Solo, 7 Maret 2009. Makan hati dan makan nasi sebagai kebutuhan jasmani sudah merupakan santapan sehari hari selama berada dikota Solo,yang dikenal sebagai City never sleep.
Semalam santap malam di restoran Diamond. Berbagai macam makanan tersedia tetapi saya menghindar dari karbohidrat dan memilih protein habati dan protein hewani sehingga cukup kenyang dan membuat tidur lebih awal tidak eperti biasanya selama berada di Solo. Tidur pukul 22.00 dan bangun pukul 04.00, setelah itu tidak bisa tidur lagi.
Pukul 07.30 panggil ahli pijat dari tim Indonesia asal Surabaya, Adi yang datang kekamar, karena kaki sudah capek sekali.
Hudani Fajri dan Christan Budiman mengajak ikut bersama ke Pasar Klewer untuk shopping batik sebagai oleh oleh. Sayapun meolak karena ingin meneruskan istrahat. Keduanya diantar oleh Irsyad salah satu pembina tenis di Solo karena keduanya tidak tahu jalannya. Waktunya cukup karena hari ini pertandingan mulai pukul 12.00.
Merekapun pergi tanpa saya. Ditengah jalan, Christian terima telpon dari Diko Moerdono. "Dani dan Ferry, dipanggil Soebronto Laras, penting sekali " ujar Christian sesuai pesan dari Diko Moerdono. Sedangkan Hudani langsung berubah pikiran ke Pasar Klewer ditunda karena takut dimarahin kalau tidak ikuti pesan tilpon tersebut. " Waduh, ini mau dimarahin atau kasi duit ya !" kata Hudani ke Christian.
Setelah kembali ke Hotel Novotel Christianpun sibuk mau bangunin saya sesuai pesan Diko tersebut. Sedang enak-enaknya mau tertidur, tiba tiba kamar digedor keras sekali bikin orangpun terbangun. "Fer, loe sama Dani diminta ke kamar Soebronto Laras, kelihatannya penting sekali." ujar Christian yang sebenarnya berniat baik , takut tidak disampaikan berita atau permintaan ini. Tapi sayapun sedang enak enaknya mau istrahat, langsung bertanya siapa yang bilang. Begitu dikatakan kalau yang pesan itu Diko Moerdono , langsung sayapun ambil selimut menutupi seluruh badan. Christianpun kaget juga melihat reaksi saya ini brtentangan dengan keingiannya dan karena kuatir disalahkan dan melihat saya justru tidak bangun malahan tidur terus langsung wanti wanti agar ikuti permintaan tersebut. Dalam hatipun saya ketawa, ular mau dikadalin. Akhirnya Christianpun kembali kelobi hotel Novotel tidak berhasil meyakinkan saya untuk ketemu Diko dan lapor kalau saya tidur terus. Apa yang terjadi, Diko berlagak telpon Soebronto Laras didepan Christian seolah olah permintaan itu benar benar adanya. Christianpun tambah gelisah, dan ingin menolong saya agar tidak ribut nantinya.
Christianpun belum sadar kalau sedang dikerjain oleh Diko bahkan merasa salah kalau saya tidak bangun dari tempat tidur. Akhirnya Diko ngaku sadang ngerjain.
Siang hari saya ke lapangan Manahan ketemu Diko, langsung ketawa. "Loe bisa aja ngerjain Dani dan Christian." ujar aaya sambil tertawa, dan Dikopun tertawa terbahak bahak. Dasar dodol semuanya.
Ketemu Christian dan Hudani terus ikut tertawa mengingat ingat kejadian tersebut. "Gua salut ama loe , kok bisa punya feeling mau dikerjain." . Hudanipun ngyeletuk, kalah jam terbang sama Om Ferry. "Ember dilayani."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar