7 Oktober 2008. Pertama kali sebagai tuan rumah turnamen tenis internasional yunior Asia/Oceania (closed) grade B-1 di Balikpapan mempunyai pengalaman baru lagi. Karena selama ini Indonesia sudah sering sebagai pelaksana turnamen internasional yunior mulai dari Grade 5 kemudian menjadi 4 ( Thamrin Cup, Oneject,Solo Open,Widjojo Soejono Semen Gresik) dan terakhir Grade 2 Salonpas International. Aturan yang dilakukan semua sama.
Asia/Oceania (Closed) ini ternyata hanya bisa diikuti oleh petenis berwarganegara atau memiliki passport Asia dan Oceania. Disamping itu pula keuntungan mengikuti turnamen ini adalah poin ITF Junior World Ranking lebih besar dibandingkan dengan Grade 2 yang telah ada di Indonesia.
Banyak pertanyaan yang masuk karena ketidak tahuan aturan yang belum jelas. Seperti juga aturan turnamen lainnya, maka nominasi nama nama peserta harus melalui National Association. Ada yang berpikiran kalau turnamen ini merupakan wakil negara seperti team competition. Padahal turnamen ini merupakan individual event sehingga terbuka untuk seluruh petenis melalui National Associationnya.
August Ferry Raturandang menerima banyak email ingin ikut serta dari petenis India yang semuanya ditujukan ke All India Tennis Association (AITA). Tapi sampai kemarin siang, belum ada satupun pendaftaran yang dikirimkan oleh AITA. Sehingga hal ini ditanyakan langsung ke Asian Tennis Federation. Dan oleh Director ATF, Ajay Pathak dijawab kalau tetap tidak diterima kalau tidak ada rekomendasi dari AITA. Untungnya sore hari August Ferry Raturandang menerima email dari PF Montes dari AITA. Masuklah nama nama 25 putra dan 19 putri. Ini berarti setiap negara bisa kirimkan sebanyak mungkin nama nama peserta. Ini membuka kesempatan petenis tuan rumah ikuti turnamen Asia Oceania (closed) Grade B-1 di Balikpapan yang direncanakan tanggal 27 Oktober - 2 Nopember 2008.
August Ferry Raturandang menerima keinginan salah satu petenis yang berdarah campuran Denmark dan Indonesia tetapi memegang passport Denmark. Melihat ketentuan ini dan besar keinginan ikut sertanya, August Ferry Raturandang melayangkan email ke Ajay Pathak (ATF). Ternyata mendapat jawaban tetap kalau harus passport patokannya. Tetapi diakhir email membuka kesempatan ikut serta. Karena disebutkan kalau petenis tersebut akan menjadi WNI masih terbuka keikut sertaannya.
Hari ini August Ferry Raturandang menerima telpon dari salah satu orangtua petenis berdarah campuran tersebut, yang mengatakan kalau menurut UU Perkawinan atau Kewarganegaran yang baru di Republik Indonesia terbuka peluang memiliki 2 passport. " Apakah benar UU ini, ataukah masih RUU sehingga belum bisa diterapkan." Ini suatu pertanyaan lagi sehingga harus mencari tahu ke ahli Hukum Indonesia."
Setelah itu August Ferry Raturandang menilpon rekannya seorang pengacara Herry Kairupan SH mencek kebenarannya. " Indonesia tidak mengenal dwi kewarganegaraan. jadi tidak betul apa yang dikatakan itu." ujar Herry.
Kalau membaca email dariATF , disebutkan kalau mau menjadi WNI masih boleh ikut tetapi bukan berarti memegang 2 kewarganegaraan.
Kemarin ( 6 Oktober), siang dicek nama nama yang mendaftarkan diluar petenis India tersebut ternyata hanya sedikit yang masuk sedangkan size of draw 64 babak utama maupun babak kualifikasi, sehingga langsung SMS kepetenis ataupun orangtua dan pelatih yang ada, beritahu masi terbuka peluang bagi petenis Indonesia. Karena kalau babak utama akan ditanggung hospitality.
Mengenai aturan ini ,sempat ada beda pendapat dengan Harmony Ginting yang bertemu August Ferry Raturandang, masalah peserta turnamen Asia Oceania closed ini. Yang menurut Harmony Ginting ada perbedaan antara residence dan citizen seperti disebutkan dalam aturan ITF sendiri.
"Terus terang sejak duduk sebagai Wakil Sekjen PP Pelti, saya tidak pernah baca kembali aturan aturan turnamen tenis internasional. Jadi banyak tidak tahunya. Sehingga masih menggunakan aturan aturan lama sepanjang ingatan saja. Nanti saya akan baca kembali aturan aturan turnamen tersebut."
Susan Soebekti SH sendiri selaku Direktur Turnamen Asia Oceania (closed) ini datang ke Sekretariat PP Pelti untuk mencek peserta yang masuk sedikit kecewa karena diperkirakan pesertanya akan melebihi 64 dan juga ada kualifikasinya. Banyak hal yang ditanyakan sehingga ada keinginan meminta August Ferry Raturandnag ikut datang hadir di Balikpapan dalam acara tersebut.
"Kalau begitu mau minta Pak Ferry datang juga ke Balikpapan. Nanti saya sampaikan ke Panitia." ujarnya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar