Jakarta, 18 Maret 2009. Suasana Rapat Anggota Tahunan KONI 2009 yang berakhir hari ini semakin panas saja. Terlihat saat itu sewaktu laporan Komisi 2 yang membidangi Pembinaan melaporkan rekomendasi komisi 2 tentang Pekan Olahraga Nasional, muncul pertanyaan datangnya dari utusan KONI Provinsi Kepulauan Riau (KEPRI) yang tidak simpatik membuat merahnya telinga KONI Provinsi Kalimantan Timur yang diwakili oleh Ketua Umum KONI Provinsi Kaltim. Tudingan dari KONI Provinsi Kepri masalah pelaksanaan PON XVII 2008 Kaltim ada berbau main mata antara Tim KONI Pusat dan tuan rumah. Langsung saja Ketua Umum KONI Provinsi Kaltim (baru terpilih) interupsi minta klarifikasi tudingan tersebut. Langsung pimpinan sidang Rita Subowo meminta agar semua pihak menahan diri.
" Masalah olahraga sebaiknya diselesaikan dengan bahasa olahraga." ujar Rita membuat kagum peserta Rapat lainnya. Saya yang duduk bersama Soebronto Laras, Martina Widjaja letaknya tidak jauh dari meja KONI Provinsi hanya bisa memantau dari jauh saja.
Setelah acara semua selesai ,dan sudah ditutup oleh Ketua Umum KONI/KOI Rita Subowo, semua peserta berjalan kedepan untuk memberikan selamat kepada Ketua Umum KONI/KOI dan Sekjen KONI Pusat Rosihan Arsyad maupun wakil Ketua Umum KONI Pusat Sri Sudono, sayapun memperhatikan dan merasakan adanya suasana tidak beres jikalau keduanya bertahan.
Sebelumnya terlihat Ketua Umum KONI Provinsi Kaltim mencari dimana letak meja tim Kepri ini padahal letaknya dideretan sama dengan KONI Prov. Kaltim, 8 baris dibelakangnya sehingga tidak terlihat.
Disaat semua sudah berjalan kedepan, tim KONI Prov. Kaltim masih tetap berdiri tapi tetap ditempatnya. Datanglah rekan KONI Provinsi Kepri , anak muda badan tegap maju menghampiri KONI Provinsi Kaltim , terlihat mau berjabat tangan , tetapi salah satu anggota KONI Prov. Kaltim tidak menerima uluran tangan tersebut, sempat terdengar kalau mau memukulnya. Saat itu saya menunggu reaksi dari Sekretaris KONI Prov. Kepri apakah bereaksi atau tidak. Akhirnya diapun pergi ke Ketua Umum KONI Provinsi Kaltim mengulurkan tangan seperti minta maaf tapi juga tidak diterimanya. Sayapun berbisik kepada Soebronto Laras untuk melihat kejadian berikutnya apa yang akan terjadi.
Untungnya , uluran tangannya diterima juga.
Begitulah kejadian yang luput dari perhatian peserta lainnya. Sewaktu muncul pertanyaan dari Sekretaris KONI Provinsi Kepri, rekan rekan dari induk organisasi lainnya yang duduk disamping saya juga kurang setuju dengan cara cara dilakukan Sekretaris KONI Prov.Kepri tersebut. Sayapun juga sependapat, caranya tidak tepat lagi karena event PON XVII sudah selesai dan dinyatakan sudah berhasil tetapi masih diungkit ungkit dengan cara kurang simpatik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar