDP kelompok yunior di Samarinda ataupun Balikpapan. Masalahnya sampai saat ini kesulitan berkomunikasi dengan Pelti Samarinda.
Apakah mungkin keinginan ini bisa terealiser ? Ini semua tergantung kepada masyarakat tenis Kaltim, jika ingin menjadi Pusat Olahraga Nasional , kini tiba saatnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar