15 Oktober 2008. "Loe datang dong main tenis hari Rabu pagi." ini undangan yang selalu dilemparkan oleh rekan Christian Budiman. "Jangan hanya kalau ada turnamen Wismilak Nostalgia baru loe main tenis." Kedua kalimat diatas ini sering dilemparkan oleh Christian Budiman kepada August Ferry Raturandang, karena dikenal pemain setahun sekali main tenis.
Selama ikuti Turnamen Nostalgia Wismilak dilapangan Embong Sawo sejak Agustus tahun 2002 sampai dibongkar, August Ferry Raturandang sudah tiga kali mendapatkan hadiah pemenang. Christian sering dicandai oleh August Ferry Raturandang. "Loe tiap hari latihan, sedangkan gua hanya kalau ada turnamen, tetap aja tidak menang menang, lihat gua selalu dapat hadiah." Ini fakta yang menyenangkan dan sering membuat rekan rekan lainnya terheran heran.
Hari ini August Ferry Raturandang memenuhi undangan tersebut, muncul pukul 07.00 kelapangan No. 4 Gelora Bung Karno. Saat itu terlihat sedang bermain Diko Moerdono berpasangan dengan Sasmita melawan Djoko berpasangan dengan Aliang. Masalah bola OUT dan IN sering jadi masalah. Inilah kesenangan tersendiri bisa dilimpahkan dilapangan untuk melepaskan beban didalam pikiran. " Adu hilangkan stress lah".
Hadir pula rekan rekan lainnya seperti Rizal, Bambang dan Slamet Utomo.
Diko Moerdono sepertinya sudah kewalahan tarik nafas. "Udahlah Dik, berhenti aja. Ntar loe jatuh gimana." ujar Djoko. " Waduh kalau Diko jatuh nggak ada lagi yang mau nyiksa dia dilapangan. " ujar August Ferry Raturandang.
Kemudian giliran August Ferry berpasangan dengan Bambang melawan Slamet Utomo dan Christian Budiman, ternyata August Ferry Raturandang/Bambang kalah 2-6. "Maklum udah lama tidak bermain." ujar August Ferry Raturandang.
Oleh Diko dikatakan kalau yang main seperti kakek kakek adalah August Ferry Raturandang. " Dia itu latihan setahun sekali." ujar Diko
"Loe datang kesini untuk main tenis 'kan. Bukannya atletik. Ngapain musti lari lari." ujar August Ferry Raturandang yang memang kalau main tenis terkenal malas lari atau tidak bisa lari.
Setelah selesai latihan, August Ferry Raturandang menantang Christian Budiman bertanding single. "Gila loe Fer mau lawan Chris." ujar Diko. Kesempatan untuk keluar keringat yang membuat August Ferry Raturandang lebih suka main single daripada double, biar keluar keringat. "Siapa takut."
Pertandingan yang dikuatirkan rekan rekan lainnya karena sering kejadian orang kena serangan jantung dilapangan tenis, seperti yang dialami oleh Soebronto Laras yang sebenarnya ikut latihan tetapi hari ini sedang diopname di RS Meditra, karena Angina Pectoris.
"Chris main 2 set saja , tanggung." ujar August Ferry Raturandang membuat rekan rekan lainnya kaget juga. "Udah lah paling paling set kedua loe kagak bisa terusin."
Pertandinganpun berlangsung dan set pertama August Ferry Raturandang secara perlahan bisa unggul 5-0. Kemudian mulai pelan pelan juga Christian yang sering main dropshot didepan net membuat August Ferry Raturandang yang tetap mencoba mengejarnya hanya memukul angin.
Kondisi Christian Budiman yang jauh lebih muda ( 60 th) secara perlahan mengejar angka sehingga angka menjadi 5-5, dan terlihat August Ferry Raturandang mulai mengulur ngulur waktu mencari nafas. Ternyata berhasil juga August Ferry Raturandang menang set pertama 6-5. "Loe liat tuh, gua bisa kalahkan Chris."
Set keduapun berlangsung, disaat angka menunjukkan 4-4, August Ferr Raturandang yang menggunakan arena ini sebagai tempat latihan lari, mencoba mengejar bola yang ditempatkan diujung kanannnya ternyata kaki kanan tidak bisa menahan larinya dan jatuh berguling guling dilapangan dan bolanya berhasil di lob kebelakang dan masuk. Christianpun tidak tahu kalau August Ferry Raturandang sudah jatuh. "Gimana bola masuk atau keluar ?" Ternyata bola lob itu masuk dalam lapangan. "Tidak percuma usaha."
"Gila loe main pake jatuh jatuh dilapangan." sambil tertawa melihat ulah permainannya. Akibatnya dengkul kanan berdarah dan pakaian penuh tanah. Langsung baju dibuka karena penuh tanah.
Ternyata set kedua Christian menang 6-4. Karena sudah capek, pertandingan set ketiga tidak diteruskan.
Setelah itu diajaknya makan sop kambing di Menteng bersama Slamet Utomo dan Christian Budiman. "Enak juga ya. Gua udah lama tidak makan sop kaki kambing. Lebih enak lagi karena nggak bayar."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar