Senin, 27 Oktober 2008

Petenis Bali minim pengalaman

Singaraja, 26 Oktober 2008. Dari hasil pengamatan terhadap peserta turnamen Piala Ferry Raturandang-57, terlihat masih kurang berpengalaman di turnamen. Hal ini diakui pula oleh orangtua dari petenis Karang Asem.
"Kami berterima kasih kepada Om Ferry, mau datang ke Singaraja. Artinya saya bisa menghemat banyak dalam pengeluaran. Daripada main keluar Bali yang butuh duit banya lebih baik bertanding di Bali saja."

Dari pembicaraan dengan orangtua, banyak keluhan datang terhadap peran serta Pelti didaerah masing masing. "Jangan tergantung ke Pelti. Ini anjuran saya. Lebih baik konsentrasi latihan anak sendiri. Jika berhasil tentunya dibutuhkan membela daerah atau kota masing masing maka Pelti kota/kabuaten akan menggunakan petenis tersebut. Pelti sekarang bukan Pelti seperti dulu. Sekarang fungsinya hanya sebagai fasilitator, regulator."ujar August Ferry Raturandang. Selama masih yunior maka tanggung jawab ada di orangtua masing masing. Jika ingin adakan turnamen tidak perlu minta bantuan dana ke Pelti. Kumpulkan saja dari masing masing orangtua. Misalnya bisa terkumpul Rp 5 juta, bisa saja selenggarakan turnamen tenis. kenapa tidak." ujar August Ferry Raturandang memberikan masukan dan motivasi kepada orangtua peserta turnamen Piala Ferry Raturandang-57 di lapangan Bhuana Patra Singaraja Bali.

Disaat petenis andalan tuan rumah bertanding sempat muncul celoteh dari salah satu orangtua. "Anak sombong sekali. " ujarnya. Langsung oleh August Ferry Raturandang disampaikan wajar saja kalau selama didalam lapangan harus sombong untuk menambah percaya diri. Tetapi jika sudah selesai bertanding harus kembali rendah hati.

Tidak ada komentar: