9 Oktober 2008. Suatu pertanyaan muncul disaat mempersiapkan turnamen tenis yunior Piala Ferry Raturandang ke 57 di Singaraja Bali. Salah satu SMS yang diterima dari anggota Pengcab Pelti di Bali muncul di telepon seluler August Ferry Raturandang. " Persami bulan ini melibatkan Pengcab Pelti Buleleng kan ?" demikian bunyi SMS tersebut. Langsung dijawab kalau kegiatan ini sudah dilaporkan ke Pelti Kabupaten Buleleng.
Turnamen tenis yunior memperebutkan Piala Ferry Raturandang ke 57 tanggal 25-26 Oktober 2008 di lapangan tenis Bhuana Patra dan Undeksha Singaraja Bali.
Ada lagi satu SMS masuk mengenai informasi diterima kalau turnamen ini khusus untuk petenis Kabupaten Buleleng. Hal ini dibantah, karena turnamen ini terbuka untuk seluruh petenis baik dari Bali maupun luar Bali.
Hari ini dalam percakapan dengan Teddy Tanjung selaku Direktur Turnamen Sportama, disampaikan kalau sewaktu pelaksanaan turnamen Sportama di Surabaya, menerima keluhan dari Pelti setempat ( tidak disebutkan Pengkot atau PengProv Pelti). "Kenapa tidak dilibatkan Pelti setempat." demikian kira kira keluhan tersebut.
Oleh August Ferry Raturandang ditanyakan maksud dari melibatkan. Dijawab oleh Teddy Tanjung , mereka hendaki agar masuk dalam kepanitiaan. " Oh itu tidak perlu. Bukan kewajiban penyelenggaraan untuk memasukkan nama nama mereka. Ini bukan ketentuan Pelti. Hanya keinginan rekan rekan saja. Kemungkinan mereka bukan anggota Pengurus Pelti."
Harus diakui banyak petinggi Pelti didaerah masih belum mengerti tugas dan tanggung jawabnya dalam kegiatan kegiatan pertenisan di Indonesia. Pelti selaku fasilitator dan regulator sangat penting diketahui. Menurut August Ferry Raturandang sering kejadian seperti dialami oleh Teddy Tanjung terjadi juga dalam pengalaman August Ferry Raturandang sewaktu mensosialisasi Mini Tenis dan Persami di Pontianak didepan Pengcab Pelti Pontianak dan Pengda Pelti kalbar (tahun 2000)
Sewaktu itu disampaikan masalah Persami sesuai dengan panduan PB Pelti bisa dilaksanakan oleh pribadi, klub , badan usaha maupun Pelti sendiri. Sebagai fasilitator , dengan melibatkan masyarakat tenis langsung akan meringankan beban dari Pelti. "Tetapi petinggi didaerah justru menghendaki agar mereka dilibatkan. Maksud dilibatkan adalah masuk dalam panitia. Ini beaya juga , yang sebenarnya tidak perlu. Seharusnya Pelti yang ikut membantu sehingga sukses pelaksanaannya. Yang ngotot waktu itu salah satu anggota Komite Pertandingan Pengcab Pelti Pontianak yang tidak ada kegiatannya. "
Khusus mengenai TDP (Turnamen Diakui Pelti), ada kewajiban untuk meminta pengakuan ke Pelti, dan Pelti yang akan mengatur Referee dan asisten Referee. Dan pelaksana TDP harus mengikuti aturan yang dibuat Pelti termasuk bayar Sanction Fee. Sebagai contoh ringan yang harus diperhatikan adalah warna spanduk di backdrop lapangan tidak diperkenankan warna PUTIH dan KUNING atau warna yang MENYOLOK MATA. Yang lainnya adalah penggunaan bola pertandingan harus official ball Pelti dan petugas DOKTER sudah harus stand by dilapangan setiap hari. Turnamen belum boleh jalan kalau dokter belum ada.
Oleh Teddy Tanjung sendiri mengakui hal seperti ini perlu disosialisikan keseluruh daerah.
August Ferry Raturandang memilih Singaraja sebagai tempat selenggarakan Piala Ferry Raturandang ke 57 ini mempunyai alasan mendasar. Sempat pula dimintakan oleh pencetus Bintang Seri Harmony Ginting agar turnamen ini dijadikan saja Bintang Seri namanya. Tetapi oleh August Ferry Raturandang berkeinginan agar di Singaraja kegiatan turnamennya harus ada dulu. Dirintis oleh Piala Ferry Raturandang yang mempunyai nostalgia dari keluarga Raturandang-Montolalu. "Saya belajar tenis di Singaraja, karena ayah saya dulu petenis dan pelatih di Singaraja. Dan lapangannya masih utuh . Kalau tidak salah namanya lapangan Yudistira. Turnamen ini merupakan ungkapan terima kasih keluarga kami kepada Kabupaten Buleleng atau Bali." Setelah berhasil maka terbuka kemungkinan selenggarakan Bintang Seri di Singaraja.Dikataka pula selain turnamen ada keinginan selenggarakan coaching clinic ditempat tersebut, dengan datangkan pelatih dari Jakarta. Alfred Henry Raturandang selaku tutor pelatih sudah bersedia membantu, karena Alfred juga belajar tenis di Singaraja.
Kepada lfred yang juga adik kandung, disampaikan kalau sebagai keluarga Raturandang sebaiknya kita ikut bertanggung jaab atas pertenisan di Singaraja khususnya dan Bali umumnya. Alasan disampaikan karena mengenal tenis justru di Singaraja. Kalau mengingat dulu kala, ada surat yang ditujukan kepada ayah JA Raturandang pernah dengan alamat Raturandang Bali, toh sampai juga. Karena ibukotanya Singaraja bukan Denpasar. Ini kejadian benar yang tidak bisa dilupakan.
Keinginan August Ferry Raturandang selenggarakan turnamen tenis Piala ferry Raturandang ditahun 2009 diprioritaskan di 3 kota yang belum lancar Persaminya yaitu Singaraja, Mataram (NTB) dan Manado. Ketiga kota tersebut merupakan kota yang tidak bisa dilupakan karena pernah berdomisili dan aktip sebagai petenis yunior. Sedangkan kota Surabaya maupun Bogor yang juga pernah tempat sekolah , belum masuk dalam agendanya. Karena kegiatan tenis di Jawa sudah cukup gencar. Kegiatan di jakarta maupun Bandung tetap dijalankan sebagaimana biasanya.
August Ferry Raturandang menyampaikan kepada Teddy Tanjung agar melirik juga keluar Jawa selenggarakan Sportama Tournament. Karena fasilitas olahraga tenis cukup memadai, seperti Palembang, Medan, Padang, Samarinda, Makassar, Manado, Balikpapan, Singaraja, Denpasar, Mataram.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar