Jakarta, 9 Maret 2009. Perjalanan menyusuri lintas selatan untuk kembali ke Jakarta bersama sama Hudani Fajri, Christian Budiman cukup menggembirakan awalnya karena sepanjang jalan semua yang dilihat pemandangan hijau, tidak ada kekeringan sama sekali. Sawah dengan padi yang menguning sepanjang perjalanan, dibandingkan jika melintasi pantura. Tetapi akhir perjalanannya cukup melelahkan karena tiba di Jakarta jam sudah menunjukkan puku 02.30 pagi. Kenapa bisa demikian, karena mulai dari KM 89 di tol Bandung- Jakarta, kendaraan mulai tersendat sendat , alias macet. Perut sudah mulai bernyanyi , mau masuk tempat peristrahatan di tol, tidak bisa masuk. Bisa dibayangkan tidak bisa masuk karena ditutupi kendaraan yang antre mau masuk. Akhirya pukul 01.00 masuk ke KM 42 masuk tempat peristrahatan dan acri rumah makan Padang. Ternyata makananpun sudah habis, dan sisa telor, kikil dan sayu saja. Terpaksa apa yang ada bisa menutupi kebutuhan jasmani dimakannya pula. Nasi hangat cukup membuat makanpun jadi hangat. Macet juga sudah dirasakan sewaktu memasuki Bandung, tepatnya di Naggrek. Mobil anre sampai 4 baris.
Sewaktu perjalanan dari Solo, menyempatkan diri singgah ke lapangan tenis Dadaah untuk bertemu dengan rekan rekan tenis dilapangan tenis tersebut. tepat pukul 18.00 tiba di lapangan. Rencana singgah ke Tasikmalaya ini untuk memberikan satu raket baru kepada salahs atu petenis asal Bandung yang baru menetap di Tasikmalaya. Panggilannya Rara, yang awalnya berlatih di lapangan tenis Caringin, Bandung.
Ketemu juga rekan rekan dari Pelti Kota Tasikmalaya dan Pelti Kabupaten Tasikmalaya. Semapt pula menerangkan pengembangan tenis kepada mereka yang juga ada yang sebagai sekretaris Pelti Hadi Purnama. " Dani, tolong terangkan tentang Mini Tenis dan Play & Stay kepada mereka," ujar saya kepada Hudani Fajri yang juga Wakil Ketua Bidang Pembinaan Prestasi Daerah PP Pelti, yang selama ini sebagai pelatih Mini enis.
Sayapun minta agar mereka aktip buat kompetisi khususnya untuk yunior. Sambutan merekapun cukup baik, hanya waktunya saja , saya dan rekan rekan tidak bis alama lama walaupun diajak makan malam. Karena perjalanan masih panjang ke Jakarta.
Selama perjalanan mulai dari Solo, bertiga menyempatkan diri singgah ke Kebumen, tepatnya Desa Krakal. Bertemu dengan Kepala Desa Krakal Drs. Angkodo B yang juga mantan wasit tenis dan pelatih tenis di Jakarta. Angkodopun kaget bisa dikunjungi oleh rekan rekan dari Jakarta khususnya yang dari kalangan tenis Indonesia. Semapt minum kelapa muda hijau (untuk obat) dan diantarnya ke tempat wisata air panas didesa tersebut. Jalan masuk kedesa ini cukup bagus karena diaspal dengan baik.
Tempat wisata ini lain dari yang lain, air panas dan asin rasanya,tidak ada bau belerang sama sekali. Disiapkan kamar kamar semuanya disaat tiba disana sudah penuh dan yang tunggu giliranpun masih banyak. Tapi kami semua diberi kesempatakn merasakan air panas tersebut tetapi tidak untuk mandi.
Gantian pegang setir mobil dengan gaya khas masing masing. "Christian kalau bawa mobil terlalu sopan." ujar saya kepada teman teman.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar